26 Hektare Lahan Terbakar di Kumpeh Ulu Sudah Padam, 128 Personel Berjibaku Padamkan Api
Kebakaran lahan di Desa Sipin Teluk Duren, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muarojambi hingga Minggu (4/8) masih belum padam.
TRIBUNJAMBI.COM - Kebakaran lahan di Desa Sipin Teluk Duren, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muarojambi hingga Minggu (4/8) masih belum padam.
Data terakhir luas lahan terbakar diperkirakan mencapai lebih kurang 36 hektare.
Kebakaran di Desa Sipin Teluk Duren terjadi sejak sepekan lalu.
"Upaya pemadaman masih kita lakukan. Tim pemadam dari BPBD, TNI, Polri, Manggala Agni, Perusahaan dan masyarakat ikut membantu semua. Data sementara yang kita terima 26 hektarenya sudah dapat dipadamkan,” sebut Kepala BPBD Kabupaten Muarojambi, M Zakir, kemarin.
"Tapi ketika ada angin masih ada api-api kecil dan asap yang muncul. Tetap masih kita pantau lokasi yang sudah padam itu," sambungnya.
Sabtu lalu dua unit helikopter untuk water bombing, didatangkan dari Palembang, Sumatera Selatan.
Heli tersebut mendarat di Bandara Sulthan Thaha, pada Sabtu pukul 10.30 WIB. Heli MI8 MTV Reg EY 225 dilengkapi dengan bamby bucket berkapasitas 4.000 liter air.
Satu lagi adalah helikopter tersebut bertype AS 355 F1 Reg PK - RTM.
Setidaknya ada sekitar 128 orang yang ikut terlibat dalam pemadaman ini. Sementara itu, dalam kesempatan ini
M Zakir meminta kepada seluruh masyarakat Kabupaten Muarojambi untuk tidak melakukan pembakaran hutan ataupun lahan.
Sebelumnya diberitakan Pemkab Muarojambi menggelar rapat penangangan karhutla.
Salah satu poinnya adalah berkordinasi dengan BPBD Provinsi Jambi untuk dilakukan water booming.
Hal ini mengingat kondisi lahan terbakar merupakan lahan gambut dengan kedalaman mencapai 7 meter.
294 Sumur Bor
Penyelamatan ekosistem lahan gambut di Provinsi Jambi akan dikawal Perda. Menyusul setelah disahkanya Ranperda tentang tata kelola lahan gambut oleh DPRD Provinsi Jambi, Sabtu (3/8).
Sekda Provinsi Jambi, Muhammad Dianto, menyebut dengan adanya Perda ini Pemprov Jambi dapat mengawal penyelamatan lahan gambut yang selama ini konsen dilakukan oleh Pemerintah Pusat melalui Badan Restorasi Gambut (BRG) Nasional RI.
Baca: Satgas Karhutla Temukan 17 Titip Api, Danrem Kirim Personel Bantu Pemadaman di Arang Arang Jambi
Baca: Sudah Seminggu Terbakar, Kebakaran Lahan di Desa Sipin, Teluk Duren, Muarojambi, Makin Meluas
Baca: TRIBUNWIKI - Zumi Zola dan 23 Tokoh yang Terima Gelar Adat Lembaga Adat Melayu Jambi
"Kita mengawal penyelamatan gambut ini dengan Perda, di samping kita menjaga ekosistem gambut yang banyak flora dan Fauna. Diharapkan masyarakat yang hidup di lingkungan gambut bisa sejahtera," kata Sekda.
Provinsi Jambi memilik sekitar 716.311 hektare lahan gambut tersebar di Kabupaten Muaro Jambi, Tanjab Timur, dan Tanjab Barat.
Kata Dianto, penanganan lahan gambut berbeda dengan lahan umumnya. Kondisi lahan gambut harus basah. Jika terjadi kekeringan lalu terbakar, maka penangannya lebih sulit.
Penyelamatan lahan gambut yang sudah dilakukan oleh BRG di Provinsi Jambi selama ini adalah pembangunan sekat kanal dan sumur bor. Dengan telah adanya Perda gambut maka Pemprov Jambi telah memiliki payung
hukum untuk ikut mengawal penyelamatan lahan gambut.
"Ini juga upaya mencegah terjadinya Karhutla di lahan gambut," ungkapnya.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Ahmad Bestari belum lama ini menyebut, sejak 2016 hingga kini, BRG telah membangun 437 sekat kanal dan 294 sumur bor di lahan gambut Provinsi Jambi.
"Makanya saya bilang apa yang dilakukan BRG beberapa tahun ini ujiannya ya tahun ini, apakah yang dilakukan bisa mencegah Karhutla atau tidak," kata Ahmad Bestari.
Kendati demikian, Bestari menyebut sejauh ini belum terjadi Karhutla di lokasi telah dibangun sekat kanal dan sumur bor oleh BRG.
Dijelaskanya, dengan dibangunnya sekat kanal maka kondisi 40 centi kebasahan lahan gambut yang ditetapkan pemerintah bisa terjaga.
"Kalau itu bisa terjaga Insya Allah aman, kalaupun terbakar tidak lama dan tidak dalam," pungkasnya. (csa/kip)