Kopi Pagi

Awas 14 Penyakit yang Muncul Akibat Udara Kotor! Siapa Bilang Kabut Asap Tak Bahaya

Dalam banyak kasus, pencemaran udara disebabkan partikel padat dan cair serta gas tertentu yang “terperangkap” di udara. Ini daftar penyakitnya ...

Penulis: Dodi Sarjana | Editor: Duanto AS
yodiyim via kompas.com
Ilustrasi paru-paru. 

Awas 14 Penyakit yang Muncul Akibat Udara Kotor, Siapa Bilang Kabut Asap Tak Bahaya

ANCAMAN polusi udara akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan ( karhutla ) di Jambi, nampaknya dilengkapi dan diperparah oleh debu tumpukan batu bara. Ini terjadi di wilayah Desa Muara Jambi.

Debu batu bara dari stockpile di seberang desa beterbangan mengarah ke desa terdekat. Terlebih saat musim kemarau dengan kondisi angin cukup kencang, membuat debu dari batu bara sampai rumah-rumah masyarakat.

Bujang, warga yang memiliki rumah tepat berada di belakang stockpile batu bara, betul-betul merasakan dampaknya. ( penyakit akibat udara kotor )

"Ini sudah lamo sebenarnyo, lah dari 2017-an lah. Kalo bangun pagi tu, debu nempel di lantai rumah kito ni. Rato pokoknyo lantai ni dengan debu tu, itam warnonyo," jelas Bujang kepada Tribunjambi.com, Jumat (2/8/2019).

Dalam banyak kasus, polusi atau pencemaran udara disebabkan partikel padat dan cair serta gas tertentu yang “terperangkap” di udara.

Baca Juga

 Harus Diobati, Jangan Sepelekan Gigi Berlubang, Picu 5 Penyakit Berbahaya Ini, Sampai ke Jantung

 5 Gejala Penyakit Maningitis atau Radang Selaput Otak, Leher Kaku hingga Bintik Merah

 Penampakan Dampak Stopel Batubara, Kesehatan Warga Desa Muara Jambi, Mulai Terancam

 Deretan Foto dan Video Detik-detik Masyarakat Berhamburan Saat Gempa Banten Magnitudo 7,4

 Lampung, Yogyakarta, Banyuwangi, Mataram Juga Terdampak Gempa Banten, Apa Sebabnya?

Partikel dan gas tersebut, biasanya dihasilkan asap kendaraan bermotor, asap pabrik, debu, kebakaran hutan serta aerosol.

Polusi udara yanng terjadi ini tentu menjadi ancaman kesehatan yang serius bagi warga Jambi.

Menghirup udara yang tercemar, berarti kita menghirup polutan, seperti karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), senyawa organik volatil (VOC), ozon (O3) hingga logam berat.

Polusi udara merupakan salah satu ancaman besar kesehatan manusia dan lingkungan.

Bahkan, pada 2013, International Agency for Research on Cancer (IARC) menetapkan bahwa polusi udara di luar ruangan merupakan penyebab kanker. ( penyakit akibat udara kotor )

Particulate matter (PM), campuran antara partikel padat dan cair di udara, biasanya bersumber dari asap kendaraan dan pabrik. PM memiliki komponen utama yang terdiri dari sulfat, nitrat, amonia, natrium klorida, karbon hitam, mineral debu dan air.

Partikel yang paling berbahaya ini tidak kasat mata dan berukuran hanya 2,5 mikron atau kurang. Karena ukurannya yang sangat kecil, partikel ini mudah diserap dalam jaringan paru dan mengalir dalam darah. PM bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan pernapasan serta risiko kanker paru-paru.

Sementara Sulfur dioksida merupakan faktor penyebab polusi udara yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, seperti bensin, solar dan batu bara. Sulfur dioksida menyebabkan kerusakan sistem pernapasan, penurunan fungsi paru-paru hingga iritasi mata.

Dilansir detikhealth, data World Health Organization (WHO) per Oktober 2018 menyebutkan, anak-anak di seluruh dunia yang berusia 5-18 tahun terkena asma yang terkait dengan polusi udara. Selain itu, setiap tahun 543.000 anak yang berusia di bawah 5 tahun meninggal dunia karena penyakit pernapasan yang terkait dengan polusi udara.

Ilustrasi dokter cantik, Connie Calista Tham. (tribunjogja/santo ari)
Ilustrasi dokter cantik, Connie Calista Tham. (tribunjogja/santo ari) ()

Sementara itu Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan, Agus Dwi Susanto, menjelaskan debu batu bara dapat menyebabkan pneumokoniosis batu bara atau black lung (paru-paru hitam).

Penyakit ini timbul sebagai akibat debu batu bara yang terhirup dan menumpuk di paru, sehingga menimbulkan kekakuan pada jaringan paru dan membuat fungsi organ paru menurun.

Pada umumnya, seseorang baru menyadari terkena black lung setelah 10 tahun terpapar debu batu bara, yang ditandai dengan sesak napas dan terkadang batuk dengan dahak bewarna hitam.

Dikatakan Agus, selain black lung, polusi debu batu bara dapat memicu penyakit pernapasan lain, seperti infeksi saluran pernapasan, bronkitis kronis, hingga penyakit paru obstruktif kronis.

Mari sekarang kita tengok pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebutkan bahwa sembilan dari 10 orang di dunia menghirup udara yang mengandung polutan tingkat tinggi. Polutan tinggi berpengaruh pada setiap organ dalam tubuh, menurut para peneliti dari Forum of International Respiratory Societies.

Wah ngeri!

Kita semua harus tahu dan memahami bahwa polusi udara dua kali lipat lebih mematikan ketimbang asap rokok. ( penyakit akibat udara kotor )

Sementara itu, peneliti Dean E Schraufnagel dan John R Balmes serta rekan-rekannya memaparkan, penyakit-penyakit yang dipengaruhi polusi udara yang dapat memperburuk dan merusak organ tubuh.

Melansir liputan6.com, hasil penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal Chest pada Februari 2019. Apa saja penyakit itu?

Ternyata ada 14 ancaman penyakit yang ditimbulkan.

1. Sensitivitas Terhadap Alergi

Polusi udara dapat memperburuk respons alergi pada orang yang peka. Studi klinis biologis menunjukkan polusi udara meningkatkan sensitivitas alergi pada anak-anak.

2. Penyakit Autoimun

Paru-paru memiliki area permukaan yang mampu bersentuhan dengan segudang antigen. Ini memiliki kepekaan dan sistem antigen yang dapat membuat individu rentan terhadap gangguan autoimun, seperti rheumatoid arthritis (radang sendi) dan systemic lupus erythematosus (lupus).

Penelitian di Kanada menemukan, peningkatan peluang penyakit rematik dengan peningkatan paparan polusi udara PM2.5. Polutan udara juga dapat memicu atau memperburuk artritis idiopatik (penyakit reumatik) pada remaja.

3. Penyakit Tulang

Ternyata, patah tulang terkait osteoporosis lebih umum di daerah konsentrasi polusi udara PM2.5 yang lebih tinggi. Paparan polusi udara jangka panjang memungkinkan terjadinya pengurangan kepadatan mineral tulang dan menyebabkan patah tulang pada pria lanjut usia.

4. Kanker

Polusi udara diklasifikasikan sebagai karsinogenik bagi manusia oleh International Agency for Research on Cancer berdasarkan bukti dari studi epidemiologi.

Asap knalpot mesin diesel telah diidentifikasi WHO sebagai karsinogen berdasarkan bukti adanya hubungan dengan kanker paru. Paparan diesel knalpot atau polusi lalu lintas juga memicu terjadinya tumor paru jinak dan ganas.

5. Penyakit Kardiovaskular

Polusi udara terkait dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, infark miokard, stroke, dan gagal jantung kongestif. Diperkirakan 19 persen dari kematian karena kardiovaskular, 23 perseni kematian akibat penyakit jantung, dan 21 persen kematian karena stroke.

6. Penyakit Neurologis

Udara kotor berpotensi merusak fungsi kognitif dan peningkatan risiko demensia dan stroke pada orang dewasa yang lebih tua.

Polusi udara mampu merusak otak yang sedang berkembang. Kerusakan ini dapat merusak fungsi kognitif di seluruh rentang kehidupan. Penelitian menemukan, paparan anak usia dini untuk PM2.5 terkait dengan keterlambatan perkembangan psikologis dan kecerdasan anak yang lebih rendah.

7. Diabetes, Obesitas dan Endokrin

Beberapa penelitian mengaitkan polusi udara dan diabetes mellitus tipe 2. Ada juga risiko sindrom metabolik pada orang yang terpapar polusi PM10.

Beberapa perubahan metabolisme memengaruhi penumpukan lemak terjadi karena paparan polusi udara. Anak-anak juga mudah mengalami resistensi insulin--kondisi ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik karena terganggunya respon sel tubuh terhadap insulin.

8. Penyakit Mata

Dean E Schraufnagel dan John R Balmes serta rekan-rekannya menuliskan, iritasi mata dapat terjadi sebagai reaksi terhadap kabut.
Katarak pada wanita yang terpapar polusi udara rumah tangga di negara-negara berpenghasilan rendah termasuk tinggi. Ini dipicu penurunan kelembaban terkait penyakit mata kering, dikutip dari jurnal Chest, Rabu (22/5/2019).

9. Penyakit Gastrointestinal

Polusi udara juga kerap dikaitkan dengan beberapa kondisi gastrointestinal (radang saluran cerna), termasuk inflamasi bowel disease (radang usus), tukak lambung, dan radang usus buntu.

Studi kasus paparan polusi kronis di Inggris menemukan, orang yang lebih muda berisiko kena penyakit Crohn jika mereka tinggal di daerah dengan tingkat polutan tinggi.

10. Penyakit Hematologis

Sejak 1970-an, polusi udara yang mengandung timah dari bensin menyebabkan anemia. Polutan lain yang dilepaskan saat pembakaran bahan bakar juga dapat memicu penyakit hematologi (penyakit darah). Polutan dapat merusak sel-sel darah.

11. Penyakit Saluran Pernapasan

Saluran pernapasan adalah organ utama yang dapat dipengaruhi polusi udara. Polusi udara menjadi penyebab kematian lebih dari 800.000 orang (penyakit paru obstruktif kronis/COPD) dan 280.000 orang kena kanker paru-paru.

Pada orang dewasa, paparan jangka panjang terhadap polusi udara berisiko menurunkan fungsi paru-paru, yang dipercepat dengan penuaan. Anak-anak juga berisiko asma.

12. Penyakit Hati

Studi Taiwan terhadap 23.820 orang menemukan paparan polusi udara PM2.5 berhubungan dengan peningkatan risiko hepatoseluler (tumor ganas hati). Peneliti juga mencatat peningkatan kadar aminotransferase (enzim di hati) menunjukkan, tumor dapat terjadi akibat peradangan kronis.

13. Penyakit Ginjal

Ginjal termasuk organ yang rentan terhadap gangguan pembuluh darah besar dan kecil. Tak ayal, efek inflamasi sistemik dari paparan polusi udara bisa menyasar ginjal. Penelitian menunjukkan, menghirup uap asap diesel kian memperburuk gagal ginjal kronis. Hal ini meningkatkan peradangan dan kerusakan DNA.

14. Penyakit Kulit

Sebuah penelitian menemukan, polusi udara berhubungan dengan penyakit kulit atopik danurtikaria (eksim atopik) dan sebore (frekuensi ketombe yang lebih rendah) .Urticaria (biduran) juga terkait dengan polusi udara. (Sumber: CNNIndonesia/detikhealth/liputan6.com/Tribunnews/*)

Oleh: Dodi Sarjana

 Salah Kaprah Tentang Penyakit Diabetes, Jaga Gula Darah dengan Rutin Minum Obat

 Cara Mengolah Daun Talas yang Benar, Bermanfaat untuk Berbagai Macam Penyakit dan Kesehatan

 Miliki Banyak Manfaat, Ini 4 Dampak Buruk Memotong Kumis Kucing

 Ramalan Kesehatan Zodiak Sabtu (3/8) - Leo Bertahan Meski Banyak Tekanan, Cancer Penuh Semangat

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved