Sejarah Indonesia
Gemparnya Gedung Putih Karena Kemarahan Soekarno, Namun Malah Buat Kagum Kongres AS, Apa Sebabnya?
Gemparnya Gedung Putih Karena Kemarahan Soekarno, Namun Malah Buat Kagum Kongres AS, Apa Sebabnya?
Dia juga diberikan kesempatan untuk berpidato di Kongres AS pada 17 Mei 1956.
Selama 45 menit, Soekarno berkisah tentang revolusi AS yang melawan jerat kolonialisme Inggris, dan menularkan semangat perjuangan negara lain.
New York Times ketika itu menyoroti "Bahasa Inggris (Soekarno) yang jernih dan penuh semangat".
Baca: Ramalan Zodiak, Kamis 11 Juli 2019, Aries Bahagia dengan Kenalan Barunya, Gemini Puas dengan Cinta
Soekarno juga menyampaikan terima kasihnya atas bantuan AS kepada Indonesia selama ini.
Dia juga menyebut Konferesi Asia-Afrika sebagai pertanda penolakan bangsa-bansa Asia-Afrika terhadap kolonialisme.
"Di dunia ini sebenarnya tak ada kelompok orang yang lebih malas mendengarkan pidato daripada Kongres Amerika.
Namun setelah orang itu (Bung Karno) selesai pidato, secara spontan mereka berdiri dan bertepuk tangan karena merasa kagum akan pidatonya," ucap Asisten Menlu AS Walter Robertson.
Baca: Kronologi Tim Wanadri Temukan Jasad Thoriq di Gunung Piramid, Ungkap Kejanggalan & Berkumandang Azan
Tepuk tangan mengakhiri pidato Soekarno di Kongres AS.
Setelah itu, Pemerintah AS mempunyai harapan agar Indonesia condong ke negara Abang Sam (AS) itu ketimbang pengaruh komunisme yang dibawa Uni Soviet.
"Hanya George Washington saja yang pidatonya kepada Kongres lebih bagus daripada Soekarno," ujar Robertson.
SUMBER: Intisari
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: