Sejarah Indonesia
Kala Soekarno Berang dengan Malaysia Karena Ulang PM, TNI Ganteng Pierre Tendean Lakukan Serangan
Kala Soekarno Berang dengan Malaysia Karena Ulang PM, TNI Ganteng Pierre Tendean Lakukan Serangan
Dia khawatir negeri jiran itu akan dijadikan pangkalan militer asing Asia Tenggara.
”Kalau kita lapar itu biasa. Kalau kita malu, itu juga biasa. Namun, kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar! Kerahkan pasukan ke Kalimantan, hajar cecunguk Malayan itu! Pukul dan sikat, jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak Malaysian keparat itu.”
”Doakan aku, aku akan berangkat ke medan juang sebagai patriot bangsa, sebagai martir bangsa, dan sebagai peluru bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.”
”Serukan, serukan ke seluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini. Kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.”
”Yoo... ayooo... kita ganyang. Ganyang Malaysia! Ganyang Malaysia! Bulatkan tekad. Semangat kita baja. Peluru kita banyak. Nyawa kita banyak. Bila perlu satoe- satoe!”
Baca: Bandung, Bocah SAD yang Menderita Kelainan Jantung itu Akhirnya Sembuh
Baca: Mulai 11 Juli Citilink dan Lion Air Berikan Diskon 50% untuk 11.626 Kursi, Simak Jadwalnya
Baca: Target Curi Poin di Kandang Persija, Pelatih Persib Bandung Robert Rene Albers Bawa 20 Pemain!
Baca: SETELAH Dikabarkan Sakit Parah, Begini Penampakan Foto Terbaru Jet Li: Tampil Bersama Bos Ali Baba
Baca: Anak Bakar Ibu Tiri Hingga Tewas di Asahan, Pelaku Didatangi Lewat Mimpi dan Diminta Minta Maaf
Demikian pidato kemarahan Presiden Soekarno saat mendengar lambang Garuda diinjak-injak oleh demonstran anti-Indonesia di Kuala Lumpur.
Hal itu makin membuat situasi panas.
Tanggal 3 Mei 1964 di sebuah rapat raksasa yang digelar di Jakarta, Presiden Sukarno mengumumkan perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora).
"Pertinggi ketahanan revolusi Indonesia dan Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sarawak dan Sabah, untuk menghancurkan Malaysia," teriak Presiden Soekarno.
Para sukarelawan yang sebenarnya pasukan TNI menyusup masuk ke perbatasan Malaysia di Sabah dan Serawak.

Berkali-kali mereka terlibat kontak tembak dengan tentara Malaysia yang didukung Inggris dan sekutu.
Usai mengikuti pendidikan intelijen, Pierre ditugaskan di perbatasan.
Selama satu tahun bertugas di garis depan, Pierre berhasil masuk ke daerah lawan sebanyak tiga kali.
Aksi Pierre sebagai intelijen tempur layak diacungi jempol.
Tak kalah dengan film-film spionase garapan Holywood.
Bahkan pernah dia menyamar sebagai seorang turis dan sempat berbelanja di toko-toko.