Nurul Qomar, Pernah Sebut Jokowi Pengepul Monyet, Mantan Rektor Diduga Palsukan Ijazah

Sesampainya di Kejari, Komar langsung dibawa masuk ke ruang Seksi Pidana Umum. Komar sempat meminta doa

Editor: Nani Rachmaini
Tribun Jateng/ M Zaenal Arifin
Mantan pelawak era 1990-an, Nurul Qomar, dibawa petugas Kejaksaan Negeri (Kejari) Brebes untuk pemeriksaan usai dilakukan pelimpahan tahap II dari Polres Brebes, Rabu (26/6/2019). 

Nurul Qomar, Pernah Sebut Jokowi Pengepul Monyet, Mantan Rektor Diduga Palsukan Ijazah

TRIBUNJAMBI.COM, BREBES - Sempat ditahan karena terseret kasus pemalsuan ijazah, pelawak kondang era 1990-an, Nurul Qomar dibebaskan karena sakit.

Pria yang akrab disapa Komar ini menjelaskan tentang penyakit yang dideritanya.

Karena penyakit asma yang dideritanya, Nurul Qomar yang pernah menjadi politisi ini setiap hari, dirinya harus mendapatkan bantuan alat pernapasan (nebulizer).

Setiap 8 jam sekali Komar harus bernapas dengan nebulizer karena penyakit asmanya itu.

http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/qomar-kejari.jpg
Mantan pelawak era 1990-an, Nurul Qomar, dibawa petugas Kejaksaan Negeri (Kejari) Brebes untuk pemeriksaan usai dilakukan pelimpahan tahap II dari Polres Brebes, Rabu (26/6/2019). (Tribun Jateng/ M Zaenal Arifin)

"Kata dokter ahli asma, saya harus mendapatkan nebu. Selain itu, tekanan darah juga sering tidak stabil," katanya saat datang ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Brebes, Rabu (26/6/2019).

Kemarin Komar dibawa ke Kejari Brebes karena Polres Brebes melimpahkan berkas perkara pemalsuan ijazah.

Tersangka Komar didampingi kuasa hukumnya tiba di Kejari Brebes sekitar pukul 08.00 WIB.

Sesampainya di Kejari, Komar langsung dibawa masuk ke ruang Seksi Pidana Umum.

Komar sempat meminta doa kepada para wartawan yang mengambil gambar dan mewawancarainya.

Hal itu dilakukan agar dirinya dapat menjalani proses hukum yang menjeratnya.

"Doain saya ya," ucapnya.

http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/qomar-kejari2.jpg
Mantan pelawak era 1990-an, Nurul Qomar, dibawa petugas Kejaksaan Negeri (Kejari) Brebes untuk pemeriksaan usai dilakukan pelimpahan tahap II dari Polres Brebes, Rabu (26/6/2019). (Tribun Jateng/ M Zaenal Arifin)

Sopir Pribadinya Terlibat

Kasus dugaan pemalsuan ijazah yang menjerat mantan pelawak kondang anggota grup lawak "Empat Sekawan", Nurul Qomar atau akrab disapa Komar, berawal dari surat keterangan lulus (SKL) yang digunakannya dalam pencalonannya sebagai Rektor Universitas Muhadi Setiabudi (UMUS) Brebes pada 2017 lalu.

SKL S2 dan S3 Komar di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tersebut disebut-sebut yang dipalsukan oleh Komar.

Berdasarkan keterangan KBO Reskrim Polres Brebes, Iptu Triyatno, SKL dibuat sendiri oleh Komar melalui sopir pribadinya.

"SKL itu dibuat oleh sopirnya atas perintah Komar," kata Triyatno, usai pelimpahan tahap II ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Brebes, Rabu (26/6/2019).

http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/nurul-qomar1.jpg
Nurul Qomar atau Komar saat berbicara usai pelantikan dirinya menjadi Rektor Universitas Muhadi Setiabudi pada Februari 2017 lalu. Kini, ia menyatakan mengundurkan diri dari kursi rekto (Tribun Jateng/Mamdukh Adi Priyanto)

Hal itu didukung dengan tidak mampunya Komar menunjukkan ijazah S2 (Magister) dan S3 (Doktor) saat diminta oleh pihak Yayasan UMUS saat dirinya menjabat sebagai Rektor UMUS.

Kuasa hukum UMUS Brebes, Tobidin Sarjum mengungkapkan, dugaan pemalsuan ijazah tersebut berawal saat akan dilakukan prosesi wisuda mahasiswa pada November 2017 lalu.

Saat itu, pihak Kopertis meminta Yayasan UMUS agar menyerahkan ijazah S2 dan S3 rektor sebagai persyaratan.

Oleh pihak Yayasan, kemudian ijazah itu dimintakan kepada Komar.

Namun Komar tak dapat menunjukkannya dan bilang masih dalam proses. Karena itu, pihak UMUS kemudian mengirim surat ke universitas di Jakarta.

"Katanya ia S2 dan S3 di UNJ. Kemudian kita bertanya ke sana (UNJ--red) menanyakan itu. Dan jawabannya belum lulus," ungkapnya.

Atas dasar itu, pihak UMUS Brebes kemudian melaporkannya ke Polres Brebes atas dugaan pemalsuan ijazah S2 dan S3 pada Desember 2017.

Sementara itu, pengacara Komar, Furqon Nurjaman mengungkapkan, Komar awalnya telah lulus S1 Pendidikan Dasar di UNJ.

http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pelawak-nurul-qomar.jpg
Pelawak Nurul Qomar berada di dalam tahanan Mapolres Brebes, Selasa (25/6/2019). (TRIBUN JATENG/M ZAINAL ARIFIN)

Kemudian Komar melanjutkan S2 Magister Manajemen di Universitas Kristen (Unkris) Dwipayana Jakarta. Usai lulus, Komar kembali melanjutkan kuliah S3 di UNJ dan mengambil program Pendidikan Dasar.

"Karena dia ingin menjadi dosen dan guru besar, ia kuliah lagi S3 di UNJ. Namun tidak bisa karena pendidikannya tidak linear. Disarankan oleh pihak kampus agar kuliah lagi S2 dan mengambil jurusan yang linear yaitu Manajemen Pendidikan Dasar," ungkapnya.

Padahal, saat itu Komar juga masih menjalani kuliah S3 di UNJ.

Karena linear, Komar pun diterima sebagai mahasiswa S2 di fakultas yang sama kampus tersebut. Sehingga secara bersamaan, Komar menempuh pendidikan S2 dan S3 di kampus yang sama.

"Di saat sudah disertasi dan siap sidang, muncul tawaran untuk menjadi rektor di UMUS Brebes. Ia pun mengambil tawaran itu," tambahnya.

Setelah menjadi rektor, Komar tidak melanjutkan disertasinya sehingga ia pun belum dinyatakan lulus S2 dan S3 dari UNJ. 

Pernah Sebut Jokowi Pengepul Monyet

Terjadi pada 2013 lalu, saat Nurul Qomar masih anggota dewan, dan Jokowi Gubernur DKI Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta saat itu, Joko Widodo. hanya bisa tertawa panjang saat diminta tanggapannya soal pernyataan Anggota Komisi X DPR Fraksi Demokrat, Nurul Qomar. Pria yang pernah berprofesi sebagai pelawak tersebut menyebut sang gubernur sebagai pengepul monyet.

"Ha-ha-ha, gimana sih," ujar Jokowi ke wartawan di Balaikota, Jakarta, Kamis (24/10/2013).

Menurutnya, pihaknya melalui Dinas Kelautan dan Pertanian DKI telah mendata jumlah monyet yang ada di Jakarta. Oleh sebab itu, dia yakin uang pengganti itu tepat sasaran.

Jokowi menjelaskan, uang sebesar Rp 1 juta yang diberikan kepada setiap pawang monyet bukan merupakan uang pembelian, melainkan uang kompensasi agar para pawang monyet itu dapat beralih usaha ke pekerjaan lainnya.

"Itu kalau monyet sudah dilatih, harganya bisa sampai Rp 3 juta. Itu kompensasi untuk alih usaha, bukan malah untuk monyetnya," ujarnya.

Sebelumnya, Qomar mengkritik kebijakan Jokowi yang memberikan uang pengganti sebesar Rp 1 juta untuk para pawang monyet ketika razia topeng monyet dilakukan. "Jangan dibeli monyetnya, dampaknya nanti banyak orang ternak monyet terus jual monyetnya ke Jokowi. Nanti Jokowi jadi tukang tampung monyet," kata Qomar.  

Siapa Sebenarnya Nurul Qomar? Pernah Sebut Jokowi Pengepul Monyet, Mantan Rektor Ijazah Palsu

Sepak Terjang Raja Intel Kopassus Bikin Soekarno Kepincut Tawarkan Putrinya, Musuh Kelabakan

7 Fakta Sidang Putusan MK Hari Ini, Alasan Dipercepat, Prabowo Tak Hadir, Koalisi 02 Pecah?

Sidang Putusan MK Hari Ini, PA 212 Kerahkan Satu Juta Massa Hadir, Wiranto: Tak Ada Izin

Ada Rencana Pembatasan Medsos Lagi, Ini 8 Fakta Menarik Jelang Sidang Putusan Sengketa Pilpres di MK

Siapa Sebenarnya Sosok Haji Bolot? Pernah Tinggal di Kandang Kambing, Kini Jadi Juragan Kontrakan!

Wajib Tahu, 5 Kebiasaan Pakai Masker yang Harus Kamu Hindari, Bukannya Mulus Malah Berbahaya Kulit!

TONTON VIDEO: Viral Pengemasan Jajan Curah di Lantai hingga Diinjak-injak Kaki Pekerjanya, Masih Doyan?

IKUTI INSTAGRAM KAMI: TER-UPDATE TENTANG JAMBI

(Nal)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Terseret Kasus Pemalsuan Ijazah, Nurul Qomar Ungkap Penyakitnya, Setiap Hari Pakai Alat Bantu Napas

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved