Kisah Militer RI
Dijuluki 'Dokter Gila', Sosok Pria Bernama Oey Tiong Hian yang Ingin Jadi 'Frogman' Kopaska TNI AL
Dijuluki 'Dokter Gila', Sosok Pria Bernama Oey Tiong Hian yang Ingin Jadi 'Frogman' Kopaska TNI AL
Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
Dijuluki 'Dokter Gila', Sosok Pria Bernama Oey Tiong Hian yang Ingin Jadi 'Frogman' Kopaska TNI AL
TRIBUNJAMBI.COM - Mendengar nama Komando Pasukan Katak (Kopaska) pastinya sudah mengetahui satuan tersebut sangat garang dan disegani tentara asing.
Bukan hanya itu saja, mereka yang tergabung di satuan itu memang dikenal berani mati dalam berbagai misi.
Bahkan ada dikatakan, terdapat satu dokter yang sangat berani dan sampai dijuluki dokter 'gila' rela bergabung ke satuan elit TNI AL itu.
Dia dalah Letnan Kolonel (K) dr Iswanto yang mendaftarkan diri untuk bergabung dalam Pasukan Katak.
Baca: Jaka Cemburu karena Dibandingkan dengan Mantan, Cekik Tunangannya hingga Tewas, Kemudian Dibuang
Baca: Babak Belur, Maling Satroni Rumah Satuan Elit Kopaska, Bukan Dapat Untung Malah Meregang Nyawa
Pria bernama asli Oey Tiong Hian ini nekat menjalani latihan bak neraka demi menjadi pasukan elite TNI AL ini.
Kala masih duduk di sekolah dasar, Iswanto bercita-cita menjadi seorang dokter.
Namun, ketika sekolah menengah dia mengubah mimpinya menjadi dokter tentara.

Tepatnya pada tahun 1989, Iswanto resmi menjadi tentara melalui jalur sekolah perwira wajib militer (Sepawil).
Dia langsung bekerja di Dinas Kesehatan Komando Armada RI Kawasan Barat.
Tugas yang diemban pertamanya, membantu kegiatan Kopaska di Pulau Damar, Kepulauan Riau.
Akan tetapi, hal yang menarik dikenang Iswanto mengikuti kegiatan lapangan Kopaska seperti renang, selam, heli jump dan lari. Karena hal ini, ia sampai menerima cap sebagai 'Dokter Paska'.
Bahkan pada tahun 1991, Iswanto mengajukan permohonan masuk Kopaska, walaupun tidak ada panggilan untuk pendidikan.
Sampai akhirnya keinginannya menjadi 'Frogman' menjadi kenyataan.
Alhasil, dia pun berkantor di Pondok Dayung, Tanjung Priuk setelah dilantik menjadi prajurit Kopaska tahun 1998.
Kemudian kariernya cukup cemerlang dengan langsung dipercaya menjadi Komandan Detasemen, Pasi Intel dan Pasmin Satpaska. Julukan 'Dokter Gila' pernah identik dengan dirinya, melihat keputusannya menjadi perwira Kopaska.
Iswanto juga pernah ditugaskan ke luar negeri dengan bergabungnya ke Kontingen Garuda XX tahun 2007 di Kongo dan Kontingen Garuda XXII tahun 2010 di Lebanon.
Baca: Hati-hati Ada Modus Begal baru, Tuduh Korban Memukul Temannya, Terjadi di Blitar, Begini Kronologi
Baca: Pasutri Tawarkan 5eks Menyimpang, Tarif Rp 3 Juta, di Kamar Hotel Bisa Lakukan Bertiga
Baca: Sering Berantem Dengan Pasangan, Simak Pasangan Zodiak yang Sering Tak Akur!
Atas pencapaian yang diraihnya, Iswanto hanya berucap syukur. "Minimal ada yang bisa dibanggakan keluarga dari diri saya." ujarnya seperti dikutip dalam buku 50 tahun emas satuan komando pasukan katak.
Setelah menjadi perwira TNI AL, Iswanto juga mulai mengenal sosok Pahlawan Nasional John Lie. "TNI AL itu sangat terbuka, tanpa melihat latar belakang seseorang," ucapnya.
Babak Belur, Maling Satroni Rumah Satuan Elit Kopaska, Bukan Dapat Untung Malah Meregang Nyawa
Kisah satu ini nyata, terjadi di Surabaya. Bukan cerita baru, namun dari cerita ini menegaskan bahwa jangan cari masalah dengan pasukan elit Indonesia.
Salah satunya pasukan elite TNI AL yang harus kedatangan 'tamu' tidak di undang ke rumahnya, ya dia merupakan seorang maling.
Komplotan maling ini nampaknya salah memilih sasarannya dalam menjalankan aksi.
Hal itu berujung jadi sebuah kesialan untuk komplottan maling tersebut, rumah siapakah yang disatroni mereka.
Maling kadang tak pandang mangsa, ada sasaran empuk, lengah langsung sabet, namun kali ini ia kena batunya, mencuri di “kandang Macan”.
Baca: Sebulan Lagi, Ini Jadwal Keberangkatan Jamaah Haji Provinsi Jambi Tahun 2019
Baca: VIDEO: Tentara Asing sampai Ngeri Lihat Latihan Kopassus, Ditembaki, Dibanting & Disuruh Gigit Ular
Baca: Saksi Kubu Jokowi-Maruf Bikin Tertawa Sidang MK Pertanyaan Tim Kuasa Prabowo-Sandi Picu Jawaban Lucu
Baca: Hadiri Diseminasi Aspal Karet, Amir Sakib: Apakah Bisa Diterapkan di Daerah yang Bergambut
Baca: Hadiri Diseminasi Aspal Karet, Amir Sakib: Apakah Bisa Diterapkan di Daerah yang Bergambut
Apes, pasalnya ia menjalankan aksinya di rumah anggota tentara yang memiliki kualifikasi pasukan khusus TNI AL, Kopaska yang tinggal dikawasan Jl. Simorejo,Simomulyo, Surabaya dini hari tadi Rabu, (5/7).
Demi melindungi dirinya dari ancaman pelaku pencurian dan kekerasan yang terjadi dirumahnya, Mayor Laut (P) Tunggul Waluyo dengan terpaksa melepaskan tembakan kearah para pencuri hingga mengakibatkan salah seorang pencuri meninggal dunia
Menurut Komandan Polisi Militer Angkatan Laut (Danpomal) Pangkalan Utama TNI AL V (Lantamal V) Letkol Laut (PM) Khoirul menegaskan bahwa kasus tersebut tengah ditangani dan ditindaklanjuti oleh Pomal Lantamal V dan Polsek Sukomanunggal, Surabaya.
Kronologis kejadian berawal pada hari Rabu sekitar pukul 01.10 WIB, rumah Mayor Laut (P) Tunggul Waluyo yang jabatan sehari-hari Perwira Operasi Pengajaran Sekolah Komando Pasukan Katak (Sekopaska) Kodiklatal didatangi 3 orang dengan menggunakan 2 sepeda motor.

Kemudian 2 orang dari mereka membongkar pagar rumah sedangkan yang seorang bertugas mengamati lingkungan sekitar perumahan tersebut.
Pencuri berhasil membawa keluar motor jenis Honda Beat milik prajurit AL tersebut dari garasi, mendengar suara gaduh di garasi rumahnya, Mayor Laut Tunggul keluar dari lantai dua sambil membawa senjata.
Melihat kendaraanya dicuri dari garasi dengan spontan Mayor Tunggul memberikan tembakan peringatan.
Namun salah satu dari 3 pencuri tersebut mengeluarkan pistol dari balik jaketnya, dengan terpaksa perwira TNI AL itu mengarahkan tembakan kearah salah satu pelaku untuk melindungi diri mengingat salah satu pelaku membawa senjata api berjenis pistol.
Baca: Jelang Putusan MK, Refly Harun Nyatakan Harus Berikan Imbauan ke Jokowi: Mestinya 01 Bubarkan Ini
Baca: Bupati Safrial, Buka Ujian Seleksi Penerimaan Calon Taruna STP Jakarta, Ini Pesannya
Baca: Selama 2 Hari, Remaja di Tanjabbar Dicabuli dan Digilir Sampai 8 Kali di Tempat Berbeda oleh 5 Orang
Baca: Pakai Android, Siswa SMAN 7 Sarolangun, Ujian Kenaikan Kelas Pakai Sistem CBT
Baca: Terkejutnya Tim Kopassus Pencari Anak Millarder AS saat Tiba di Lembah X Papua, Lihat Suku Kanibal?
Pencuri yang beraksi di rumah anggota Kopaska TNI AL (Dispenal)
Akibat tembakan tersebut, pelaku pencurian melarikan diri dan akhirnya diketahui meninggal dunia setelah lari lebih kurang sejauh 70 meter, pada upaya pelariannya, pelaku tersebut sempat juga dipukul warga sekitar perumahan menggunakan batu bata.
Kedua pelaku lainnya berhasil kabur meloloskan diri, sedangkan barang bukti berupa Honda Beat warna biru Nomor Polisi L 3605 WM yang akan dicuri dan motor pelaku pencurian dengan Nomor Polisi N 6536 HHG tertinggal di depan garasi rumah.
Selanjutnya kejadian ini dilaporkan ke pihak Kepolisian dengan hadirnya anggota dari Polsek Sukomanunggal pada pukul 01.40 WIB serta pihak TNI AL dengan kehadiran Pomal Lantamal V Surabaya.
PENGIRIM: DISPENAL
Kisah Terbentuknya Komando Pasukan Katak (Kopaska)
Untuk merekrut anggota Komando Pasukan Katak, pada Akhir Januari 1962, Markas Besar AL memanggil sejumlah personel korps pendidikan jasmani AL dengan kepangkatan mulai dari tamtama sampai perwira pertama (Pama).
Jika dijumlah, personel yang terkumpul saat itu mencapai 17 orang, dengan pangkat mulai dari kopral sampai kapten.
Mereka kemudian diwajibkan ikut dalam tes Lapsi AL dan kesamaptaan, termasuk di dalamnya tes menyelam selama beberapa menit (decompresion chamber).

Dari hasil seleksi ternyata hanya ada 12 orang yang dinyatakan lulus.
Awal Februari 1962 mereka mulai melaksanakan latihan fisik sekaligus juga menjalani pendidikan ke-Kopaska-an.
Pelatihan diberikan oleh para senior TNI AL yang pernah mendapat pelatihan khusus di AS, yakni Mayor O.P Koesno, Mayor Urip Santoso, dan Mayor Emil Joseph.
Pelatihan dan pendidikan yang kemudian diberikan meliputi penyelaman ringan dengan alat pemyelam khusus (SCUBA),
penggunaan bahan peledak di dalam air, renang jarak jauh siang/malam, latihan peledakan bawah air/darat dalam rangka pembersihan tumpuanpantai pendaratan, teknik sabotase, menembak menggunakan pistol, dan taktik prosedur pelarian.
Pendidikan dan latihan itu khusus itu sebenarnya merupakan bagian dari perjalanan pembentukan Grup Instruktur.
Seiringan dengan perjalanan waktu pelaksanaan pelatihan, para personel Grup Instruktur ditempatkan di Hotel Thamrin, Tanah Abang, Jakarta.
Suatu penyediaan fasilitas yang sebenarnya cukup ‘wah’ pada saat itu tapi sebenarnya juga karena memiliki tujuan dan alasan khusus.
Yakni dengan alasan menjaga kerahasiaan, dan identitas mereka saat juga disamarkan.
Oleh karenanya di lingkungan hotel mereka tidak berperilaku seperti tentara.
Sementara untuk pendidikan dan pelatihan bawah air, mereka diarahkan untuk menggunakan koam renang Gelora Senayan.
Meski waktu itu kolam renang tersebut baru saja rampung dibangun dan masih ada sedikit pekerjaan pembenahan di sana-sini.
Tanggal 31 Maret 1962, ketika para calon instruktur Kopaska itu sedang asyik latihan , suatu inspeksi yang dilakukan secara mendadak mengejutkan mereka.
Baca: Direncanakan Pakai Sistem e-Voting, Pilkades Serentak di Kerinci Dijadwalkan September 2019
Baca: Sah Dapat Kursi Ketua DPRD, Golkar Merangin Masih Tunggu Keputusan KPU
Baca: Kubu Prabowo-Sandi akan Melakukan Hal Ini Setelah Sidang MK Diumumkan, BPN Singgung Kekalahan
Baca: Sambut Pendaratan Citilink di Bandara Muara Bungo, Mashuri: Ini Momen Bersejarah
Baca: Pria Ini Gantung Diri karena Depresi Akibat Penyakit Dideritanya, hingga Beberapa Kali Operasi
Baca: Ngaku Terbatas ke Kubu Prabowo, Ferdinand Sebut Demokrat Lebih Intens Berkomunikasi ke Kubu Jokowi
Saat itu Grup Instruktur memang sedang melaksanakan schedule latihan.
Sejumlah pejabat tinggi AL, termasuk di dalamnya Menpangal (Menteri Panglima AL) Laksamana Madya R.E Matadinata, tiba-tiba berkunjung ke Kolam Renang Senayan.
Banyak yang mengira kunjungan itu adalah inspeksi biasa.
Tetapi siapa sangka, pada kesempatan itu Laksamana Martadinata ternyata langsung mengadakan upacara sederhana dalam rangka meresmikan berdirinya Komando Pasukan Katak Angkatan Laut.

Mekipun masih belum percaya, semua personel Grup Intruktur yang hanya bercelana pendek dan mengenakan kaus tanpa sepatu segera berbaris rapi untuk menyelenggarakan upacara peresmian berdirinya Kopaska.
Belakangan baru ketahuan alasan peresmian berdirinya Kopaska yang unik itu karena mereka akan segera ditugaskan dalam misi militer Operasi Trikora demi membebaskan Irian Barat (1962-1964) yang kemudian berhasil secara gemilang. (Intisarionline/Kopaska Spesialis Pertempuran Laut Khusus TNI AL 2012)
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE: