PSK Sunan Kuning Protes Penutupan Lokalisasi, Khawatir Tak Punya Pekerjaan Lain Untuk Biaya Hidup

Pemerintah Kota Semarang berencana untuk menutup Lokalisasi Sunan Kuning mulai Agustus 2019.

Editor:
Tribun Jateng /Hermawan Handaka
Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto saat melakukan sosialisasi rencana penutupan Resos Argorejo Kawasan Sunan Kuning di Balai RW 04 Kelurahan Kalibanteng Kulon Kota Semarang bersama sejumlah PSK dan penghuni Sunan Kuning, Selasa (18/6). (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) 

Menurut dia, PSK tidak hanya yang berada di Sunan Kuning saja namun banyak orang bahkan pelajar di luar tempat lokalisasi ini marak menjajakan diri secara online.

Dia merasa berat hati jika Sunan Kuning harus ditutup.

Padahal, kesehatan para PSK di Sunan Kuning menurutnya lebih terjamin dibanding para PSK yang menjajakan di jalanan maupun secara online.

"Apa alasannya SK mau ditutup? Kenapa SK terus yang diusik sedangkan diluar sana banyak pelacur-pelacur. Disini sudah terjamin, kesehatan aman, ada screening dan VCT. Apa diluar sana kegiatan itu? Tidak," serunya saat menghadiri rapat di Balai RW 4, Kelurahan Kalibanteng Kulon, Semarang Barat.

Baca: 7 Fakta Pasutri Beri Video Asusila ke Anak-anak, Ternyata Bikin Pertunjukan Juga Pas Ramadan

Baca: Terungkap Pasutri itu Juga Pertontonkan Hubungan Intim di Depan Anak dan Bocah Lainnya

PSK yang telah bekerja 10 tahun di Lokalisasi Sunan Kuning mengatakan, penutupan lokalisasi ini hanya akan berdampak negatif bagi Kota Semarang.

Disamping banyak orang yang berkeliaran menjajakan secara online, kesehatan di Kota Semarang juga tidak terjamin

Menurutnya, sebagian besar yang bekerja di tempat tersebut adalah orang dari kalangan bawah yang harus menghidupi keluarganya.

Meski sudah diberi berbagai pelatihan, dia merasa belum mampu meninggalkan pekerjaan tersebut lantaran banyak kebutuhan yang harus dipenuhi.

Dana jaminan hidup yang rencananya akan diberikan kepada para PSK sebesar Rp 5 juta dari Kementrian Sosial (Kemensos), menurut Ayu, belum dapat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

"Memang ada tabungan, tapi kami kan ingin beli rumah, membiayai anak-anak. Kalau ditutup tidak semudah dan segampang itu dengan diberi uang," paparnya.

Pemilik Wisma Keberatan

Penutupan Lokalisasi Sunan Kuning ternyata tidak hanya disayangkan oleh para PSK.

Pemilik wisma juga merasa keberatan dengan hal tersebut.

Pemilik Wisma Maharani, Rohmat mengaku, sangat berat jika lokalisasi ini ditutup.

Dia berharap, Pemkot juga memikirkan nasib para pemilik wisma.

Baca: Video Viral Remaja Perempuan Aniaya Lansia di Panti Jompo Beredar Luas!

Baca: Jaga Tradisi, Desa Muaro Panco, Merangin, Gelar MTQ Tingkat Desa, dan Larang Hiburan Organ Tunggal

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved