Kisah Militer

CUKUP 3 Menit Kopassus Lumpuhkan Pembajak DC-9, Jenderal Benny Telanjur Siapkan 17 Peti Mati

TRIBUNJAMBI.COM - Tidak butuh waktu lama bagi Kopassus untuk menumpas teroris yang membajak pesawat

Editor: ridwan
IST
Sat-81 Gultor Kopassus 

Hingga akhirnya pasukan Kopasandha atau Kopassus datang menyelamatkan mereka.

Penderitaan yang Dirasakan Penumpang

Pembajak meminta pesawat Woyla diterbangkan ke Sri Lanka. Pilot Herman Rante menolak dengan alasan bahan bakar tak akan cukup bila harus melintasi bagian utara Samudera Hindia.

Maka pesawat Woyla dibelokkan rutenya menuju Penang, Malaysia, dan kemudian diarahkan ke Bangkok, Thailand.

Imran bin Muhammad Zein, pemimpin kelompok pembajak pesawat itu, meminta pemerintah Indonesia membebaskan 80 rekan mereka yang kala itu mendekam di penjara.

Baca: AJUN Perwira Dituding Incar Harta, Jennifer Jill Ungkap Fakta Mengejutkan Ini Soal Uang Suami

Rekan mereka dipenjara karena terlibat peristiwa penyerangan Kosekta 8606 Pasir Kaliki, Cicendo, Bandung.

Disebut juga, pembajak meminta uang tunai sebesar 1,5 juta dolar AS.

Mereka mengancam akan meledakkan pesawat bila tuntutan tersebut tak dikabulkan. Berhari-hari disandera membuat para penumpang merasa takut dan lelah.

Kala itu, korban sendera dicekoki ceramah yang isinya menjelekkan pemerintahan Soeharto. Para sandera tak boleh berkomentar mengenai ceramah tersebut.

Tangan penumpang harus diangkat ke atas dan kedua telapak tangan harus di bagian atas sandaran kursi.

Penumpang baru boleh menurunkan tangannya setelah pesawat Woyla tiba di Bangkok, Thailand.

Baca: Bantahan TKN Jokowi-Maruf Soal Tuduhan Jokowi Sumbang Rp 19,5 M Untuk Kampanye dan Kenaikan Gaji PNS

Pesawat tersebut mendarat di Bandara Don Mueng, Bangkok, Sabtu sekitar pukul 17.00.

Penderitaan yang dialami oleh penumpang pesawat belum berakhir. Bahkan, penderitaan yang dialami mereka semakin menjadi-jadi.

Mereka hanya diberi selembar roti tawar dan air putih. Para korban sandera itu terus diawasi secara ketat.

Saat menggunakan toilet, mereka tak boleh menutup pintu. Perlakuan tersebut berlaku juga bagi sandera perempuan.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved