Kisah Militer RI
Anggota Kopassus Ini Bertahan Hidup dengan Pura-pura Mati Disamping Jasad Rekannya, Sosok Ini Datang
Anggota Kopassus Ini Bertahan Hidup dengan Pura-pura Mati Disamping Jasad Rekannya, Sosok Ini Datang
Gabungan Kopassus dan Paskhas itu diterjunkan di tengah hutan belantara di Irian Barat.
Mereka masuk wilayah pertahanan Belanda dan mengacaukan konsentrasi pasukan musuh.
Prajurit yang siap tempur itu dibagi dua tim, yakni Banteng I di Fak-fak dan Banteng II di Kaimana.
Banteng I melakukan misi penerjunan di Fak-Fak, dipimpin Letda Inf Agus Hernoto.
Baca: Prabowo Subianto Disebut Dapat Banyak Serangan dari Partai Demokrat, Andi Arief & Rachland Nashidik
Banteng II di Kaimana dipimpin Lettu Heru Sisnodo.
Sambil menunggu perintah berangkat, pasukan memilih leyeh-leyeh di bawah sayap pesawat. Mereka berusaha tidur sekenanya untuk mengumpulkan tenaga.
Tiga pesawat Dakota yang dipimpin Mayor Udara YE Nayoan, Komandan Skadron 2 Transport, disiapkan untuk menerbangkan pasukan ke Fak-Fak.
Lengkapnya, operasi ini akan menerjunkan satu tim gabungan yang terdiri dari 10 prajurit PGT, 30 prajurit RPKAD ditambah dua orang Zeni.
Baca: Operasi Ketupat 2019, Kasus Pencurian dengan Kekerasan Mendominasi, Warga Kota Jambi Harus Waspada
Tim ini dipimpin Letda Agus Hernoto dari Kopassus.
Dihantam hujan deras
Sewaktu lepas landas dari Laha, hujan turun deras.
April hingga Juni memang musimnya penghujan di kawasan Indonesia Timur.
Dropping dilaksanakan di tengah temaramnya subuh di sebelah utara Fak-Fak.
Baca: Habil Marati, Tersangka Penyandang Dana Pembunuhan Luhut Pandjaitan Sudah Cairkan Rp 210 Juta
Ketika formasi pesawat dalam perjalanan pulang, terlihat di laut sebuah kapal yang lampunya berkelap-kelip.
Setelah Dakota pada posisi sejajar dengan kapal, diketahui dengan jelas bahwa ternyata kapal dimaksud milik angkatan laut Belanda.