KISAH 2 Ribu Preman Dihabisi 'Petrus' di Era Soeharto, Mayat Dimasuki Karung; Punya Tato Diburu
TRIBUNJAMBI.COM - Ulah preman di zaman orde baru pernah meresahkan masyarakat. Aksi mereka sudah
Mayat para gali yang ditembak mati dibiarkan tergeletak di mana saja dengan tujuan membuat jera (shock therapy).
OPK yang digelar aparat keamanan di Yogyakarta sudah diketahui oleh masyarakat.
Setiap ada mayat yang ditemukan di pinggir jalan, tepi hutan, bawah jembatan, dan lainnya, mayat dengan luka tembak itu kerap dinamai sebagai korban penembakan misterius (petrus).
Baca: Google Bakal Luncurkan Platform Gaming Stadia, Tak Perlu Unduh Game, Main Streaming, Segini Harganya
Istilah `petrus' kemudian menjadi sangat populer sekaligus menakutkan.
Kinerja OPK yang dilaksanakan di Yogyakarta ternyata mendapat perhatian khusus dari Kepala Intelijen RI LB Moerdani dan diapresiasi sebagai `kerja bagus dan lanjutkan!'.
Cara penanganan gali dengan cara OPK pun diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia dan korban `petrus' pun bertumbangan di mana-mana.
Baca: Belum Terpecahkan Teka-teki Siapa Pria Misterius Kirim Patung Batara Guru ke Soeharto Jelang G30S
Yang pasti OPK memang terbukti efektif menumpas para gali dan sebenarnya juga mendapat dukungan dari masyrakat luas.
Hingga kini masyarakat kadang masih mengharapkan munculnya `petrus' untuk menangani aksi kejahatan yang makin marak dan brutal.
Terkait OPK yang sukses di era Orde Baru, Presiden Soeharto dalam buku otobiografinya bertajuk Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya, keberadaan `petrus' memang ditujukan untuk menimbulkan efek jera kepada para penjahat.
Baca: Tak Terlihat di Cendana, Bambang Trihatmodjo Jadi Sorotan, Akrab Lebaran Dengan Keluarga Mayangsari
"Ya, harus dengan kekerasan. Tetapi kekerasan itu itu bukan lantas dengan tembakan, begitu saja.
Bukan! Tetapi yang melawan, ya, mau tidak mau harus ditembak," ujarnya dalam buku yang terbit pada 1989 itu.
Pada 2012, Komnas HAM pernah mengumpulkan fakta-fakta tentang petrus.
Wakil Ketua Komnas HAM saat itu, Yosep Adi Prasetyo, menyatakan korban penembakan misterius atau akrab dikenal petrus terjadi pada kurun 1982-1985.
Baca: Tak Terlihat di Cendana, Bambang Trihatmodjo Jadi Sorotan, Akrab Lebaran Dengan Keluarga Mayangsari
Para korban ada di semua daerah dan umumnya memiliki tato.
Uniknya, cara mereka tewas, dalam kondisi yang hampir sama.