FAKTA Terbaru, Rusia Disebut Tembak Jatuh Malaysia Airlines MH17, Mahathir: 'Mana Buktinya'
TRIBUNJAMBI.COM - Munculnya tuduhan Rusia yang telah menembak pesawat Malaysia Airlines MH17 pada 2014
TRIBUNJAMBI.COM - Munculnya tuduhan Rusia yang telah menembak pesawat Malaysia Airlines MH17 pada 2014 silam, membuat Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad angkat bicara.
Sebelumnya Tim Investigasi Gabungan (JIT) menyatakan rudal Buk yang disinyalir jadi penyebab jatuhnya pesawat MH17 ditembakkan Brigade Anti-serangan Udara Rusia ke-53
Dilansir Bernama via Russian Today Jumat (31/5/2019), Mahathir berkata Malaysia menerima laporan Belanda bahwa rudal yang ditembakkan "dibuat oleh Rusia".
Baca: Operasi Ketupat 2019, Ini Titik-titik Pos Pengamanan Selama Idul Fitri 1440 H di Provinsi Jambi
Namun menurutnya, untuk memastikan Rusia yang bertanggung jawab merontokkan pesawat yang tengah terbang di kawasan timur Ukraina itu membutuhkan banyak bukti.
"Mereka menuduh Rusia. Namun buktinya mana?" tanya PM berjuluk Dr M itu ketika menjadi pembicara dalam acara Japanese Foreign Correspondents Club (FCCJ) di Tokyo, Jepang.
Mahathir menjelaskan, bisa saja rudal itu ditembakkan oleh kelompok pemberontak Ukraina, atau malah pasukan Ukraina sendiri.
Baca: Simpang Siur Ibu Tien Meninggal Karena Tertembak, Ini Sejarah Akhir Hayat Istri Presiden Soeharto
"Anda butuh bukti kuat bahwa rudal itu ditembakkan Rusia," jelasnya. PM berusia 83 tahun itu menuturkan, dia pribadi tidak terlalu yakin jika Rusia maupun kelompok yang berafiliasi dengan mereka adalah pelaku penembakan.
Namun dia melanjutkan teori itu bergantung kepada penyelidikan yang dilakukan profesional. "Saya tidak yakin organisasi yang sangat disiplin jadi pelakunya," papar dia.
Dia melanjutkan meski Malaysia merupakan anggota JIT, namun negaranya dilarang untuk mendapatkan akses memperoleh data rekaman penerbangan pesawat.
Baca: Dijerat Pasal Berlapis, Kades di Muara Bulian Hadapi Tuntutan Jaksa
Mahathir mengaku tidak tahu mengapa Malaysia tidak diperbolehkan mendapat akses ke kotak hitam. Dia menduga kasus tersebut sudah sarat akan muatan politis.
"Idenya adalah mereka tidak berusaha mencari penyebabnya. Namun berusaha berkonsentrasi menimpakan kesalahan kepada Rusia," terang Mahathir kembali.
MH17 yang saat itu mengangkut 283 penumpang dan 15 kru ditembak ketika tengah terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur, Malaysia, pada 17 Juli 2014.
Pesawat itu ditembak ketika terjadi bentrokan antara pasukan pemerintah Ukraina dengan kelompok pemberontak yang mendukung Rusia.
Baca: Dijerat Pasal Berlapis, Kades di Muara Bulian Hadapi Tuntutan Jaksa
Penyelidikan pun digelar dengan membentuk satuan tugas JIT beranggotakan Belanda, Belgia, Australia, dan Malaysia.
Kremlin berkali-kali mengklaim tidak melakukan tembakan, dan menuduh Ukraina sebagai negara yang harus bertanggung jawab.
Tudingan itu kemudian membuat seorang pilot Angkatan Udara Ukraina, Kapten Vladyslav Voloshyn, bunuh diri pada Maret tahun lalu lalu.
Voloshyn menderita depresi setelah dia dituduh sebagai orang yang menembakkan rudal sehingga menghantam pesawat MH17 tersebut.
Baca: Pasukan Inggris Kalang Kabut Hadapi Kopassus, 1 Dikubur di Hutan Kalimantan, Sisanya Lari Ketakutan
Penyelidikan yang dipimpin Belanda menyatakan, pesawat Malaysia Airlines MH17 ditembak dengan rudal milik Rusia.
Wilbert Pauliseen, pejabat Tim Investigasi Gabungan (JIT) berkata, rudal Buk yang ditembakkan milik Brigade Anti-serangan Udara Rusia ke-53.
Brigade tersebut didirikan pada 1967 di Armenia, brigade tersebut sempat dikirim ke Jerman Timur untuk menghadapi Perang Dingin.
Baca: Jokowi Bertemu Para Purnawirawan Pasca-Kerusuhan 22 Mei, Moeldoko Ungkap Tujuan Pertemuan Itu
Pasukan matra darat itu kemudian ditarik dari Jerman Barat pada 1992, dan hingga kini bermarkas di kawasan Kursk.
"Semua kendaraan pengangkut rudal itu bagian dari militer Rusia," kata Pauliseen dilansir dari Daily Mirror Kamis (24/5/2018).
Sebelumnya di Oktober 2015, Dewan Keselamatan Belanda mengatakan kalau pesawat Boeing 777 tersebut ditembak dengan sistem pertahanan Buk.
September 2016, JIT juga memperoleh kesimpulan serupa yang membuat Rusia melalui juru bicara Dmitry Peskov mengklarifikasi.
Baca: Dekati Lebaran, Semua Busana Muslim Diskon Hingga 75 Persen di Matahari Lippo Plaza Jambi
"Kami tidak bisa menerima kesimpulan akhir yang mereka (JIT) katakan. Saya bertaruh mereka belum melihat keseluruhan bukti," kata Peskov saat itu seperti dikutip BBC.
MH17 yang mengangkut 283 penumpang dan 15 kru ditembak ketika tengah terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur, Malaysia, pada 17 Juli 2014.
Pesawat itu ditembak ketika terjadi bentrokan antara pasukan pemerintah Ukraina dengan pemberontak yang mendukung Rusia.
Penyelidikan pun digelar dengan membentuk satuan tugas JIT beranggotakan Belanda, Belgia, Australia, dan Malaysia.
Baca: Daftar Lengkap Mutasi TNI, 9 Jenderal Naik Pangkat 53 Perwira Tinggi Promosi
Kremlin berkali-kali mengklaim tidak melakukan tembakan, dan menuduh Ukraina sebagai negara yang harus bertanggung jawab.
Tudingan itu kemudian membuat seorang pilot Angkatan Udara Ukraina, Kapten Vladyslav Voloshyn, bunuh diri pada Maret lalu.
Voloshyn menderita depresi setelah dia dituduh sebagai orang yang menembakkan rudal sehingga menghantam pesawat MH17 tersebut.
Baca: Sidak ke Sejumlah Swalayan, Diskoperindag Temukan Sejumlah Produk Kadaluarsa dan tak Layak Jual
Baca: Nama RM Aroma Cempaka Digugat, Ternyata Penggugat dan Tergugat adalah Kakak Adik
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rudal yang Hantam Malaysia Airlines MH17 Milik Militer Rusia",
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rusia Disebut Tembak Malaysia Airlines MH17, Mahathir: Buktinya Mana?"