Pemilu 2019
Investigasi Aiman Witjaksono, Operasi Rahasia di Balik Rusuh 22 Mei, Siapa yang Bertanggung Jawab?
Pada peristiwa kerusuhan di aksi 22 Mei 2019, ada tiga kelompok perusuh yang teridentifikasi. Pertama, kelompok preman bayaran.
Menariknya, saat amplop dibagikan, sejumlah pemuda lain yang berada di sekitar lokasi terlihat mendekat dan mendapat amplop juga.
Setelah menerima amplop, mereka langsung berlari menuju pusat demo di Kantor Bawaslu.
Jika kita kembali ke peristiwa 22 Mei, ada kerusuhan besar kedua di depan Gedung Bawaslu dan Jalan Wahid Hasyim sekitar pukul 02.00.
Lokasi itu berada dalam satu kawasan.
Peristiwa itu terjadi persis setelah pengerahan dan pemberian amplop ini. Kedua massa ini masih diselidiki apakah hanya terkait dengan kelompok preman bayaran atau ada kaitan juga dengan kelompok radikal.
Konfirmasi polisi Saya mengonfirmasi temuan ini ke Karopenmas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo.
Baca: Tom Holland Spiderman dan Chris Hemsworth Thor Kunjungi Bali
Baca: Polisi Berhasil Tangkap Pocong yang Meresahkan Warga Masih Mengenakan Pakaian Putih-putih
Ia membenarkan.
"Betul, mereka melakukan pengerahan massa menggunakan mobil ambulans. Ada pula dari kelompok massa yang menggunakan kereta api melalui stasiun Tanah Abang. Oleh karenanya, saat kerusuhan, Stasiun Tanah Abang sempat kami tutup untuk memblokade gerakan mereka," kata Dedi kepada saya.
Sementara, satu kelompok lainnya yang diduga menggunakan senjata api --beberapa di antaranya sudah ditahan-- memiliki tujuan berbeda yaitu mencari martir.
Skenarionya, informasi ini akan disebar melalui media sosial (whatsapp, instagram, facebook, dan lainnya).
Penyebaran informasi soal martir ini dibumbui dengan kalimat yang tak sesuai fakta (hoaks) disertai foto yang mengenaskan untuk memancing dan berpotensi membakar massa yang akan berdemo siang hari nantinya di depan kantor Bawaslu, Jakarta, pada 22 Mei 2019.

Penyitaan senapan serbu militer
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dalam jumpa pers menunjukkan adanya dugaan penyelundupan senjata jenis senapan serbu M4 yang merupakan versi ringkas dari senapan serbu M16 buatan Amerika Serikat.
Senapan ini diduga akan digunakan oleh penembak jitu saat aksi 22 Mei untuk menciptakan martir.
Beberapa hari sebelumnya, POM TNI juga menangkap seorang prajurit aktif TNI berpangkat Prajurit Kepala (Praka) dan juga seorang Purnawirawan Jenderal terkait dugaan penyelundupan dan kepemilikan ilegal senjata api.