Siapa Sebenarnya Orang Pendek Berkaki Terbalik di Hutan TNKS Kerinci Jambi? Ini Catatan 1900-an

Van Heerwarden menyadari makhluk yang ditemuinya bukan sejenis siamang atau primata. Makhluk itu menyadari keberadaan dirinya, sehingga lari menghinda

Editor: Duanto AS
Capture Youtube/Fredography
Ilustrasi pemotor bertemu Orang Pendek di Aceh. 

Van Heerwarden menyadari makhluk yang ditemuinya bukan sejenis siamang atau primata. Makhluk itu menyadari keberadaan dirinya, sehingga lari menghindar. Siapakah orang pendek berkaki terbalik di Kerinci Jambi?

TRIBUNJAMBI.COM - Marco Polo yang menjelajah Asia pada 1292, menuliskan cerita tentang orang pendek atau Uhang Pandak.

Kemudian pada 1923, Van Heerwarden perjumpaan dengan makhluk yang bukan siamang maupun primata di Kerinci.

Diduga itu merupakan orang pendek berkaki terbalik.

Pernah mendengar misteri orang pendek berkaki terbalik di Kerinci Jambi?

Baca Juga

 Ini Wajah Oknum Pilot yang Ditangkap Polisi karena Ujaran Kebencian, Ini Isi Pesan Rusuh IR

 Kulit Putih Chef Renatta Moeloek Tato Seram Tapi Penampilan Kalem, Juri Masterchef Bertangan Dingin

 Masih Ingat Shandy Aulia Mantan Roger Danuarta? Terungkap Kondisinya Setelah 8 Tahun Menikah

 Ini Ganjalan Natasha Wilona dan Verrell Bramasta Menikah Muda, Ivan Fadilla Paparkan Perbedaan

 Real Count KPU pada Senin (20/5) pukul 08.00 WIB, Bandingkan Perubahan Suara 6 Jam Sebelumnya

 Jenderal TNI Dibentak-bentak Bintara, kalau Pakai Seragam yang Terjadi Mungkin Lain

Keberadaan orang kerdil atau Uhang Pandak (orang pendek) di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, hingga kini masih penuh misteri.

Pernah dilacak dan diusahakan untuk ditangkap supaya dapat dijadikan sebagai bahan kajian ilmiah.

Hasilnya, setelah dilakukan sejumlah penelitian dan aksi ekspedisi, tetapi tidak diketahui keberadaan orang pendek berkaki terbalik .

Kehadiran Orang Kerdil berkaki terbalik itu, tak ubahnya dengan makhluk gaib yang sulit dilacak dengan menggunakan kemampuan manusia atau teknologi dan ilmu pengetahuan ilmiah.

Pelacakan Orang Pendek berkaki terbalik ini, misalnya pernah masuk ke dalam salah satu studi cryptozoology.

Seperti pernah dirilis netralnews.com, ekspediasi pencarian Orang Pendek sudah beberapa kali dilakukan di Kawasan Kerinci.

Ekspedisi dan pencarian

Ekspedisi itu satu di antaranya didanai National Geographic Society.

National Geographic sangat tertarik mengenai legenda Orang Pendek di Gunung Kerinci, Jambi.

Beberapa peneliti telah mereka kirimkan kesana untuk melakukan penelitian mengenai makhluk tersebut.

Adapun cerita mengenai Uhang Pandak pertama kali ditemukan dalam catatan penjelajah gambar jejak, Marco Polo, 1292.

Ilustrasi Orang Pendek atau Uhang Pandak di TNKS Kerinci, Provinsi Jambi.
Ilustrasi Orang Pendek atau Uhang Pandak di TNKS Kerinci, Provinsi Jambi. (IST (Sripo))

Saat ia, Marco Polo bertualang ke Asia.

Walau diyakini keberadaannya oleh penduduk setempat, makhluk ini dipandang hanya sebagai mitos belaka oleh para ilmuwan.

Mitos itu seperti halnya "Yeti" di Himalaya dan monster "Loch Ness" Inggris Raya.

Namun, sejauh ini, para saksi yang mengaku sudah beberapa kali melihat Orang Pendek dan menggambarkan tubuh fisiknya sebagai makhluk yang berjalan tegap (berjalan dengan dua kaki).

Tinggi makhluk ini sekira satu meter (di antara 85-130 Cm) dan memiliki banyak bulu di seluruh badan.

Makhluk ini berjalan tegak dan berkaki terbalik.

Bahkan, tak sedikit pula yang menggambarkannya dengan membawa berbagai macam peralatan berburu, seperti semacam tombak.

Menurut cerita orang-orang dari suku Anak Dalam, suku di Jambi yang memiliki ilmu gaib yang tinggi pun sulit menangkap Uhang Pandak ini.

Bahkan, orang-orang dari Suku Anak Dalam ini pernah dibuat putus asa karena selalu gagal menangkap uhang pandak alias orang kerdil ini.

Ada catatan pada awal 1900-an.

Pernah ada kesaksian Mr Van Heerwarden pada 1923.

Van Heerwarden merupakan seorang zoologiest.

Sekira tahun-tahn itu, dia sedang melakukan penelitian di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Kerinci, Jambi.

Dalam catatan itu, dikatakan bahwa Van Heerwarden menuliskan mengenai pertemuannya dengan beberapa makhluk gelap dengan banyak bulu di badan.

Dia menggambarkan tinggi tubuh mereka setinggi anak kecil berusia 3-4 tahun.

Namun, mereka memiliki bentuk wajah yang lebih tua dan dengan rambut hitam sebahu.

Van Heerwarden sadar, mereka bukan sejenis siamang maupun primata lainnya.

Ia juga mengetahui makhluk-makhluk itu menyadari keberadaan dirinya saat itu, sehingga mereka berlari menghindar.

Satu hal yang membuat Mr. Heerwarden tak habis pikir, semua makhluk itu memiliki persenjataan berbentuk tombak dan mereka berjalan tegak.

Semenjak itu, Mr. Heerwarden terus berusaha mencari tahu makhluk tersebut, namun usahanya selalu tidak berbuah hasil.

Peneliti Inggris menyusur hutan

Dua orang peneliti dari Inggris, Debbie Martyr dan Jeremy Holden sudah lama mengabadikan dirinya untuk terus menerus melakukan ekspedisi terhadap eksistensi Orang Pendek.

Namun, sejak pertama kali mereka datang ke Taman Nasional Kerinci di tahun 1990, hasil yang didapat masih jauh dari kata memuaskan.

Lain dengan peneliti lainnya, Debbie dan Jeremy datang ke Indonesia dengan di biayai oleh Organisasi Flora dan Fauna Internasional.

Dalam ekspedisi yang dinamakan “Project Orang Pendek” ini, mereka terlibat penelitian panjang disana.

Secara sistematik, usaha-usaha yang mereka lakukan dalam ekspedisi ini antara lain adalah pengumpulan informasi dari beberapa saksi mata untuk mengetahui lokasi-lokasi dimana mereka sering dikabarkan muncul.

Kemudian ada metode menjebak pada suatu tempat, dimana terdapat beberapa kamera yang selalu siap untuk menangkap aktivitas mereka.

Namun, akhirnya rasa putus asa dan frustasi selalu menghinggap di diri mereka, ketika hasil ekspedisi selama ini yang mereka lakukan, belum mendapat hasil yang memuaskan alias nihil.

Beberapa pakar Cryptozoology mengatakan, bahwa Orang Pendek mungkin memiliki hubungan yang hilang dengan manusia.

Apakah mereka merupakan sisa-sisa dari genus Australopithecus?

Banyak Paleontologiest mengatakan bahwa anggota Australopithecus masih ada yang bertahan hidup hingga hari ini, maka mereka lebih suka digambarkan sebagai seekor siamang.

Pertanyaan mengenai identitas Orang Pendek yang banyak dikaitkan dengan genus Australopitechus ini, sedikit pudar dengan ditemukannya fosil dari beberapa spesies manusia kerdil di Flores beberapa tahun yang lalu.

Ciri-ciri fisik spesies ini sangat mirip dengan penggambaran mengenai Orang Pendek, dimana mereka memiliki tinggi badan tidak lebih dari satu seperempat meter, berjalan tegak dengan dua kaki, dan telah dapat mengembangkan perkakas/alat berburu sederhana, serta telah mampu menciptakan api.

Diperkirakan hidup antara 35.000-18.000 tahun yang lalu.

Apakah keberadaan “Uhang Pandak” benar-benar merupakan sisa-sisa dari Homo Floresiensis yang masih dapat bertahan hidup?

Secara jujur, para peneliti belum dapat menjawabnya.

Peneliti mengetahui, bahwa setiap saksi mata yang berhasil mereka temui mengatakan, lebih mempercayai Orang Pendek sebagai seekor binatang.

Debbie Martyr dan Jeremy Holden, juga mempertahankan pendapat mereka, bahwa Orang Pendek adalah seekor siamang luar biasa dan bukan hominid.

Terlepas dari benar tidaknya mereka adalah bagian dari makhluk halus, binatang, atau pun ras manusia yang berbeda.

Dunia tentunya masih menyimpan misteri tentang mereka yang harus terus dilakukan penelitian keberadaannya.

Intinya, meski manusia modern saat ini sudah begitu tinggi ilmu pengetahuan dan teknologinya, namun ternyata masih kalah dengan ilmu gaib yang dimiliki Orang Pendek di Kerinci.(Salman Rasyidin/Sripo/*)

Subscribe Youtube

 Ini Wajah Oknum Pilot yang Ditangkap Polisi karena Ujaran Kebencian, Ini Isi Pesan Rusuh IR

 Real Count KPU pada Senin (20/5) pukul 08.00 WIB, Bandingkan Perubahan Suara 6 Jam Sebelumnya

 Masih Ingat Shandy Aulia Mantan Roger Danuarta? Terungkap Kondisinya Setelah 8 Tahun Menikah

 Kevin Sanjaya Geregetan lalu Smash Keras Natasha Wilona hingga Terduduk, Benarkah Mulai PDKT?

 Mahfud MD Tidak Pernah Peduli dengan Hoax Tentang Dirinya, Lebih Penting Adalah Menyelamatkan Negara

 Jenderal TNI Dibentak-bentak Bintara, kalau Pakai Seragam yang Terjadi Mungkin Lain

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved