Sejarah Indonesia
Ramalan Gus Dur ke Soeharto Terbukti, Ucapannya Setahun Sebelum Pak Harto Lengser Bikin Kyai Heran
Gus Dur dikenal sebagai sosok yang memiliki banyak kemampuan khusus, yang mungkin tidak dimiliki oleh orang lain.
Menurut Nurcholish, ide itu murni datang dari Soeharto.
Tidak ada tokoh yang menyampaikannya kepada Bapak Pembangunan tersebut.
Tokoh seperti Nurcholis dan Gus Dur pun menolak terlibat dalam Komite Reformasi.
Amien Rais misalnya, yang mempermasalahkan kapan pemilu itu akan dilaksanakan.
Menurut Amien, hal terpenting saat itu adalah mundurnya Soeharto.
Sehingga usulan Komite Reformasi dianggap hanya cara Soeharto mengulur waktu.
Sore harinya, Soeharto mendapat laporan bahwa sejumlah ekonom senior seperti Emil Salim dan Frans Seda bereaksi negatif atas usulan Komite Reformasi itu.
Penolakan ini yang membuat Soeharto semakin resah dan galau.
Puncak kebimbangan Soeharto Kegalauan Soeharto semakin bertambah pada 20 Mei 1998.
Saat itu, 14 menteri bidang ekonomi, keuangan dan industri di bawah koordinasi Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita menolak masuk ke dalam kabinet baru hasil reshuffle atau Komite Reformasi.
Tidak hanya itu, ke-14 menteri itu juga membuat pernyataan sikap melalui tulisan yang ditandatangani di Gedung Bappenas.
Dalam pernyataan tertulis itu, mereka bahkan secara implisit meminta Soeharto untuk mundur.
Adapun, 14 menteri yang menandatangani, sebut saja Deklarasi Bappenas itu, secara berurutan adalah Akbar Tandjung, AM Hendropriyono, Ginandjar Kartasasmita, Giri Suseno Hadihardjono, Haryanto Dhanutirto, Justika S Baharsjah. Kemudian, Kuntoro Mangkusubroto, Rachmadi Bambang Sumadhijo, Rahardi Ramelan, Subiakto Tjakrawerdaya, Sanyoto Sastrowardoyo, Sumahadi MBA, Theo L Sambuaga, dan Tanri Abeng.
Sontak, pernyataan itu membuat Soeharto merasa terpukul.

Dia merasa ide Komite Reformasi akan gagal.
Soeharto tidak punya pilihan selain mundur.
Soeharto kemudian memanggil Wapres BJ Habibie, untuk menginformasikan kemungkinan tersebut.
Habibie diminta siap jika kekuasaan kepresidenan diserahkan Soeharto kepadanya.
Probosutedjo, adik Soeharto, yang berada di kediaman Jalan Cendana, malam itu, mengungkapkan, Soeharto pada malam itu terlihat gugup dan bimbang.
"Pak Harto gugup dan bimbang, apakah Habibie siap dan bisa menerima penyerahan itu.
Suasana bimbang ini baru sirna setelah Habibie menyatakan diri siap menerima jabatan Presiden," ujarnya.
Soeharto berbulat hati menyerahkan kekuasaan kepada Habibie. Konsultasi mengenai prosesi pergantian kepemimpinan pun dilakukan.
Kemudian, sekitar pukul 23.20 WIB Yusril bertemu Amien Rais.

Dalam pertemuan itu, Yusril menyampaikan rencana Soeharto untuk mundur pada 21 Mei 1998, sekitar pukul 09.00 WIB.
Dalam bahasa Amien, kata-kata yang disampaikan oleh Yusril itu, "The old man most probably has resigned" (Orang tua itu kemungkinan besar mundur).
Pada Kamis dini hari itu, pukul 01.30 WIB, Amien Rais menggelar jumpa pers.
Saat itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah itu menyampaikan informasi yang disampaikan Yusril.
"Selamat tinggal pemerintahan lama, dan selamat datang pemerintahan baru," ucap Amien. (Kompas)
