Pilpres 2019
Luhut Panjaitan Beberkan Obrolannya Dengan Prabowo, Ceria! Ternyata Mereka Akrab Sejak di Kopassus
Soal pertemuan antara Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Prabowo Subianto, Luhut memberikan klarifikasi
Luhut Beberkan Obrolannya Dengan Prabowo, Ceria! Ternyata Mereka Akrab Sejak di Kopassus
TRIBUNJAMBI.COM - Soal pertemuan antara Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Prabowo Subianto, Luhut memberikan klarifikasi.
Pernyataan Luhut minta agar politisi senior tak membuat panas suhu politik.
Sebelumnya sempat terjadi perdebatan soal Jokowi mengutus Luhut Panjaitan untuk temui Prabowo Subianto usai pelaksanaan Pemilu 2019.
Diharapkan dengan pertemuan tersebut bisa meredam suhu politik yang makin memanas saat ini.
Namun menurut keterangan Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional ( BPN) pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade mengungkapkan, tak ada agenda pertemuan antara Prabowo dan utusan calon presiden petahana, Luhut Binsar Panjaitan pada Minggu (21/4/2019).
Baca: Lampaui Putin dan Trump Jokowi Dinobatkan sebagai Pemimpin Paling Populer di Dunia oleh Media Asing
Baca: Ahli Ekspresi Analisis Wajah Gading Marten Bahagia saat Jemput Wanita Misterius di Bandara, Positif
Baca: Penyebab Wafatnya Bu Tien Soeharto Sempat Jadi Teka-Teki, Mantan Kapolri Ungkap yang Sebenarnya
Untuk menjawab hal itu Luhut Panjaitan pun mengklarifikasi apa yang terjadi lewat akun Facebook terverifikasi pada Senin (22/4/2019) malam.

Berikut tulisannya:
Apa betul saya diutus Presiden menemui Pak Prabowo?
Pertanyaan jurnalis MetroTV dan media lain kemarin mungkin mewakili pertanyaan banyak orang.
Maka kali ini saya tulis kembali jawaban saya sehingga dapat dibaca oleh publik termasuk Pak Prabowo sendiri.
Saya memang bicara per telepon dengan Pak Prabowo. Kami janjian makan siang jam 12 Hari Minggu lalu (21/4).
Tadinya kami mau makan di satu restoran di mana kami suka makan bersama, tapi kami tidak nyaman karena ada banyak awak media.
Kemudian kami setuju janjian makan di dekat hotel tempat Beliau berada pada jam 2 siang.
Tapi saya lalu dikabari bahwa pertemuan ditunda ke jam 5 sore dan akhirnya saya mendapat berita melalui ajudannya ke ajudan saya bahwa Pak Probowo sedikit kurang sehat dan minta pertemuan untuk dijadwalkan ulang.
Saya bilang tidak ada masalah.
Itu hal yang biasa menurut saya.
Suasana obrolan kami via telepon juga baik-baik saja, bahkan gembira, ceria, dan tidak ada sama sekali beban.
Itulah yang saya bisa tangkap dari tone suara Prabowo yang saya kenal.
Persis situasi kalau kami makan berdua.
Sebagai teman, makan berdua adalah hal yang biasa bagi kami, tidak ada yang aneh dengan itu.
Dan terus terang saya sebenarnya hanya ingin mengingatkan saja mengenai partriotisme Pak Prabowo, idealismenya sebagai prajurit, dan kecintaannya pada tanah air ini.
Tentu Beliau tidak akan mau tercatat dalam sejarah Indonesia sebagai seorang yang tidak mempromosikan demokrasi dengan bagus, atau seorang yang tidak menghargai konstitusi.
Justru sebaliknya, saya ingin Beliau menjadi bagian dari sejarah Indonesia, bahwa demokrasi dibangun juga dari leadershipnya.
Karena Pak Probowo yang saya kenal adalah seorang yang sangat konsisten dan betul-betul rasional dalam berpikir, yang juga penuh dengan idealisme, penuh dengan jiwa patriot, penuh dengan keinginan berbuat yang terbaik untuk negeri ini.
Saya tidak yakin bahwa Pak Prabowo akan merusak demokrasi kita.
Beliau bukan tipe orang seperti itu.
Justru kalau sudah bicara nasionalisme, bicara menyangkut masalah kepentingan nasional, demokrasi di Indonesia, Beliau pasti berpikir dengan jernih mana yang terbaik untuk Republik.
Saya kira itulah Prabowo yang saya kenal selama bertahun-tahun ini.
Pertanyaan selanjutnya dari media adalah mengenai kapan saya akan bertemu lagi dengan Pak Prabowo.
Kami masih akan melihat jadwal masing-masing.
Saya kebetulan sejak kemarin masih sibuk, bahkan malam ini saya ditugaskan untuk pergi menghadiri suatu pertemuan internasional.
Baca: Ini Prediksi Derby Man United vs Man City pada Kamis (25/4/2019), Ini Sejarah Laga Pertama 1981
Baca: Ahli Ekspresi Analisis Wajah Gading Marten Bahagia saat Jemput Wanita Misterius di Bandara, Positif
Baca: Lowongan Kerja 2019 - Rekrutmen LKPP Untuk Lulusan S1 & Badak LNG untuk D3 Pendaftaran 30 April 2019
Pak Prabowo juga sibuk.
Nanti, besok atau kapan tidak sibuk, saya akan telepon kembali.
Toh tidak ada yang dikejar-kejar juga.
Kalau memang sudah waktunya ketemu, kami pasti akan ketemu.
Kalau belum, ya belum.
Kalaupun tidak ketemu, yang penting pesan saya sudah sampai kepada Beliau melalui media ini atau lainnya, mudah-mudahan dibaca.
Melalui tulisan ini saya juga ingin menitipkan pesan kepada para senior untuk tidak perlu memanas-manasi dengan memberikan informasi yang tidak jelas kepada Pak Prabowo.
Biarkanlah Beliau mendapat informasi yang berimbang sehingga bisa membuat keputusan dengan input data yang benar.
Tidak elok kalau kita membohongi atasan dengan informasi yang salah.
Jika atasan kemudian membuat keputusan yang salah, hal ini akan menjadi catatan yang tidak baik dalam perjalanan hidupnya.
Apalagi dengan adanya digital track sekarang, sampai kapanpun catatan itu tidak akan bisa terhapus
Jadi sebagai jawabannya, komunikasi saya dengan Pak Prabowo kali ini tidak ada langsung urusannya dengan utus-mengutus.
Presiden sendiri sejak kemarin sangat rileks memberikan pengarahan kepada para pembantunya mengenai APBN 2020 dan bagaimana pemerintah ingin fokus pada masalah pembangunan sumber daya manusia, serta bagaimana membuat harmonisasi peraturan perundang-undangan yang mempermudah investasi.
Waktu kita sudah habis untuk membicarakan hal-hal tersebut, sehingga tidak ada sama sekali pembicaraan tentang Pilpres.
Proses pencoblosan sudah selesai, sekarang kita tinggal menunggu saja hasil perhitungan dari KPU.
Pak Jokowi dan Pak Maruf Amin juga sangat paham mengenai urut-urutan mekanismenya dan menghormati ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Pemimpin memang harus begitu.
Apalagi, KPU sendiri dilahirkan atas kesepakatan bersama antara pemerintah dengan legislatif berdasarkan konstitusi.
Maka mari kita hormati prosesnya, kita ikuti, dan kita hormati keputusannya.
Kepada masyarakat saya juga ingin menyampaikan bahwa situasi negara kita sekarang baik-baik saja.
Jangan percaya kepada siapapun yang membuat seolah-olah kita sedang dalam kondisi darurat.
Saya belum melihat ada indikasi ke arah sana karena tidak ada yang dilakukan pemerintah yang melanggar konstitusi.
Saya mantan tentara, anak kandung saya masih anggota aktif Kopassus, saya pasti tahu karena semua perkembangan masih saya dengar di kuping saya.
Sebagai penutup, sekarang kita sudah akan memasuki bulan Ramadhan.
Saya berharap teman-teman semua mulai cooling down.
Ayo kita sama-sama menatap hari esok yang lebih baik.
Mari kita bersama-sama membangun Republik yang kita cintai ini.
Sebelumnya rencana Pertemuan Prabowo dan Luhut sebelumnya diungkap Direktur bidang Media dan Komunikasi BPN Hashim Djojohadikusumo.
"Ya, mungkin. Saya dengar Pak Luhut Panjaitan akan ketemu Pak Prabowo," ujar Hashim saat ditemui di media center pasangan Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Sabtu (20/4/2019).
Rencananya pertemuan digelar hari ini, di kediaman pribadi Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
Akrab Sejak Masih Tugas di Kopassus
Namun tahukah Anda Luhut Binsar Panjaitan dan Prabowo Subianto sebenarnya memiliki hubungan dekat sejak mereka masih menjadi TNI aktif dan bertugas di Kopassus.
Keduanya merupakan putra anggota TNI terbaik yang bahkan sama-sama menjadi cikal bakal terbentuknya satuan elite di Kopassus yakni Sat-81 yang dulu dikenal sebagai Satuan ahli penanggulangan teror.
Luhut dan Prabowo merupakan Komandan dan Wakil Komandan Sat-81 Gultor di awal-awal terbentuknya pasukan siluman ini.
Menelisik jauh ke belakang, Sat-81/Gultor berdiri pada dekade 1980-an atas prakarsa dari L.B. Moerdani yang saat itu menjadi salah satu dedengkot pasukan khusus dan TNI.
Konon, pasukan ini dibentuk dengan latar belakang kasus pembajakan pesawat Garuda Indonesia 206 di Woyla, Thailand tahun 1981.

Luhut Binsar Pandjaitan dan Prabowo Soebianto didapuk menjadi Komandan dan Wakil Komandan pertama Sat-81/Gultor.
Mereka dikirim ke Grenzschutzgruppe-9 (GSG-9) di Jerman untuk menjalani spesialisasi teror.
Sekembalinya ke Indonesia, mereka bertugas merekrut anggota yang kelak menjadi penerus Sat-81/Gultor.
Kopassandha yang sekarang bernama Kopassus saat itu memiliki dua prajurit terbaik yakni Mayor Luhut Panjaitan dan Kapten Prabowo Subianto.
Pada tahun 1982 mereka dikirim ke Jerman Barat untuk menjalani pendidikan di satuan antiteror Grenzschutzsgruppe 9 (GSG-9).
Mayor Luhut dan Kapten Prabowo ternyata bisa lulus dari pendidikan GSG-9 dengan prestasi yang memuaskan.
Nama Detasemen 81/Antiteror ternyata diciptakan sendiri oleh Mayor Luhut dan Kapten Prabowo sewaktu menghadap Panglima ABRI Jenderal TNI M Jusuf.