Sejarah Indonesia
UCAPAN 'ALLAH' Terakhir dari Soekarno (Bung Karno) Tandai Detik-Detik Wafat Sang Proklamator
Menjadi seorang Proklamator, bukan berarti membuat Soekarno mendapatkan perlakuan istimewa di akhir jabatannya.
Ketika melihat kapak, golok, dan cangkul kelima Kempeitai itu masih bersikap tenang.
Tapi, begitu melihat senjata bambu runcing yang diacungkan, mereka menjadi ketakutan dan memilih kabur tanpa menghiraukan Soekarno lagi!

Rupanya, bambu runcing yang telah menjadi simbol perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan RI ternyata bukan hanya mitos.
Pasalnya senjata yang terbuat dari batang bambu yang ujungnya diruncingkan sehingga menjadi semacam tombak itu ternyata merupakan senjata yang sangat efektif untuk melancarkan serangan senyap.
Dalam penggunaan untuk melaksanakan serangan senyap, gerilyawan yang bersenjata bambu runcing biasanya didampingi satu rekan gerilya lainnya yang bersenjata api.
Sasaran penyergapan biasanya pasukan Jepang yang sedang lengah atau sedang tertidur.
Pasukan Jepang yang lengah biasanya ditikam bambu runcing pada bagian perut dan akan tewas secara perlahan dengan luka yang sangat sakit dan mengerikan.
Karena harus menderita luka yang rasa sakitnya demikian luar biasa dan harus mati secara perlahan, umumnya pasukan Jepang menjadi sangat ketakutan terhadap pasukan gerilya RI yang bersenjata bambu runcing.
Hal itu rupanya juga dirasakan oleh lima polisi yang hendak menangkap Soekarno kala itu. (Artikel Intisari)