MANTAN Wapres Try Sutrisno Pernah Dimarahi Pejabat Daerah, Gegara Blusukan Rahasia Pak Harto
TRIBUNJAMBI.COM- Kesederhanaan kehidupan Soeharto setelah lengser, menurut ajudannya Maliki, juga terlihat
Blusukan rahasia itu berlangsung selama dua pekan.
Orang yang turut serta dalam blusukan itu hanya Try, Komandan Paspampres Kolonel Munawar, komandan pengawal, satu ajudan, dokter Mardjono, dan mekanik Biyanto yang mengurus kendaraan.
Di luar rombongan itu, hanya Ketua G-I/S Intel Hankam Mayjen TNI Benny Moerdani yang mengetahuinya.
Baca: Selewengkan Setoran Dana Pelanggan PDAM Rp 429 Jutaan, Terdakwa Divonis 2 tahun 10 Bulan
Panglima ABRI ketika itu bahkan tidak tahu bahwa presiden sedang berkeliling dengan pengamanan seadanya ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Saat itu, Indonesia memasuki tahap Pelita II.
Soeharto merasa harus turun langsung memantau pelaksanaan program-program pemerintah.
Dengan melakukan perjalanan rahasia, Soeharto bisa melihat kondisi desa apa adanya, dan mendapat masukan langsung dari masyarakat.
Baca: Keganasan Buaya Muara, di Teluk Dawan, Tanjab Timur, 10 Tahun Terakhir Sudah Makan 5 Korban
"Kami tidak pernah makan di restoran, menginap di rumah kepala desa atau rumah-rumah penduduk. Untuk urusan logistik, selain membawa beras dari Jakarta, Ibu Tien membekali sambal teri dan kering tempe. Benar-benar prihatin saat itu," tutur Try.
Meski perjalanan itu berusaha ditutup rapat, kedatangan presiden ke suatu desa akhirnya bocor ke telinga pejabat setempat.
Para pejabat daerah pun geger dan memarahi Try Sutrisno karena merasa tidak diberi kesempatan untuk menyambut presiden.
Try tidak bisa berbuat banyak karena perjalanan itu adalah kemauan Soeharto.
Baca: Jadwal Salat Kamis 11 April 2019, Jambi, Jakarta, Surabaya dan Kota Besar Lainnya
Try yang kemudian menjadi Wakil Presiden pun melihat Soeharto begitu menikmati perjalanan keluar masuk desa.
Semua hal yang ditemui di lapangan dicatat sosok itu, untuk jadi bahan dalam rapat kabinet.
Sangking menikmatinya perjalanan itu, Soeharto tidak protes ataupun marah saat ajudannya salah mengambil jalan, hingga akhirnya tersasar.
Padahal, Soeharto mengetahui betul seluk beluk wilayah itu.
Baca: Polda Jambi Kerahkan 400 Personel, Lakukan Patroli Pengamanan Pemilu di Objek VItal