BENNY Moerdani Lolos dari Sergapan Sniper SAS Inggris, Gegara Kapal Perang Queen Elisabeth Mau Lewat

TRIBUNJAMBI.COM - Ketika terjadi konfrontasi militer Indonesia-Malaysia (1964), tugas Benny Moerdani yang saat

Editor: ridwan
Benny Moerdani 

Kawasan yang pertama kali menjadi daerah operasi Benny dan timnya di Kalimantan Utara adalah sebuah dusun kecil yang berlokasi di seberang perbatasan Serawak-Kalimantan Barat.

Setelah sesuai dengan sasaran yang diserbu oleh RPKAD dan satuan lainnya pasukan kecil Benny terus melaksanakan tugas secara berpindah-pindah.

Baca: PMKRI dan Kapolda Bengkulu Ajak Milenial Ambil Bagian dalam Pemilu 2019, Jangan Golput

Selama melaksanakan misi pengintaian dan penyusupan di perbatasan,Benny meskipun pada saat itu ABRI (nama TNI ketika itu) sudah secara terang-terangan membantu gerilyawan TNKU, harus melaksanakan taktik penyamaran.

Sesuai kebijakan yang diambil pimpinan TNI masa itu, Benny memperoleh identitas baru sebagai seorang sukarelawan dan memakai seragam TNKU.

Nama yang tertulis di kartu anggota TNKU tetap Moerdani, tapi dia dijadikan warga masyarakat Kalimantan Selatan, kelahiran Muarateweh, kota kecil yang berada di tepi Sungai Mahakam.

Bersama personel TNKU yang dipimpinnya, Benny kemudian mulai melancarkan perang gerilya terhadap pasukan Inggris.

Pasukan TNKU yang berintikan prajurit RPKAD alias Kopassus yang sudah berpengalaman tempur itu pun langsung menunjukkan kehebatan mereka.

Baca: Kasus Penganiayaan Siswi SMP Asal Pontianak, 5 Hal yang Harus Dilakukan Orang Tua Jika Anak Dibully

Tak peduli, musuh yang dihadapi merupakan pasukan khusus SAS, pasukan elit yang begitu dibanggakan Inggris.

Dalam suatu serangan penyergapan di pedalaman Kaltim yang berhutan lebat, pasukan gerilya TNKU berhasil menawan satu orang musuh, menembak mati satu orang lagi, sementara dua musuh berhasil melarikan diri.

Peristiwa tertawannya satu anggota pasukan SAS itu segera disampaikan kepada Letjen Ahmad Yani.

Karena merupakan peristiwa sangat penting, anggota SAS yang tertawan dan terluka cukup serius itu segera diperintahkan oleh Ahmad Yani untuk dikirim ke Jakarta guna kepentingan propaganda.

Bukti adanya pasukan SAS yang tertawan jelas akan membuat pemerintah Inggris mengambil sikap terhadap kebijakan militernya di perbatasan Kalimantan-Malaysia.

Baca: Selewengkan Setoran Dana Pelanggan PDAM Rp 429 Jutaan, Terdakwa Divonis 2 tahun 10 Bulan

Tapi karena kurangnya alat transportasi dan sarana kesehatan, anggota SAS yang tertawan ternyata sudah meninggal sebelum dikirim ke Jakarta.

Mayat anggota SAS itu akhirnya terpaksa dikuburkan di tengah hutan Kalimantan, dan hanya dog tag (tanda pengenal di kalung) dan persenjataannya yang dikirim ke Jakarta sebagai barang bukti. (*)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Kisah Kopassus yang Jarang Diketahui, Pernah Tawan Pasukan Elit Inggris SAS di Kalimantan,

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Jenderal Benny Moerdani Bertemu Dua Sniper SAS Inggris yang Nyaris Menembaknya,

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved