Sudah Diramalkan Sejak SMP, Pertemuan Pertama Soekarno & Heldy yang Penuh Ketegangan Berakhir Manis
Heldy, gadis bungsu dari sembilan bersaudara anak pasangan H. Djafar yang seorang pemborong terpandang di Tenggarong dan Hj. Hamiah.
Sejak acara menari lenso, keadaan langsung berubah bagi Heldy. Ia sering diamati, juga ada anggota Cakrabirawa, pasukan pengamanan Presiden, yang selalu menjaganya.
Akibatnya, mahasiswa yang naksir Heldy mundur teratur.

Baca: Gabung di Grup WA Artis Hijrah, Shireen Sungkar Ungkap Syahrini-Reino Barack Tak Pernah Lakukan Ini
Baca: LINK Live Streaming Persebaya vs Arema FC Siaran Langsung Indosiar Final Piala Presiden 2019 Leg 1
Tanggal 12 Mei 1965, Bung Karno berkunjung ke rumah Erham tempat Heldy tinggal.
Sebelumnya sejumlah “orang Istana” datang. Mereka antara lain meminta agar ketika Presiden datang, lampu teras dimatikan.
Presiden datang dengan penampilan yang sangat berbeda. Tanpa peci, celana panjang hitam, kemeja putih lengan pendek yang kancing atasnya terbuka, bahkan mengenakan sandal.
Presiden Republik Indonesia datang ke rumah Erham untuk mengunjungi adik bungsunya. Ini nyata.
Apalagi saat itu H. Djafar juga ada di Jakarta. Maka ayah Heldy yang berusia 65 tahun dan Bung Karno yang berusia 64 tahun pun bertemu.
Setelah saling mengucapkan salam, H. Djafar pun masuk. Heldy menghidangkan teh yang dibuatnya sendiri di dalam cangkir terbaik yang ada di rumah itu.
Bung Karno menyatakan ketertarikannya kepada Heldy, namun Heldy merasa masih terlalu muda.
Heldy meminta agar Bung Karno memilih perempuan lain saja. Tapi Bung Karno tidak marah. Ia tersenyum saja dan memberikan sebuah bungkusan kecil. Isinya jam tangan Rolex.
Kemudian Bung Karno mengajak pergi mencari makan malam. Heldy mendampinginya di jok belakang VW Kodok yang dikemudian Darsono dan didampingi ajudan Kolonel Parto.
Dalam perjalanan itulah Bung Karno berbicara lagi tentang ketertarikannya kepada Heldy.
“Dik, kau tahu. Kau tidak pernah mencari aku, aku juga tidak mencari engkau. Tapi Allah sudah mempertemukan kita.”
Baca: Logistik Pemilu di Nipah Panjang, Tanjung Jabung Timur Segera Didistribusikan 12 April
Baca: pknstan.ac.id - Cek Langsung Syarat Pendaftaran PKN STAN, Berikut Spesialisasi D1 dan D3
Bung Karno selalu memanggil Heldy dengan sebutan Dik, dan belakangan ia juga menolak Heldy memanggil Pak. Ia ingin Heldy memanggilnya Mas.
Setelah kunjungan pertama, kunjungan berikutnya makin sering.
Bung Karno selalu memberi uang yang jumlahnya tidak sedikit.
Saat Hj. Hamiah ke Jakarta Bung Karno juga memberi uang. Belakangan Heldy diberi mobil Holden Premier warna biru telur asin. Heldy jadi sering ke Istana.
Orang makin tahu bahwa Heldy adalah kekasih Bung Karno.

Bulan Mei 1966, sudah hampir setahun Heldy menjadi kekasih Bung Karno. Itu waktu yang cukup bagi Bung Karno untuk meminta kesediaan Heldy menjadi istrinya.
“Yang aku cari bukan wanita yang cantik luarnya saja. Tapi juga dalamnya, dan itu ada dalam dirimu. Kau sungguh menarik bagiku, dan kau juga bisa beribadah dan mengerti baca Al Quran, ini yang aku cari sesungguhnya.”
“Saya tidak bisa menolak lamaran Bapak, hubungan kita sudah telanjur dekat. Saya mau menikah dengan Bapak,” jawab Heldy sambil menatap Bung Karno.
Tanggal pernikahan pun dipilih, 11 Juni 1966 alias lima hari setelah Bung Karno berulangtahun ke-65.
Baca: Sisi Lain Pramugari, Kisah Heroik Pramugari di Atas Pesawat yang Tak Disangka-sangka
Baca: SESAAT LAGI! Link Live Streaming Indosiar, Siaran Langsung Persebaya vs Arema FC, Tonton Via Ponsel
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Kisah Cinta Terakhir Soekarno dengan Gadis Kalimantan, Sempat Tolak Akhirnya Luluh Diberi Jam Rolex, http://jatim.tribunnews.com/2019/04/04/kisah-cinta-terakhir-soekarno-dengan-gadis-kalimantan-sempat-tolak-akhirnya-luluh-diberi-jam-rolex?page=all.
Penulis: Ignatia
Editor: Adi Sasono