Sudah Diramalkan Sejak SMP, Pertemuan Pertama Soekarno & Heldy yang Penuh Ketegangan Berakhir Manis
Heldy, gadis bungsu dari sembilan bersaudara anak pasangan H. Djafar yang seorang pemborong terpandang di Tenggarong dan Hj. Hamiah.
Barisan yang diprakarsai oleh Presiden Soekarno itu terdiri atas remaja putra-putri dari pelbagai provinsi.
Suatu hari di tahun 1964, Heldy berdiri berjajar di tangga Istana Merdeka bersama anggota barisan Bhinneka Tunggal Ika.
Tibalah saatnya Bung Karno muncul dan berjalan menapaki anak tangga. Seperti biasa, ia berjalan sambil mengamati kiri dan kanan.
Baca: Viral Prabowo Gebrak Meja saat Kampanye: yang Penting tidak Emosional kepada Rakyat
Baca: Final Piala Presiden 2019 Leg 1 Persebaya vs Arema FC Cara Live Streaming Siaran Langsung Indosiar
Memandang satu demi satu anggota barisan, tersenyum, dan tepat di depan Heldy, Bung Karno mendekat dan menepuk bahu kirinya.
“Dari mana asal kamu?”
“Dari Kalimantan, Pak,” jawab Heldy kaget dan gemetar.
“Oh, aku kira dari Sunda. Rupanya ada orang Kalimantan cantik.”
Ada rasa bangga, khawatir, deg-degan dalam diri Heldy. Orang yang selama ini hanya bisa dilihat lewat foto dan didengar suaranya lewat radio, menepuk dan menyapanya.
Pertemuan pertama yang penuh ketegangan namun sangat berkesan.
Kali kedua pertemuan, Heldy kembali menarik perhatian Presiden saat dirinya diundang kembali ke Istana.
Ketika acara mulai, Heldy tetap mengambil posisi sudut. Tapi Presiden malah memintanya mendekat. Mental Heldy langsung jatuh.

“Ke mana saja kau, sudah lama tidak kelihatan?” Rupanya presiden memperhatikan.
“Sakit, Pak,” jawab Heldy dengan suara lirih tercekat.
“Bohong, kau pacaran. Saya lihat kau di Metropole sedang menonton film.”
“Tidak, Pak,” kali ini Heldy berani mengangkat muka. Tapi pertanyaaan bertubi-tubi mengubur kembali nyalinya. Heldy kembali tertunduk.