Kisah Militer
Serbuan Mendadak Kopassus Serang Puluhan Separatis Papua yang Kepung 6 Prajurit TNI Koramil Warmare
Kisah pembebasan sebuah Koramil di wilayah Papua oleh Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang kini bernama Kopassus.
Kisah Operasi Kopassus di Papua, Misi Pembebasan 5 Anggota Koramil yang Seminggu Dikepung Oleh Pemberontak
TRIBUNJAMBI.COM - Kisah pembebasan sebuah Koramil di wilayah Papua oleh Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang kini bernama Kopassus.
Sebelum adanya Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, gerakan pemberontakan di bumi cendrawasih sudah terjadi.
Gerakan ini bahkan sempat mengepung sebuah Koramil di Papua dan mengakibatkan anggota TNI terluka bahkan ada yang gugur.
Untuk meredam gerakan pemberontakan tersebut Markas Besar TNI AD mengirimkan RPKAD/Kopassus yang telah memiliki pengalaman malang melintang di berbagai pertempuran.
Mulai dari penumpasan PKI, Operasi Trikora dan juga Operasi Dwikora.
Satu diantara pasukan yang dikirim yakni dipimpin oleh Sintong Panjaitan yang dikemudian hari menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus.

Sebelumnya wilayah yang dulu bernama Irian Barat ini sempat juga terjadi pertempuran untuk menghalau para pemberontak yang ingin merongrong NKRI.
Satu diantaranya yakni kisah RPKAD atau kini bernama Kopassus saat terjadinya pemberontakan oleh Lodewijk Mandatjan.
Baca: Keluarga TNI Sejati, Ayah & Anak Jadi Pasukan Kopassus, Akhirnya Menjadi Jenderal & Pimpin Prajurit
Baca: Dua Mobil Zumi Zola Dilelang KPK, Segini Harganya, Kalau Minat Uang Jaminan Rp 10 Juta
Baca: Bergunjing Soal Syahrini & Reino Barack, Melaney Ricardo Bisikkan Ini ke Iis Dahlia
Baca: 5 Kasus Menanti Seungri Jika Terbukti Hancurkan Barang Bukti, Video Mesum, Prostitusi, Penggelapan
Irian Barat atau Papua pada akhir 1966 pernah bergejolak lewat aksi pemberontakan terbesarnya.
Lodewijk Mandatjan menjadi sosok pimpinan tertinggi dalam pemberontakan itu.
Lodewijk Mandatjan yang bermarkas di Kepala Burung Irian Barat, mengatur strategi dan menjelankan perintahnya.
Diklaim sebagai pemberontakan terbesar lantaran Lodewijk Mandatjan berhasil memobilisasi 14 ribu warga suku Arfak yang menjadi pengikutnya untuk masuk hutan.

Dari hutan Mandatjan bersama anggotanya melakukan serangkaian kegiatan penghadangan, penyerangan dan pengacauan keamanan lainnya di kecamatan Warmare dan Ransiki.
Namun perlu diketahui jika Lodewijk Mandatjan bukanlah anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Lodewijk Mandatjan dan suku Arfak yang dipimpinnya memberontak karena buruknya keadaan ekonomi di Irian Barat saat itu.
Lodewijk Mandatjan sendiri ialah sebenarnya ialah seorang patriot pejuang Trikora saat Indonesia berusaha merebut Irian Barat dari Belanda.
Usaha-usaha Lodewijk Mandatjan dalam melakukan pemberontakan sangat meresahkan.
Baca: Misi Kopassus di Lembah X, 16 Prajurit Dikirim ke Hutan Papua Ketemu Suku yang Disebut-sebut Kanibal
Baca: Tayang di Bioskop Hari Ini - Sinopsis & Trailer Film Pet Sematary, Teror Horor Karya Stephen King
Baca: VIRAL - Bocah 6 Tahun Datangi Rumah Sakit Sambi Bawa Ayam Mati, Ini Ternyata Mulia Bocah Tersebut
Hingga pada awal 1967 pos Komando Rayon Militer (Koramil) di Warmare Sektor-B diserang puluhan separatis anak buah Lodewijk Mandatjan.
Sialnya, Koramil hanya dipertahankan oleh 6 orang prajurit TNI.
Meski begitu keenam anggota TNI itu tetap melawan dengan gigih.
Kontak tembak sengit terjadi, selama seminggu kelompok separatis mengepung Koramil.
Keenam anggota TNI itu mulai menghadapi masalah menipisnya amunisi, kekurangan logistik, dan kurang tidur.
Bahkan satu orang anggota TNI gugur hingga jasadnya terpaksa dikuburkan dalam markas lantaran kepungan rapat musuh.
Dikutip dari Sintong Panjaitan : Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, tim RPKAD (Kopassus) Irian Barat pimpinan Sintong Panjaitan yang ditugaskan di sana langsung disuruh menghadap Danrem 171/Manokwari Kolonel K.Sutrisno.
Sintong yang baru saja menginjakkan kaki di bumi Cenderawasih langsung diperintahkan untuk membebaskan Koramil di Warmare.

Tanpa menunggu lagi, tim RPKAD yang berkekuatan 50 personil langsung berangkat menuju lokasi menggunakan dua buah truk.
Petang hari tim RPKAD tiba di lokasi dan Serbuan mendadak tim RPKAD ini amat mengagetkan separatis.
Mereka tak sempat bereaksi melawan dan hanya bisa lari kelimpungan berusaha menyelamatkan diri.
Tak ayal mereka menjadi 'sitting duck' alias sasaran empuk tim RPKAD yang menyambar nyawa musuhnya dengan peluru panas.
Banyak anggota separatis yang tewas akibat 'ulah' pasukan Komando Indonesia itu.
Sementara di pihak RPKAD tak ada satu anggota pun terbunuh.
Akhirnya kelima personel TNI di Koramil Warmare berhasil dibebaskan berkat bantuan RPKAD. (Seto Aji/Gridhot.ID)