Kisah Militer RI
4 Bukti Nyata TNI Permalukan Pasukan Amerika Serikat Lewat Aksi Ini, Ada yang Gemetar Gigit Pisang
4 Bukti Nyata TNI Permalukan Pasukan Amerika Serikat Lewat Aksi Ini, Ada yang Gemetar Gigit Pisang
Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
Penasaran, seperti apa kekalahan telah tentara Amerika Serikat dalam adu kekuatan, kehebatan dan keterampilan dengan TNI.
Selengkapnya di video:
Pentagon Yakini Pasukan Khusus TNI Gunakan Ilmu 'Hantu'
Berawal pada 1980-an. Saat itu ABRI (sekarang TNI) hendak membentuk pasukan khusus.
Pasukan khusus yang dibentuk nantinya memiliki kemampuan antiteror.
Saat itu, satuan pasukan khusus dari berbagai negara dijadikan sebagai referensi.
Berbagai referensi diperoleh, seperti ilmu pasukan khusus dari Jerman (GSG-9), Inggris (SAS), pasukan khusus antiteror Angkatan Laut Prancis dan pasukan khusus Korea Selatan.

Satuan-satuan itu banyak mempengaruhi pembentukan pasukan khusus di lingkungan TNI.
Teknik pelatihan pasukan khusus dari sejumlah negara itu kemudian direkomendasikan Asisten Intelijen Hankam/Kepala Pusat Intelijen Strategi Letjen TNI, LB Moerdani, untuk segera diterapkan dalam pembentukan pasukan khusus TNI di kesatuan Kopassus.
Baca: Lima Hari Tidur di Antara Mayat, Anggota Kopassus Kaget karena Orang-orang Ini Muncul Menyelamatkan
Baca: Tim Halilintar Kopassus di Kalimantan, The Master of Intelligence Merayapi Sarang Ular Kobra
Baca: Pasukan Intelijen Tempur Super Rahasia di Dunia, Ada Nama Satuan dari Indonesia
Baca: Mobil Pak Guru di Batanghari Nyungsep di Semak-semak, Gara-gara Hindari Pajero
Pasalnya semua teknik yang diramu dari berbagai ‘aliran’ pasukan khusus itu, diyakini mampu membentuk tiap personel pasukan khusus TNI menjadi pasukan tempur yang sangat profesional.
Profesional yang dimaksud oleh Letjen Benny adalah tiap personel pasukan khusus yang sudah terlatih baik bisa melaksanakan misinya hingga tuntas meski hanya bermodal peralatan dan persenjataan yang sangat terbatas.
Dengan kata lain kehebatan pasukan khusus tidak ditentukan oleh teknologi yang digunakan dalam pertempuran.
Melainkan, oleh kemampuan personel dalam penguasaan ilmu beladiri, penggunaan senjata tajam, dan ketrampilan penggunaan senjata api yang tidak dilengkapi teknologi serba canggih.
Oleh karena itu demi mencetak pasukan khusus yang dalam misi tempurnya tidak terlalu tergantung pada teknologi, Letjen LB Moerdani melarang pasukan-pasukan khusus AS untuk dipergunakan sebagai referensi.
Hingga saat ini pasukan-pasukan khusus AS seperti Green Berets, Navy Seal, Delta Force, SWAT, dan lainnya memang selalu tergantung kepada teknologi militer untuk mendukung operasi tempurnya.