Isra Miraj 2019

Jelang Bulan Rajab, 3 Hal Penting Sering Terjadi, Tepat Sekali Untuk Taubat Jelang Isra Miraj 2019

Jelang Bulan Rajab, 3 Hal Penting Sering Terjadi, Tepat Sekali Untuk Taubat Jelang Isra Miraj 2019

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Isra Miraj Nabi Muhammad SAW 

Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT.

Allah SWT memerintahkan Nabi untuk melaksanakan shalat fardlu sebanyak lima puluh rakaat setiap hari.

Nabi menerima dan kemudian kembali pulang, dalam perjalanan, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa AS, Nabi Musa mengingatkan bahwa umat Nabi Muhammad tidak akan mampu dengan perintah shalat lima puluh kali sehari, Nabi Musa mengatakan, umatku telah membuktikannya.

Bupati H Abdul Wahid HK menghadiri isra miraj di Desa Nelayan, kecamatan Sungai Tabukan, Kamis (21/3/2019) malam.
Bupati H Abdul Wahid HK menghadiri isra miraj di Desa Nelayan, kecamatan Sungai Tabukan, Kamis (21/3/2019) malam. (Humas Pemkab HSU)

Lalu meminta kepada Nabi Muhammad untuk kembali pada Allah SWT, mohonlah keringanan untuk umatmu. Kemudian Nabi menghadap kepada Allah dan diringankan menjadi shalat sepuluh kali.

kemudian Nabi Muhammad kembali kepada Nabi Musa, dan Nabi Musa mengingatkan sebagiamana yang pertama. Kembali Nabi menghadap Allah hingga dua kali, dan akhirnya Allah mewajibkan shalat lima waktu.

Nabi Muhammad kembali pada Nabi Musa, Nabi musa tetap mengatakan bahwa umatmu tidak akan kuat wahai Nabi Muhammad, Nabi Muhammad menjawab, saya malu untuk kembali menghadap pada Allah SWT. Saya ridho dan pasrah kepada Allah SWT.

Peristiwa isra’ dan mi’raj yang terjadi di bulan Rajab semakin menambah terhadap kemuliaan bulan ini, lalu amalan apa yang perlu dilakukan dalam bulan Rajab yang mulia ini?

Ilustrasi
Ilustrasi (istimewa)

Baca Juga:

Musrembang Tingkat Provinsi di Bungo, Wabup Singgung Komitmen Gubernur Soal Jalan Teluk Nilau-Tebing

Fakultas Hukum Unja Tanda Tangani Kerja Sama dengan Universitas Omdurman Islamic University of Sudan

Viral! Chat Rektor dan Mahasiswi soal Nonton Konser Sesuai IPK, Di Bawah 3 Lewat di Kosan

Bawaslu RI Tolak Koreksi Syaihu Cs, Kuasa Hukum Belum Tentukan Sikap

Pertama adalah melakukan puasa sunnah di bulan Rajab.

Terkait kesunahan puasa di bulan Rajab ini terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Sahih Muslim juz 2 halaman 811:

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ حَكِيمٍ الْأَنْصَارِيُّ، قَالَ: سَأَلْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ، عَنْ صَوْمِ رَجَبٍ وَنَحْنُ يَوْمَئِذٍ فِي رَجَبٍ فَقَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، يَقُولُ: " كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يَصُومُ "

Artinya: “Utsman bin Hakim berkata: saya bertanya kepada Sa’id bin Jubair tentang puasa Rajab, ketika itu kami berada di bulan Rajab. Sa’id menjawab: saya mendengar Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah SAW berpuasa (berturut-turut) hingga kami menduga beliau berpuasa, dan beliau tidak berpuasa (berturut-turut) hingga kami menduga beliau tidak puasa.”

Menurut Imam An-Nawawi dalam kitab Syarah An-Nawawi ‘ala Muslim juz 8 halaman 38, hadits di atas tidak menunjukkan larangan khusus atau kesunahan khusus puasa di bulan Rajab.

Karena itu, kesunahan puasa di bulan Rajab melihat terhadap dua aspek, pertama hukum asal puasa hukumnya adalah sunnah.

Kedua, perintah Nabi yang menganjurkan puasa di bulan-bulan mulia, bulan Rajab adalah salah satunya.

Imam ats-Tsauri sebagaimana dikutip Ibnu Rajab dalam kitab Lathaiful Ma’arif juz 1 halaman 119 menyatakan: “Aku amat menyukai amalan puasa di bulan-bulan haram (mulia).

Halaman
1234
Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved