TIGA Orang Ini Tembak Kepalanya Sendiri, Anehnya Masih Hidup:Ternyata Ini yang Bikin Tidak Mati
TRIBUNJAMBI.COM - Sebuah tembakan di kepala biasanya sangat sukses mengantarkan korban langsung ke kuburan.
TRIBUNJAMBI.COM - Sebuah tembakan di kepala biasanya sangat sukses mengantarkan korban langsung ke kuburan.
Tapi menjadi menarik ketika mengetahui ada beberapa orang yang rupanya selamat meski dirinya sendiri telah menembak kepalanya.
Beberapa orang dalam daftar ini dengan sengaja telah melukai dirinya sendiri namun juga gagal bunuh diri.
Dilansir dari Lisverse, berikut 3 di antaranya.
1. Christen McGinnes
Pada pagi hari 22 Oktober 2010, Christen McGinnes yang tengah depresi merasa bahwa hidupnya sudah cukup dan dia memutuskan untuk bunuh diri.
Baca: Kasus Cerai Terbanyak, PA Muara Bungo Terima Seratusan Perkara Awal Tahun Ini, Ini Beberapa Penyebab
McGinnes diketahui baru saja kehilangan pekerjaannya selama 18 tahun. Dia juga kehilangan ibunya, teman dekat, anjing, dan asuransinya.
McGinnes juga berhenti menggunakan obatnya, awalnya dia minum alkohol, tetapi tidak melakukan apa pun untuk meringankan masalahnya.
Dengan revolver di dekatnya, dia dengan cepat membersihkan apartemennya karena dia tahu bahwa teman-temannya, keluarga, dan polisi akan datang setelah dia mati.
Namun, dia memutuskan untuk bunuh diri di balkonnya karena dia tidak ingin mengacaukan apartemennya.
Dia memilih untuk menembak dirinya sendiri di kepala, tapi tidak ada yang terjadi.
Baca: ACE Ajak Hidup Sehat, Promo Hemat Hingga 50 Persen, Tiap Bulan Berbeda Tema Promo
Dia mencoba lagi. Kali ini, peluru masuk ke kepalanya, menghancurkan rahang dan mata kanannya.
Dia kehilangan kesadaran tetapi tidak mati.
Setelah serangkaian operasi, dokter mengganti rahangnya yang hancur dengan lempengan besi dan tulang iga.
Kehidupannya kemudian dihabiskan sebagai sukarelawan dan membantu orang lain yang depresi.
Baca: PLTA Berkapasitas 350 MW Dibangun di Kerinci, Energinya akan Dialirkan Interkoneksi Sumatera
2. George
Pada tahun 1988, George menderita gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
Ini sering membuatnya mengulangi kegiatan seperti mencuci tangan, mandi, dan menata ulang barang-barang.
Kerugiannya adalah hidupnya menjadi lebih sulit.
Dia memiliki masalah berkonsentrasi, yang memaksanya meninggalkan sekolah dan pekerjaannya.
Baca: Kekurangan Tenaga Pengajar PNS, SMP Satu Atap Tolak Akreditasi
Depresi segera terjadi, dan dia berpikir untuk bunuh diri.
Dia memberi tahu ibunya tentang rencana bunuh dirinya, dan dia menyarankan dia untuk menembak dirinya sendiri.
George mengambil sebuah kaliber 22 senapan dari ruang bawah tanah dan menembak dirinya sendiri melalui mulut.
Peluru itu tidak membunuhnya meskipun memasuki kepalanya dan merusak lobus depan otaknya.
Baca: Masih Hadirkan Saksi, Sidang Dugaan Korupsi Bimtek DPRD Kota Jambi di Pengadilan Tipikor
Menariknya, upaya bunuh diri menyembuhkan George dari OCD-nya.
IQ-nya kembali ke posisi dalam keadaan normal sebelum George terkena OCD.
Dia kemudian meneruskan sekolahnya kembali, dokter menyadari bahwa George secara tak terduga menyembuhkan dirinya sendiri ketika peluru memasuki cuping telinganya.
3. Victor Sibson
Sekitar pukul dua dini hari pada 19 April, 2017, Victor Sibson yang tengah mabuk memutuskan untuk bunuh diri.
Baca: Disulap Jadi Peci dan Topi Koboi, Kulit Kambing Ini Ditangan Syaiful Yani, Jadi Bernilai Ekonomis
Dia meraih pistol, mengarahkannya ke pelipis kirinya, dan menarik pelatuknya.
Peluru melewati belakang mata kirinya sebelum keluar dari kepalanya dan menembus melukai pacarnya yang berusia 22 tahun, Brittany-Mae Haag, di bagian dada.
Meskipun dia cedera, Haag pergi memanggil tetangga untuk minta bantuan.
Sayangnya, dia meninggal pada pagi keesokan harinya.
Sebaliknya, Sibson tidak meninggal dan diangkut ke rumah sakit.
Baca: NIK Peserta CPNS Belum Keluar dari BKN Palembang, di Provinsi Jambi Baru 3 Daerah yang Sudah Keluar
Kepalanya rusak parah, dan dia harus memakai helm untuk menyembunyikan bekas lukanya.
Sibson diadili untuk pembunuhan tingkat dua tetapi dibebaskan setelah jaksa memutuskan bahwa peluru menghantam Haag ketika dia mencoba menghentikan Sibson dari bunuh diri.