SERANGAN Kilat Kopassus Bikin Separatis Papua Klenger: Tak Sempat Kokang Senapan, Begini Jadinya

TRIBUNJAMBI.COM --Irian Barat (Papua) membara karena pemberontakan terbesar terjadi di sana, Akhir 1966.

Editor: ridwan
Kolase/TribunJambi.com
Kopassus dan KKB 

Suku setempat masih dikenal sebagai suku yang sangat terasing dan dimungkinkan merupakan suku yang masih memakan manusia seperti yang dialami oleh Rockfeller.

Dengan risiko yang tinggi itu pengendali ekspedisi Pangdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Sarwo Edhie Wibowo berpesan agar tim siap menghadapi kemungkinan terburuk.

Baca: Belajar Jurnalistik, Genta FKIP Unja Undang Tribun Jambi

Dalam menjalankan ekspedidi semua anggota militer mengenakan seragam militer lengkap, bersenjata senapan serbu AK-47 dan pistol, parang, tali-temali dan lainnya.

Sebelum tim ekspedisi Lembah X diterjunkan melalui udara Lettu Sintong terlebih dahulu melakukan orientasi medan melalui udara dengan cara menumpang pesawat misionaris jenis Cesna.

Lalu sesuai rencana tim akan diterjunkan pada lokasi padang ilalang yang berdekatan dengan perkampungan yang diduga masih dihuni oleh suku terasing pemakan manusia.

Pada 2 Oktober 1969, semua tim bersama keperluan logistik diterjunkan sesuai rencana meski dengan perasaan tak karuan.

Baca: Anggota Satgas TMMD 104 Kodim Kerinci Bantu Pembuatan Kompos

Pasalnya mereka harus mendarat di daerah sangat terpencil yang konon didiami suku terasing yang masih suka memakan manusia.

Dengan perhitungan seperti itu maka aksi penerjunan termasuk misi nekat.

Apalagi meski bersenjata lengkap para personel RPKAD dan Kodam Cenderawasih dilarang melepaskan tembakan kecuali dalam kondisi sangat terpaksa

OPERASI PEMBEBASAN IRIAN BARAT:

Sementara itu, Operasi Pembebasan Irian Barat, dikenal dengan sebutan Operasi Trikora (1962), tidak bisa dilepaskan dari Konferensi Meja Bundar (KMB) di Belanda pada 1949.

Perundingan yang mengukuhkan pengakuan Belanda terhadap kemerdekaan RI itu ternyata masih menyisakan wilayah West New Guinea atau Irian Barat, dan harus selesai dalam satu tahun.

Rupanya persoalan berlarut-larut. Malah sejak 1954 Belanda menutup rapat-rapat wilayah itu dari perundingan. Tak ada cara lain, harus ada operasi militer untuk mengembalikan wilayah itu ke pangkuan RI.

Baca: Band TIPE-X Guncang Terminal Pembengis, Kuala Tungkal Menyapa Ribuan X Friends

Agustus 1960, Jakarta resmi memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda. Bersamaan dengan itu Indonesia mulai menerima kiriman senjata dalam jumlah besar dari Uni Soviet.

Antara lain kapal penjelajah (cruiser) KRI Irian, kapal selam, tank amfibi, helikopter, pesawat transpor, pesawat tempur MiG-15, -17, -19, dan -21, pengebom Ilyushin Il-28, dan Tupolev Tu-16.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved