Isi Puisi Neno Warisman yang dibacakan Sambil Berurai Air Mata di Malam Munajat 212
Neno Warisman yang merupakan Wakil Ketua Badan Pemenangan (BPN) Prabowo - Sandi membacakan puisi sambil berurai air mata.
Kemudian setelah itu Fahri Hamzah, dan Fadli Zon tiba sekira 40 menit kemudian dengan mengenakan kain sorban hijau lengkap dengan baju koko dan peci hitamnya.
Sebagai informasi, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, Sekretaris Jendral PAN Eddy Soeparno, dan Ketua DPP PAN Yandri Susanto, Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandiaga Uno, Neno Warisman telah lebih dulu datang ke lokasi.
Bahkan Neno Warisman mengaku kedatangannya kali ini mengemban sebuah tugas untuk membacakan puisi munajat, mewakili keinginan-keinginan yang ia bilang baik.
"Tugas saya hanya membaca puisi munajat jadi mewakili sebuah keinginan yang baik," kata Neno di lokasi, Minggu (21/2/2019).
TKN Jokowi Sebut Acara Bertendensi Kampanye
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily mengatakan acara munajat 212 sebenarnya bagus, hanya saja ia menyesalkan acara yang digelar di kawasan Monas, Jakarta, pada Kamis malam tersebut bertendensi kampanye.
"Pertama soal kalau dilihat dari acaranya dimaksud dengan untuk doa bersama dan shalawat yang dilaksanakan oleh MUI DKI Jakarta niatnya bagus untuk melaksanakan doa bersama untuk bangsa namun yang sangat disesalkan adalah dicederai dengan simbol yang menunjukkan bahwa tendensinya kepada kampanye," ujar Ace di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat,(22/2/2019).
Tendensi kampanye yang dimaksud yakni penyampaian hasil ijtima ulama mengenai Capres dan Cawapres yang didukung. Selain itu ada pidato dari Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan.
"Yang ketiga kita juga tahu bahwa inisiator dari acara tersebut itu hampir sebagian besar adalah para pendukung 02 maka tak bisa dihindari kalau 212 ini nuansanya adalah nuansa politik itu," katanya.
Politikus Golkar itu berharap Bawaslu mencaritahu apakah ada unsur kampanye dalam kegiatan tersebut. Bawaslu aktif, tanpa menunggu adanya pelaporan.
"Tentu kami sangat berharap Bawaslu bisa melakukan tindakan ya dan menilai secara objektif apakah acara 212 tersebut mengandung unsur kampanye atau tidak gitu. Jadi doanya saya kira bagus munajatnya saya kira juga bagus tapi problemnya adalah di situ terlihat ada nuansa kampanyenya gitu," pungkasnya.