Kisah Taipan Lepas dari Perompak Somalia: Ternyata Perompak Punya Mesin Hitung Uang
TRIBUNJAMBI.COM--Akhir 2010, untuk pertama kalinya dalam 400 tahun terakhir, pengadilan Jerman menggelar
Namun, Eggers berhasil menembakkan dua roket sinyal tanda bahaya dari sayap kiri anjungan. "Mereka seperti militer," kesan Eggers saat menyaksikan sosok-sosok hitam dengan jaket dan topi hitam berdiri tegak di perahu cepat di samping kapal mereka.
Sinyal itu berhasil diterima sebuah armada HNLMS Tromp asal Belanda yang berada sekitar 50 mil dari Taipan.
Kapten Hans Lodder (50 tahun), sang komandan dan anak buahnya yang berjumlah 195 orang, sejak Februari 2010 memang disewa untuk menanggulangi perompakan di sekitar perairan ini. Lodder memperkirakan, kapalnya yang berkecepatan 30 knot (sekitar 55 km/jam) akan mendekati Taipan dalam waktu 90 menit.
Ia juga memerintahkan pilot Yvonne Veldhuizen menerbangkan helikopter dari kapal induk.
Saat berjarak sekitar 10 menit dengan Taipan, Lodder sempat pesimis. Ia menerima laporan, para perompak telah masuk ke kapal.
Bila perompak telah menyandera awak kapal, Lodder tidak bisa berbuat apa-apa. Dia senang ketika Eggers mengirim berita radio dari ruang perlindungan, yang menjelaskan bahwa mereka dalam keadaan aman.
Eggers juga dibertahu, ada 10 perompak di Taipan, lengkap dengan posisi dan senjata yang mereka gunakan.
Di ruangan perlindungan, Eggers masih bisa memanfaatkan radar, radio VHF, telepon satelit, dan kemudi kapal.
Ketika tiba-tiba kapal bergetar, para perompak kelihatannya mengubah arah Taipan. Petugas radar melaporkan kapal mengarah ke Somalia.
Eggers segera mematikan mesin, memutus aliran listrik. Taipan pun berhenti. Komunikasi dengan dunia luar ikut terputus.
Di saat genting itu, Lodder memerintahkan helikopter untuk kembali dan memerintahkan enam anggota Tim Penyergap Khusus Korps Marinir Kerajaan Belanda ikut bersamanya.
Semua berlangsung cepat. Tromp tiba-tiba sudah terlihat dari Taipan. Dari anjungan, para perompak menembaki kapal perang tersebut. Lodder langsung memperlihatkan keahliannya sebagai penembak jitu.
Sementara itu, helikopter yang mengangkut para marinir juga sudah berada di atas Taipan. Satu per satu marinir meluncur turun menggunakan tali.
Dalam waktu empat menit, para marinir sudah tiba di atas geladak. "Angkat tangan!" teriak mereka saat bertemu para perompak.
Lima perompak yang tak bersenjata segera menyerah, disusul tiga lainnya. Namun dua yang berada di anjungan masih membandel.
Baru ketika diberi tembakan peringatan, mereka turun. Para marinir langsung memborgol mereka dan mengamankan kapal.