Selain Kisah Kejujuran Hoegeng, 2 Jenderal TNI Pernah Ditilang Polisi, yang Terjadi Diluar Dugaan

Satu diantaranya dialami oleh 2 jenderal TNI, Mayor Jenderal Bambang Sugeng dan Mayor Jenderal Poniman yang sempat kena tilang polisi

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
Istimewa
Jenderal Hoegeng Iman Santoso saat menjabat Kapolri. 

TRIBUNJAMBI.COM - Kisah inspiratif bisa datang dari siapa saja, termasuk juga aparat negara. 

Jenderal Hoegeng salah satunya, dimana Presiden Ke-4 RI Abdurahman Wahid Gusdur pernah berkelakar. "Di Indonesia ini hanya ada tiga polisi jujur, yakni polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng.".

Tak hanya itu, ada pula kisah unik saat 2 aparat Indonesia, TNI dan Polri bersinggungan saat menjalankan tugasnya. 

Satu diantaranya dialami oleh 2 jenderal TNI, Mayor Jenderal Bambang Sugeng dan Mayor Jenderal Poniman yang sempat kena tilang polisi

Kisah jenderal TNI ditilang polisi pertama dialami oleh Mayor Jenderal Poniman, saat itu dirinya menjabat sebagai Panglima Kodam (Pangdam) Jaya.

Baca: Kolam Ikan Milik Disnakan Sarolangun Meluap, Benih Ikan Kabur Semua

Baca: Panjang Umur Dimulai Dari Pola Makan Teratur, Hindari Kebiasaan Ini Sebelum Terlambat

Baca: Dinas PP dan KB Sungai Penuh Gelar Sosialisasi Kebijakan Dampak Penduduk dan Pendidikan

Dilansir dari buku Biografi Kapolri Jenderal Widodo Budidarmo yang diterbitkan Mabes Polri, kisah ini terjadi pada tahun 1970an

Kapolda Metro saat itu dijabat oleh Mayjen Pol Widodo Budidarmo yang di kemudian hari menjabat sebagai Kapolri.

Ceritanya saat hari libur, Poniman jalan-jalan menyetir mobil sendiri.

Namun kemudian diberhentikan oleh seorang polantas.

Poniman yang waktu itu tidak membawa surat kendaraan lengkap menerima saja saat ditilang.

Sang Polantas yang tak mengetahui siapa pria yang disetopnya tersebut lalu menilang Poniman.

Sang Jenderal juga enggan memperkenalkan siapa dirinya dan legowo saja saat si Polantas menilangnya.

Namun beberapa hari kemudian Kapolda Metro Jaya meneleponnya.

Dia menanyakan kepada Poniman kebenaran telah ditilang oleh anak buahnya.

Kapolda waktu itu Mayjen Widodo sampai meminta maaf karena anak buahnya tak mengenalinya.

Widodo juga memerintahkan anak buahnya untuk mengembalikan uang tilang kepada Mayjen Poniman.

Poniman yang menganggap masalah tersebut telah selesai mengatakan dirinya juga bersalah waktu kena tilang karena tidak membawa surat-surat lengkap

Baca: Tolak Dijodohkan Dengan Luna Maya, Gading Marten Rindukan Gisella Anastasia

Baca: Gojek Luncurkan Program Terbaru, Berikan Potongan hingga 50 Persen, Go-food,Go-ride Hingga Go-life

Baca: Dibanding Iphone XS, Ini Bocoran Keunggulan Samsung Galaxy S10, Penyimpanan Hingga 1TB, RAM 12 GB

Widodo yang tetap tidak enak memerintahkan Kepala Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya datang ke Kodam Jaya untuk mengembalikan uang tilang

Tak bisa bertemu dengan Mayjen Poniman, uang tersebut akhirnya ditipkan kepada ajudannya.

Disaat menjabat Poniman dan Widodo memang terkenal sebagai sosok yang sangat dekat.

Poniman lahir di Surakarta, 18 Juli 1926 dan meninggal di Jakarta, 30 April 2010.

Sementara itu Widodo Budidarmo lahir di Surabaya, Jawa Timur, 1 September 1927 meninggal di Jakarta, 5 Mei 2017.

Widodo Budidarmo juga merupakan mantan Kapolri periode 1974 - 1978.

Kisah jenderal TNI ditilang polisi selanjutnya dialami Mayor Jenderal Bambang Sugeng, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD)

Bambang Sugeng yang waktu itu berpangkat Mayor Jenderal menurut saja saat diberhentikan seorang anggota polisi.

Dilansir dari buku 'Panglima Bambang Sugeng, Panglima Komando Pertempuran Merebut Ibu Kota Djogja Kembali 1949' karya Edi Hartoto dan diterbitkan Penerbit Buku Kompas tahun 2012.

Berawal dari Bambang Sugeng yang berkendara sepeda motor di jalanan Yogyakarta pada tahun 1952.

Saat itu Bambang yang getol naik sepeda motor sedang berkunjung ke Yogyakarta, Ia pun meminjam sepeda motor milik Haryadi seorang pelukis di Jogja.

Tanpa menggunakan seragam dan hanya berpakaian sipil Bambang lalu jalan-jalan melaju menggunakan sepeda motor pinjaman tersebut.

Sampai di Perempatan Tugu, di sekitaran Jalan Malioboro Bambang tak sengaja melanggar lampu lalu lintas.

Waktu itu lampu lalu lintas menyala kuning, disangkanya sehabis kuning lampu hijau yang akan menyala.

Baca: Dibanding Iphone XS, Ini Bocoran Keunggulan Samsung Galaxy S10, Penyimpanan Hingga 1TB, RAM 12 GB

Baca: VIRAL - Bayi Lahir Kembar 7, Sang Ayah Ungkap Rahasia Sering Minum Cairan Ini

Baca: Ayah Hanya Sopr Truk Tapi Mampu Sekolahkan Anaknya Di UGM Hingga Amerika Serikat

Bambang pun melajukan kendaraannya, namun bukannya lampu hijau yang menyala ternyata malah lampu merah.

Tak ayal seorang petugas kepolisian yang bertugas di lokasi tersebut langsung menyetop Bambang.

Meski seorang Jenderal dan orang nomor satu di TNI AD namun Bambang menyadari kesalahannya menurut saja saat polisi tersebut menasehatinya.

Usai panjang lebar menasehati Bambang Soegeng, polisi itu lalu meminta Bambang Sugeng menunjukkan SIM miliknya.

Saat ditunjukkan betapa terkejutnya polisi tersebut mengetahui identitas pria yang disetopnya tersebut merupakan Jenderal TNI AD.

"Siaap Pak!" si polisi spontan langsung berdiri tegak memberi hormat.

Entah apa yang berkecamuk dalam pikirannya ketika dirinya mengetahui yang diberhentikan dan diceramahinya seorang Kepala Staf TNI AD.

Namun bukannya marah, Bambang Soegeng malah mengaku salah dihadapan anggota polisi tersebut.

Bambang Sugeng juga tak lalu menggunakan kekuasaannya supaya lolos dari hukuman karena melanggar aturan lalu lintas.

"Memang saya yang salah. Saya menerima pelajaran dari Pak Polisi," kata Bambang Sugeng.

Bahkan kabar tentang Bambang Soegeng yang ditilang polisi tersebut keesokan harinya masuk berita di sebuah koran di Yogyakarta.

Bambang Sugeng merupakan sosok perwira TNI yang memberikan teladan untuk selalu taat aturan dan tidak mentang-mentang berkuasa.

Endang Ruganika, putri sulung Bambang Soegeng mengisahkan hal lain soal kepatuhan ayahnya berlalu lintas.

Saat itu Bambang Soegeng hendak pergi ke Jawa Tengah. Namun saat sampai Cirebon, dia baru sadar SIM ketinggalan.

"Bapak menyuruh pembantu pulang ke Jakarta untuk mengambil SIM," tulis Endang dalam buku tersebut.

Dikutip dari Wikipedia, Bambang Sugeng lahir di Tegalrejo, Magelang, 31 Oktober 1913 dan meninggal di Jakarta, 22 Juni 1977 pada umur 63 tahun.

Selain berkarier di dunia militer, Bambang juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Vatikan, Jepang, dan Brasil.

Baca: Ayah Hanya Sopr Truk Tapi Mampu Sekolahkan Anaknya Di UGM Hingga Amerika Serikat

Baca: Purnawirawan TNI Dibunuh, Enam Bulan Berlalu Sejak Jasad Arnold Tambunan Dibuang ke Septic Tank

Baca: HUT ke-8 Siloam Hospital Jambi, Tribun Jambi Ucapkan Selamat Ulang Tahun

Jenderal TNI Dibentak Bintara Karena Salah Parkir

Identitas merupakan hal utama yang harus dirahasiakan oleh seorang intelijen, meskipun pangkatnya jenderal TNI sekalipun

Pengalaman menarik pernah dialami mayor jenderal (Mayjen) TNI Benny Moerdani yang kala itu tergabung dalam intelijen TNI

Benny Moerdani yang saat itu berpangkat mayor jenderal TNI, harus menjaga kerahasiaan identitasnya dari personel TNI lain

Seperti dilansir dari buku 'Pada buku Benny: Tragedi Seorang Loyalis' yang ditulis Julius Pour

Cerita itu bermula ketika Benny Moerdani pergi ke Markas Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib).

Benny Moerdani mengendarai mobilnya tanpa mengenakan seragam dinas.

Dia berkendara ke kantor yang terletak di kawasan Medan Merdeka Barat.

Setiba di lokasi, ia langsung memarkirkan kendaraannya di lokasi terdekat dari pintu masuk.

Lokasi parkir itu merupakan tempat khusus bagi perwira tinggi militer.

Tanpa pikir panjang, seorang penjaga berpangkat bintara yang berasal dari satuan marinir menghardiknya.

Penjaga itu meminta Benny memindahkan mobilnya ke lokasi parkir lain.

Bagaimana respon Benny Moerdani?

Baca: Pak Jokowi Ngomongnya “Yunikon”, Bukan “Unicorn”, Fadlizon Debat Budiman

Baca: Kisah Annisa Pohan dan Aliya Rajasa Bolak-Balik Singapura Rawat Ani Yudhoyono

Baca: Persamaan Persepsi Preceptor Akademik dan Klinik Fisioterapi Stikes Baiturrahim Jambi

Benny Moerdani diam saja.

Dia tidak marah dan hanya diam mengikuti perintah marinir tersebut.

"Mungkin memang salah saya sendiri, kok waktu itu pakai pakaian preman," ujar Benny Moerdani. (*) 

Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Tak Cuma Jenderal Hoegeng, Dua Kisah Berikut Bisa Jadi Inspirasi, Ada Jenderal yang Ditilang Polisi, http://kaltim.tribunnews.com/2019/02/20/tak-cuma-jenderal-hoegeng-dua-kisah-berikut-bisa-jadi-inspirasi-ada-jenderal-yang-ditilang-polisi?page=all.

Editor: Anjas Pratama

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved