Ani Yudhoyono Kanker Darah
Ini Kehebatan Dokter Terawan yang Dikirim Jokowi, Selamatkan 40 Ribu Orang Pakai 'Cuci Otak'
Dokter Terawan Agus Putranto yang berpangkat Mayjen TNI ini pernah menyelamatkan 40.000 orang menggunakan metode cuci otaknya.
Dokter Terawan Agus Putranto yang berpangkat Mayjen TNI ini pernah menyelamatkan 40.000 orang menggunakan metode cuci otaknya.
TRIBUNJAMBI.COM - Presiden Joko Widodo mengirim Dokter dokter Terawan Agus Putranto untuk memantau kondisi istri SBY yang sakit. Ani Yudhoyono kanker darah dan saat ini dirawat di rumah sakit Singapura.
Dokter Terawan Agus Putranto merupakan dokter kepresidenan dan merupakan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat atau RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Dia berpangkat Mayjen TNI.
Nama dokter Terawan pernah menjadi trending topik di Google.
Penyebabnya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai dokter Terawan dianggap telah melanggar kode etik karena metode 'cuci otak'nya yang dipersoalkan.
Kejadian ini membuat Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie, menyerukan upaya penyelamatan dokter Agus ini. Melalui akun Instagram-nya, dia mengungkapkan metode tersebut sudah menolong, baik mencegah maupun mengobati ribuan orang penderita stroke.
Baca Juga:
Ani Yudhoyono Sakit Kanker Darah, Begini Kondisinya saat Dirawat di Rumah Sakit Singapura
BPJS Ketenagakerjaan Bakal Menanggung Penuh Biaya Medis Kecelakaan Kerja, Ini Daftar Hak Peserta
Menolak Berhubungan Badan, PSK di Merangin Dibunuh, Luka Parah di Leher Dalam Posisi Telungkup
Kalimat Ranty Maria yang Menyentuh Hati, saat Ammar Zoni Sematkan Cincin ke Irish Bella
Inilah Sosok Pengganti Zumi Zola, Fachrori Umar Jadi Gubernur Jambi, Ternyata Semasa Muda Aktivis
Berikut tim Tribunnews.com himpun fakta-fakta terkait dokter Terawan, dilansir dari Warta Kota pada Selasa (3/4/2018).
1. Metode 'cuci otak' yang dipermasalahkan
Melansir dari Warta Kota metode yang diterapkan oleh dokter Terawan bagi penderita stroke ini menjadi maslaah dan membuat IDI memecatnya.
Masalah tersebut pun berlarut-larut karena Kepala RSPAD dan anggota tim dokter Presiden enggan menanggapi undangan pemeriksaan terhadap praktik 'cuci otak' itu ke rekan sejawatnya di IDI.
IDI menilai dokter Terawan tidak terbuka dan selalu tak mau memberikan penjelasan di forum ilmiah kepada sesama sejawat kedokteran.
Padahal ada kecemasan akan keamanan dan risiko terapi tersebut untuk pasien.
Namun, dokter Terawan menjelaskan metode 'cuci otak' secara ringkas.
Yang sebenarnya adalah memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pangkal paha penderita stroke.

Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada penyumbatan pembuluh dari di area otak.
Penyumbatan dapat mengakibatkan aliran darah ke otak bisa macet.
Jika ini terjadi, saraf tubuh tidak bisa bekerja dengan baik.
Kondisi inilah yang terjadi pada pasien stroke.
Sumbatan itu lewat metode DSA dibersihkan sehingga pembuluhh darah kembali bersih dan aliran darah pun embali normal.
Ahok BTP Gabung ke PDIP, Jusuf Kalla Ternyata Tak Setuju, Alasannya Masih Terkait Kasus Lama
Khofifah Indar Parawansa Dari Berjualan Es Lilin Hingga Menjadi Gubernur Wanita Pertama Jatim
Sadar Dirinya Mau Mati Usai Dipatuk Kobra, Pria Ini Gigit Tangan Istrinya: Alasannya Mengharukan
Ada cara lain, yaitu memasukkan cairan Heparin yang bisa memberi pengaruh pada pembuluh darah.
Cairan itu juga menimbulkan efek anti pembekuan darah di pembuluh darah.
"Ada banyak pasien yang merasa sembuh atau diringankan oleh terapi 'cuci otak'" jelas dokter Terawan.
Setelah menerapkan metode DSA inilah, nama dokter Terawan dan RSPAD menjadi melambung.
Banyak pasien yang datang berobat dan Terawan sampai menyediakan dua lantai ruangan di RSPAD khusus untuk menangani pasien stroke.
Bahkan cukup banyak tokoh yang sudah mencoba metode DSA ini.
Seperti contohnya Wapres Try Sutrisno, mantan kepala BIN Hendropriyono, tokoh pers Dahlan Iskan, dan juga istri sejumah figur publik lainnya.
Namun, metode ini mendapatkan penolakan paling keras dari Prof DR dr Hasan Machfoed, ketua Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia (Perdossi).
Ia menilai ada yang salah kaprah dari menerapkan metode ini.
2. Pengakuan keluarga pasien
Pemecatan dokter Terawan ini membuat keluarga pasien turut angkat bicara.
Hal ini diungkapkan oleh seorang keluarga pasien melalui akun Instagram-nya bernama @fitrioktarini
"Hari ini ditelpon sejumlah kawan yang bertanya tentang pemecatan dokter terawan dari IDI.
Mereka kirimkan ke saya juga suratsurat dasar pemecatannya.
Saya awalnya khawatir apakah berkaitan dengan tekhnologi medis DSA nya yang mengakibatkan dia dipecat.. tapi ternyata bukan.
Tapi lebih karena alasan tidak hadir dalam sidang etik IDI. Legalah.
Karena buat saya, dokter terawan macam jawaban dari doa suami saya dan doa saya mungkin juga doa anakanak saya.
Suami saya stroke sejak 8 tahun lalu.
Stroke pertama penyumbatan di kanan dan kiri saraf komunikasi.
Bicaranya agak terganggu.
Seminggu kemudian dirawat di icu khusus stroke di rs. Kawasan karawaci.
Atas saran kawan, suami lanjut.
Berobat di Singapura dua minggu dengan terapi ultrasonografi, setrum otak dll...
Saya memutuskan resign waktu itu dari kantor untuk menemani dia berobat.
Suami juga menjaga pola makan dan rutin minum obat dari dokter Singapura.
Tapi.. kemudian suami saya alpa.
Dia tidak lagi konsumsi obat darah tinggi dan kolesterolnya.
Sampai, dua tahun lalu, dia makan tengkleng kambing dan kolaps.
Kakinya mulai diseret dan lemas.
Juga tangannya. Kami bawa ke dokter di Cibubur. Malam hari. Dikatakan serangan.
Dan diberi obat lalu diperbolehkan pulang. Pagi hari suami minta ditemani jogging.
Tapi kaki makin lemas. Saya bawa kemudian ke rs berbeda di cibubur. dirawat.
Hampir seminggu. Serangan ada di batang otak dan bbrp tempat. Kaki dan tangan kanannya melemah.
Suami saya tipe orang yang tidak sabar. Merengek pulang dari rumah sakit dan minta kembali ke Singapura. Saya berat. Karena tidak mungkin ijin berminggu2. Atau resign lagi.
Akhirnya.. ada refernsi ke dokter terawan. Hari itu juga saya dan suami ke rspad pagipagi.
Dia kondisinya meweeekk terus. Katanya anak bungsunya menarinari di matanya. Kalau dia sakit. Siapa yang jaga.. ?
Sebagai istri, saya tentu gak karuan hatinya. Tapi saya berusaha kuat.
Saya tinggalkan dia di mobil karena tak kuat menunggu dan saya mengurus pendaftaran.
Suami akhirnya di DSA, otaknya dicuci, bahasa orang awam.
Dan alhamdulillah.. sampai hari ini.. dia bisa mendampingi anak2. Entah untuk oranglain.
Buat saya dia dokter yang mengembalikan 'cahaya' ke keluarga."
3. Dokter yang tidak doyan duit
Datang lagi pengakuan mengejutkan dari seorang pasien dokter Terawan bernama Bambang Kuncoro.
Ia mengaku dirinya sudah tiga kali terkena serangan stroke, berobat ke Singapura pun tidak membuahkan hasil.
Ia mengaku hanya berobat dua hari dengan dokter Terawan, ia langsung merasa sembuh.

Padahal saat itu ia terkena serangan stroke yang cukup parah, dia tidak bisa bicara, tidak bisa jalan, dan bahkan salat pun lupa.
Bambang pun juga menyebutkan bahwa dokter Terawan adalah dokter yang tidak doyan uang.
"Saya saksi hidup. Itu dokter Terawan adalah dokter yang tidak doyan duit. Sing penting pasien yang dia tangani sembuh," kenang Bambang Kuncoro yang sekarang sudah bisa jalan-jalan ke luar kota mendatangi sejumlah obyek wisata bersama keluarganya.
4. Pasien sembuh selang 4-5 jam pascaoperasi
Dalam perjalanannya di dunia medis, dokter Terawan terbilang cerdas dan menemukan metode baru untuk penderita stroke.
Metode tersebut biasa disebut brain flushing itu tertuang juga dalam disertasinya bertajuk 'Efek Intra Arterial Heparin Flushing Terhadap Regional Celebral Blood Flow, Motor Evoked Potensial, dan Fungsi Motorik pada Pasien dengan Stroke Iskemik Kronis'
Dalam pengalamannya, pasien bisa sembuh dari penyakit strokenya selang 4-5 jam pascaoperasi.
Bahkan, metode pengobatan tersebut ternyata sudah diterapkan terlebih dahulu di Jerman dengan nama paten 'Terawan Theory'.
Dokter Terawan membuktikan kepada dunia medis, bahwa meski menjadi dokter militer, ia tetap bisa memberikan penemuan metode baru dan pelayanan cepat kepada pasien stroke agar cepat sembuh.
5. Dokter Terawan sudah tangani 40 ribu pasien stroke
Ayah seorang putera asal Yogyakarta ini mengaku bahwa ia sudah menerapkan metode mengatasi masalah stroke ini sejak tahun 2005.
"Sudah sekitar 40.000 pasien yang kami tangani," imbuhnya. Tak banyak muncul komplain dari masyarakat dan dia menganggap sebagai bukti kevalidan metode yang diterapkannya.
Setelah itu, ia menemukan metode baru untuk mengatasi penderita stroke.
Yang kemudian disebut dengan terapi 'cuci otak' dan penerapan program DSA (Digital Substraction Angiogram).
(Warta Kota/Tribunnews.com/Natalia Bulan Retno Palupi)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 5 Fakta Dokter Terawan yang Metode 'Cuci Otak'nya Dipermasalahkan, Sudah Sembuhkan 40 Ribu Pasien,
SUBSCRIBE YUK ...
Masih Jadi Polemik: 5 Fakta Puisi Fadli Zon, Sampai Disebut Syahwat Politik Kubu 02 Terlalu Besar
Uang Perjalanan Dinas Anggota DPRD Kota Jambi Puluhan Miliar, Segini yang Dikantongi per Hari
Terungkap Masa Muda Fachrori Umar, Pengganti Zumi Zola Ternyata Aktivis Mahasiswa, Gubernur Jambi
Heboh, Reaksi Warga Lihat Tukang Parkir Tomboy Melahirkan Sambil Berdiri, Ini Fakta-faktanya
Terungkap Masa Muda Fachrori Umar, Pengganti Zumi Zola Ternyata Aktivis Mahasiswa, Gubernur Jambi