Masih Jadi Polemik: 5 Fakta Puisi Fadli Zon, Sampai Disebut Syahwat Politik Kubu 02 Terlalu Besar
Mulai dari Menteri Agama, hingga anak Mbah Moen, bereaksi keras. Pengamat politik menilai puisi itu memalukan kubu 02
Masih Jadi Polemik, Ini 5 Fakta Puisi Fadli Zon, Sampai Disebut Syahwat Politiknya Terlalu Besar
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Gara-gara puisi "Doa yang Tertukar" yang ditulis Fadli Zon, hingga hari ini perdebatan dan kecaman masih berlangsung.
Puisi 'Doa Yang Ditukar' yang ditulis oleh wakil ketua DPR, Fadli Zon tampaknya benar-benar menjadi polemik.
Di antaranya karena ada kalimat 'Direvisi Sang Bandar'.
Bahkan putra Mbah Moen, Taj Yasin Maimoen juga ikut buka suara terkait dengan puisi Fadli Zon tersebut.
Tak hanya itu politisi muda Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Guntur Romli bahkan menantang Fadli Zon untuk berdebat.
Baca: Ibu Ani Yudhoyono Sakit Kanker Darah, Ini Unggahan Terbaru SBY hingga Istana Kirim Dokter Terawan
Baca: Hari Ini, Kasus Benih Lobster, Dilimpahkan ke Kejari Jambi, Segera ke Pengadilan
Baca: BPJS Ketenagakerjaan Bakal Menanggung Penuh Biaya Medis Kecelakaan Kerja, Ini Daftar Hak Peserta
Berikut ini sejumlah fakta-fakta Puisi Fadli Zon yang sudah Tribunnews rangkum dari berbagai sumber:
1. Kronologi Munculnya Polemik Puisi Fadli Zon

Dalam puisi yang ditulis di Parung, Bogor itu, Fadli Zon menyinggung soal doa yang sakral, agama yang diobral hingga kepemimpinan.
"Doa sakral, seenaknya kau begal, disulam tambal, tak punya moral, agama diobral," demikian bunyi bait pertama pada puisi Fadli Zon itu.
Puisi tersebut dituliskan Fadli Zon dalam sebuah akun twitternya yakni @fadlizon pada Minggu (3/2/2019) pukul 01.25 WIB.
Tokoh nasional seperti Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin pun ikut komentar.
Dengan langsung menanyakan siapakah sosok 'kau' pada puisi.
Menag Lukman pun terang-terangan menanyakan sosok 'kau' pada puisi Fadli Zon adalah Kiai Maimoen Zubair?
"Pak @fadlizon Yth."