PRRI & Permesta Hancur Dibuat RPKAD Karena Ingin Makar, Agen Intelijen Amerika (CIA) Kalang Kabut
Indonesia pernah harus berjuang membunuh teman sendiri yang akan mendirikan negara dengan paham di luar Pancasila
TRIBUNJAMBI.COM - Indonesia pernah harus berjuang membunuh teman sendiri yang akan mendirikan negara dengan paham di luar Pancasila.
Kala itu tidak hanya satu gerakan, penjaga keutuhan NKRI, kala itu belum bernama Tentara Nasional Indonesia (TNI) mesti berjuang hidup mati menjaga keutuhan bangsa.
Tahun 1958 hingga 1961 pemerintah Indonesia dipusingkan dengan berbagai urusan mengancam kedaulatan negara baik dari dalam maupun luar negeri.
Belum juga selesai urusan merebut Irian Barat dari tangan 'Kompeni' Belanda, republik juga harus berjibaku menghadapi pemberontakan cukup serius dari Perdjuangan Rakjat Semesta dan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (Permesta & PRRI).
Baca Juga:
Sesalkan Kualitas Pekerjaan, Anggota Komisi III DPRD Tanjab Barar, Desak BPK Periksa Jalan Patunas
Jantung Wanita Ini Setop Berdetak 3 Hari: Lora Ceritakan Seperti Apa rasanya Meninggal
Tahun 2019 Ini, Dukcapil Tanjab Barat Terbitkan 5 Ribu KIA, Ini Fungsi Kartunya untuk Anak
Keceriaan HUT ke 13 Persatuan Wanita Mandiri (PWM) Jambi Rayakan Bersama Anak Yatim Piatu
Cukup serius karena pemberontakan ini berskala besar yang berpusat di pulau Sulawesi dan Sumatera.
Lebih mengkhawatirkannya lagi Permesta dan PRRI gerakannya didukung oleh CIA Amerika Serikat melalui operasi terselubung mereka di tanah air.
Pemerintah pusat lantas melihat perlunya tindakan militer untuk menumpas Permesta dan PRRI.
Maka Maret 1958 TNI yang diikuti RPKAD (kini Kopassus) menggelar operasi militer skala besar untuk menggulung kekuatan Permesta dan PRRI yang memiliki basis kuat di Sumatera Barat dan Sumatera Utara.

Operasi militer tersebut bernama Operasi Tegas.
Sasaran yang disasar dalam operasi Tegas ini adalah merebut dan menguasai Riau.
Dipilihnya Riau sebagai sasaran operasi karena posisi Riau cukup strategis lantaran berbatasan dengan jalur lalu lintas laut internasional.
Menguasai Riau juga akan menutup kemungkinan pemberontak melarikan diri melalui selat Malaka.
Selain itu di Riau juga ada perusahaan minyak Caltex milik Amerika Serikat.
TNI melibatkan semua unsur baik darat, laut dan udara bahkan Polri ikut disertakan demi menyukseskan operasi militer ini.
Baca Juga:
Atta Halilintar Memulai Perjalanan dari Berjualan di Pasar Hingga Jadi Miliader
Mau Urus Sertifikat Tanah Tanpa Dipungut Biaya? Ini Cara dan Syaratnya
Kucing Jantan Belang Tiga Selalu Dimakan Induknya, Mitoskah? Ini Ahlinya yang Menjawab
Goes To Campus, Tingkatkan Partisipasi Pemilih, KPU Rencanakan Datangi 10 Kampus di Jambi
Belum juga operasi dilancarkan, Duta Besar AS untuk Indonesia saat itu, Howard Jones bersama beberapa petinggi Caltex bertolak ke Jakarta bertemu Perdana Menteri Juanda.
Howard dan pejabat Caltex bermaksud memberitahu Juanda jikalau banyak warga dan investasi AS berada di Riau.
Ia khawatir jika operasi Tegas dilancarkan maka akan membahayakan jiwa warga AS dan investasi mereka disana.
Selanjutnya Howard juga menyampaikan isyarat ancaman bernada getir bahwa Angkatan Laut AS yang berpangkalan di Pasifik (Armada Ketujuh), kesatuan militer Inggris di Singapura dan Marinir AS akan bersiaga di perairan Riau.

Mereka akan menyerbu masuk ke Riau mengamankan investasi dan warga AS jika dalam operasi Tegas militer Indonesia tidak mampu mengendalikan situasi.
Belum jelas reaksi Juanda mengenai hal ini, namun satu yang pasti.
Dini hari 12 Maret 1958 TNI melancarkan operasi Tegas.
Semua alutsista terbaik TNI dikerahkan macam pesawat pemburu P-51 Mustang, pembom B-25 Mitchell dan lainnya.
Tak ketinggalan pasukan elit TNI seperti Kopassus, Paskhas dan Marinir juga turut serta dalam operasi ini.
Sedangkan Komandan operasi ialah Letkol (AD) Kaharudin Nasution,Wakil I Letkol (AU) Wiriadinata, dan Wakil II Mayor (AL) Indra Subagyo.
Baca Juga:
Sinergitas TNI Polri, Gowes Kamtibmas Polda Jambi Diikuti Personel Kodim 0415/Batanghari
Promo dan Diskon di Hypermart Talang Banjar, Dapatkan Casback 10 Persen Bagi Pengguna Aplikaso OVO
Tukang Ojek Disebut Intel Indonesia, Ini Alasan KKB Menembak Mati Sugeng Efendi di Toko Kelontong
Pemakaman Nenek Zumi Zola Berlangsung Haru, Begini Cerita Sum Indra Tentang Sang Nenek
Serangan mendadak militer Indonesia berhasil membuat kacau balau pertahanan Permesta dan PRRI, banyak anggota pemberontak menyerah sebelum melakukan perlawanan.
Operasi sukses, pemberontakan berhasil dipadamkan.
Setelah dilakukan pengecekan, ternyata terdapat banyak persenjataan canggih macam rifle Garand, Springfield, Recoilless dan Bazooka dalam kondisi gress alias baru buatan Amerika yang dipakai oleh pemberontak PRRI.
Hal ini semakin menunjukkan bahwa Amerika melalui CIA nya ikut mendukung Permesta dan PRRI.
Sejatinya Operasi Tegas juga merupakan respon pemerintah Indonesia yang memang mengetahui bahwa Amerika Serikat ikut mendukung dibalik layar pemberontakan Permesta/PRRI.
Sebab, Mei 1958 sebelum operasi Tegas dilakukan seorang pilot bayaran CIA bernama Allen Lawrence Pope dengan pesawat pembom B-26 Invader berhasil ditembak jatuh setelah sebelumnya melakukan berbagai serangan terhadap kesatuan militer Indonesia di Donggala, Ambon, Balikpapan dan Ternate.

Allen Pope masih hidup ketika pesawatnya ditembak jatuh, ia kemudian ditangkap oleh pihak berwenang Indonesia. (*)
Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul Aksi TNI Habisi Makar PRRI/Permesta Bikin Militer Amerika Kalang Kabut. Ini Kisah di Baliknya!
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: