Soeharto yang Terbebas dari Bahaya Racun Tikus Usai 8 Jenderal TNI Tewas Dalam Lubang Buaya

Terbunuhnya 8 jenderal TNI AD dalam aksi G30S/PKI dan lolosnya mantan Presiden Soeharto dari aksi penculikan

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Soeharto saat melakukan latihan menembak dengan sang istri 

Kalau luka bakar obatnya leverstraan salf. Kebetulan ada persediaan di rumah. Maka obat itulah yang saya oleskan ke kulitnya.

Baca Juga:

Gagal Curi HP, Seorang Pemuda Babak Belur Dihajar Warga

Beruntungnya Shio Kuda & Tikus yang Dapat Banyak Uang di Tahun Babi Tanah 2019, Gimana Shio Lainnya?

Kakanwil Kemenkumham Jambi Sebut Maling Sandal Tak Perlu Dipenjara, Ini Alasannya

Aktivis Lieus Sungkharisma Ngamuk Tak Dibolehkan Jenguk Ahmad Dhani, Ini Alasan Pihak Lapas

Setelah itu saya bawa Tommy ke RS Gatot Subroto untuk dirawat," tuturnya sambil menambahkan Soeharto sempat menjaga Tomy bersama dirinya.

Sekitar pukul 00.00 tengah malam, Ibu Tien meminta Soeharto agar segera pulang ke rumah karena pada waktu itu Mamiek, putri bungsu Soeharto sedang sendirian di rumah.

Apalagi ketika itu usia Mamiek baru satu tahun.

Pengakuan Ibu Tien itu diamini Soeharto. Menurut Soeharto, tanggal 30 September 1965 kira-kira pukul 21.00 malam, ia bersama istrinya sedang berada di RS Gatot Subroto, menenggok Tommy yang masih berusia empat tahun.

"Kira-kira pukul 10 malam saya sempat menyaksikan Kol Latief berjalan di depan zal tempat Tomy dirawat. Kira-kira pukul 12 seperempat tengah malam saya disuruh oleh istri saya cepat pulang ke rumah di Jl H Agus Salim karena ingat Mamik, anak perempuan kami yang bungsu yang baru setahun umurnya.

Saya pun meninggalkan Tommy dan ibunya tetap menungguinya di RS," kenang Soeharto.

Kolase Tutut dan Soeharto (tututsoeharto.id)
Kolase Tutut dan Soeharto (tututsoeharto.id) 

Baca Juga:

Calon Jamaah Haji Sarolangun, Mulai Urus Paspor, di Sini Tempatnya

Warga Desa Kumbang Agung, Kerinci Dibuat Geger, Temukan Seorang Pelajar Tewas Gantung Diri

Ahok Disebut ABG Alay oleh Sahabat Veronica Tan Karena Mainan Batu & Panggilan Sayang ala Korea

Pria Jepang Ini Pacarnya Bukan Manusia, Sampai Bermimpi Bercinta dengan Kecoak

***

SATU Oktober 1965. Suasana di Jl H Agus Salim, kediaman Soeharto masih terlihat sepi.

Tiba-tiba seorang pria bernama Hamid mengetuk rumah Soeharto yang kebetulan menjadi Ketua RT.

Hamid adalah seorang juru kamera. Ia mengaku baru saja mengambil gambar tembak-tembakan yang terjadi di sejumlah tempat.

Tak lama kemudian datang Mashuri SH, tetangga Soeharto. Kepada Soeharto, Mashuri mengaku mendengar suara tembakan.

Soeharto pun mulai bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi. Di tengah tanda tanya itu, muncul Broto Kusmardjo. Lelaki itu mengabarkan bahwa telah terjadi penculikan terhadap sejumlah jenderal.

Sekitar pukul 06.00 pagi Letkol Soedjiman datang ke rumah Soeharto. Lelaki itu mengaku diutus Mayor Jenderal Umar Wirahadikusumah, Panglima Kodam V Jaya.

Kepada Soeharto, Soedjiman memberitahukan bahwa ada konsentrasi pasukan di sekitar Monas.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved