Paspampres Selalu 'Angkat Tangan' Saat Soekarno Marah Besar, Sosok Polisi Ini yang Mampu Menghadapi
Bahkan, Paspampres yang biasa berdekatan dengan sosok Soekarno, tidak bisa menghadapi Presiden RI pertama itu saat marah.
Suatu kali ketika sedang beristirahat di Istana Tampaksiring Bali, Bung Karno berkata kepada para personel Cakrabirawa.
“Kamu orang itu terlalu. Ketika saya sedang marah, selalu Prihatin yang kau suruh menghadap. Dia sering saya semprot dan saya tahu dia tidak salah. Saya merasa kasihan sama Prihatin. Lha mbok kalau saya sedang marah, yang disuruh menghadap saya seorang wanita cantik dengan membawa map surat-surat yang harus saya tanda tangani, kan saya tidak jadi marah.” kata Bung Karno.
Baca Juga:
Ihsan Yunus: Keberadan Tempat Wisata Tumbuhkan Ekonomi Rakyat Jambi
Jokowi: Jangan Mencela dan Saling Hina Meski Beda Pilihan, Isi Pidato di Harlah Muslimat NU ke-73
Petani di Kayu Aro, Kerinci Ramai-ramai Buang Kentang dan Sayur Kol ke Jalan Raya, Protes Harga
TERBONGKAR! Kelakuan Vanessa Angel Dibeberkan Ayahnya, Perlakuan Kepada Adik Bikin Geram
Asal Dari Taman Safari, Ini Penyebab Hori Singa Kebun Binatang Taman Rimba Jambi Mati, Gagal Jantung
////
Nasib Tragis Soekarno di Akhir Masa Kepemimpinannya, Nasi Kecap pu Tak Ia Dapat
Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno merupakan sosok yang dikenal tegas dan pemberani.
Menciptakan kemerdekaan bagi Indonesia, ayah Megawati Soekarno Putri ini ternyata di akhir kepemimpinannya dalam pesakitan.
'Sang Fajar' julukan Soekarno merupakan sosok yang berwibawa dan disegani.
Namun di akhir masa kepemimpinannya, permintaan sederhana ini pun di tolak untuknya.
Kisah-kisah tentang mantan presiden Soekarno memang selalu menarik untuk dibahas.
Termasuk kisah tragis kehidupan presiden Soekarno di akhir masa kepemimpinannya.
Kisah ini diambil dari buku bertajuk Maulwi Saelan, Penjaga Terakhir Soekarno.
Buku ini ditulis oleh Asvi Warman Adam, Bonnie Triyana, Hendri F. Isnaeni, M.F Mukti dan diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas 2014.

Pada suatu pagi di Istana Merdeka, Soekarno minta sarapan roti bakar seperti biasanya.
Langsung dijawab oleh pelayan, “Tidak ada roti.” Soekarno menyahut, “Kalau tidak ada roti, saya minta pisang."
Dijawab, “Itu pun tidak ada.” Karena lapar, Soekarno meminta, “Nasi dengan kecap saja saya mau.”