Dihadang Pasukan Gaib Penjaga Jembatan Angker, Legenda TNI AU, H AS Hanandjoeddin: Biar Saya Hadapi!

Tidak banyak yang bisa diceritakan oleh Indra Cahya, anak dari H AS Hanandjoeddin, anggota TNI AU yang melegenda.

Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase/Wikipedia/kekunoan.com
Ilustrasi: H AS Hanandjoeddin Legenda TNI AU dan Pasukan Jawa 

“Kalau kalian takut, kembali saja ke markas! Biar saya sendiri yang pergi ke jembatan!” 

TRIBUNJAMBI.COM - Tidak banyak yang bisa diceritakan oleh Indra Cahya, anak dari H AS Hanandjoeddin, anggota TNI AU yang melegenda.

Bercerita dengan suara bergetar, Indra sesekali sempat mengusap air mata harunya karena sang ayah yang menjadi calon pahlawan nasional.

Anak ke-6 dari Hanandjoeddin ini mengenang ayahnya sebagai sosok yang bersahaja dan tidak membanggakan karir.

Bahkan ia sendiri tak banyak mengetahui jejak perjuangan ayahnya.

Baca Juga:

Ini Dia Sosok Pilot Jet Tempur F-16 TNI AU yang Paksa Turun Pesawat Asing, Ganteng Banget Lho!

Jet Tempur F/A-18 Hornet Australia Kabur Hampir Dilalap Hawk TNI AU, Misi Penyusup Ketahuan

Dipaksa Turun Oleh Pesawat Tempur F-16 TNI AU, Pesawat Asing ini Nurut dan Tak Beri Perlawanan

Pesawat Hawk 109/209 TNI AU Nyaris Tembak Jatuh F-18 Australia, Duel Pesawat TNI Halau Penyusup

TNI AU Paksa Turun Pesawat Asing dengan Pesawat Tempur F-16, Ini Kehebatan Jet Tempur Indonesia Itu

"Beliau tidak pernah cerita jadi kami (anaknya) tidak tahu, saat beliau meninggal saya cari arsip di lemarinya saya berikan pada Lanud Haris. Saat itu beliau bilang ke saya kaget karena bintang jasa bapak (H AS Hanandjoeddin) banyak. Saya lebih terkejut, karena baru lihat profil beliau," katanya pada Rabu (29/8/2018).

Ia mengatakan mungkin sang ayah tak pernah menceritakan karena tak ingin anak-anaknya besar kepala.

Dua anak H AS Hanandjoeddin menunjukkan peninggalan ayahanda berupa foto dan lencana pada Rabu (29/8/2018).
Dua anak H AS Hanandjoeddin menunjukkan peninggalan ayahanda berupa foto dan lencana pada Rabu (29/8/2018). (Pos Belitung/Adelina Nurmalitasari)

Namun sejarah mencatat, nama H AM Hanandjoeddin pernah mengharumkan nama Indonesia dengan kisah heroiknya.

Dikutip dari buku ‘Sang Elang: Serangkai Kisah Perjuangan H AS Hanandjoeddin di Kancah Revolusi Kemerdekaan RI’ karya Haril M Andersen.

Kisah H AM Hanandjoeddin satu ini cukup nyeleneh.

Perjuangan H.AS Hanandjoeddin Menjadi Pahlawan Nasional
Perjuangan H.AS Hanandjoeddin Menjadi Pahlawan Nasional (Belitong Ekspres)

Tidak sedikit kisah-kisah ‘nyeleneh’ dan bernuansa mistis yang dialami sejumlah petarung republik, seperti pengalaman serdadu AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia, kini TNI AU) di pedalaman Trenggalek, Jawa Timur.

Perang kemerdekaan 1945–1949 tidak hanya menghadirkan beragam kisah heroik.

Pasukan Detasemen Udara Parigi pimpinan Opsir Muda Udara III Hanandjoeddin mengalami kejadian misterius dihadang seribu pasukan gaib.

Kejadiannya terjadi pada Januari 1949 atau beberapa pekan pasca-Belanda melancarkan Agresi Militer II (19 Desember 1948).

Gara-garanya, pasukan Hanandjoeddin hendak memutus sebuah jembatan tua di Lembah Watulimo dengan peledak.

Namun entah apa gerangan, jembatan tua dan tampak tidak kuat itu tak mau hancur oleh bahan peledak berkekuatan tinggi yang bisa menghancurkan beton.

Pasalnya tak ada api atau letupan yang dihasilkan oleh bahan peledak.

Baca Juga:

Model Kimmy Jayanti Sindir Telak Artis Pelaku Prostitusi, Saya Nyari Duit Halal Tak Habis-habis

Kekurangan Caleg di Tiga Dapil, DPD PAN Tebo Tetap Optimis Raih 4 Kursi di DPRD

Chord Kunci Gitar, Lirik Lagu Song Request Lee Sora Feat Suga BTS, Terjemahan Indonesia dan Inggris

Sempat Viral Foto Nenek Nurjanna yang Gendong Cucu di Tengah Terjangan Banjir, Ini Kabarnya Kini

Susi Pudjiastuti Senang, Berarti Aku Pintar Dong, Namanya Masuk 10 Besar Global Thinker 2019

Merasa ada yang janggal dengan jembatan itu, H AS Hanandjoeddin mencari tahu asal usul jembatan itu.

Niat H AS Hanandjoeddin menghancurkan jembatan sangatlah penting.

Tujuannya, demi menghambat laju pergerakan tentara Belanda.

Ketika pasukan khusus Belanda menyerbu Yogya
Ketika pasukan khusus Belanda menyerbu Yogya (Intisari)

Kala itu, jembatan dihancurkan dengan memerintahkan anak buanya yang berada di lapangan.

Tapi ternyata dalam beberapa percobaan awal para anak buahnya, peledak yang ditanam tak kunjung meletup, hingga harus kembali untuk melapor pada Hanandjoeddin di markas.

Hanandjoeddin pun coba mendatangi seorang tokoh desa setempat untuk mengetahui, apakah memang jembatan itu ada yang “melindungi”?

Ternyata iya. Hanandjoeddin pun diminta untuk puasa dan bermunajat kepada Allah SWT jika ingin kerajaan gaib yang melindungi jembatan itu bisa dipindah.

Merasa hal itu tak masuk akal, Hanandjoeddin memilih mendatangi sendiri jembatan itu bersama beberapa anak buahnya.

Perasaan ‘ngeri’ mulai menghinggapi pasukannya lantaran hari juga sudah beranjak gelap.

Suasana kian mencekam dan horor saat melewati hutan Watulimo yang acap disebutkan warga lokal desa lain sebagai tempat yang angker.

“Maaf, ndan (komandan) sebaiknya kita urungkan rencana malam ini,” ucap M Yahya, salah satu anak buah Hanandjoeddin.

Saat ditanya kenapa, ternyata anak buahnya pada ketakutan.

Baca Juga:

Pasutri Ini Tewas Setelah Menenggak Racun Putas: Ini Pesan Terakhirnya Sebelum Meninggal

Parfum Kopi Asal Kerinci, Bisa Tingkatkan Stamina, Jajakan Ekspor ke 3 Negara

Dramatis, Upaya Petugas Evakuasi Warga Korban Banjir Gowa, Bertahan di Tali Tambang

Ingin Resign dari Kantor? Lihat 5 Alasan Kuat Kenapa Banyak Karyawan Putuskan Mundur

“Kalau kalian takut, kembali saja ke markas! Biar saya sendiri yang pergi ke jembatan!” seru Hanandjoeddin.

Anak Buah Lari Tunggang Langgang

Mendengar komandannya berang, anak buahnya tetap mencoba mengikuti Hanandjoeddin dari belakang.

Tapi baru saja mau mengikuti, mereka sudah kabur pontang-panting karena melihat sepasukan besar berbaris menjuruskan bedil kunonya pada mereka.

Hanandjoeddin sendiri tak sadar sudah ditinggal kabur anak buahnya.

Mereka yang begitu gagah pantang mundur sejengkal pun saat meladeni tentara Belanda, anehnya langsung ‘ngacir’ saat dihadang tentara berseragam militer jawa kuno yang terkesan gaib.

Ilustrasi
Ilustrasi (Patriot Militer)

Sementara Hanandjoeddin yang meneruskan langkahnya, baru sadar dia ditinggal sendiri saat dikepung seribu pasukan misterius itu.

Kendati sempat merinding, namun Hanandjoeddin memberanikan diri berseru kepada pasukan gaib itu setelah sejenak beristighfar.

Menaklukkan Pasukan Ghaib Dengan Istigfar

“Assalamualaikum! Saya Hanandjoeddin, Komandan Pertahanan di wilayah Watulimo. Kami bermaksud baik menyelamatkan rakyat dan alam daerah ini dari penjajah Belanda. Bantulah perjuangan kami menegakkan kemerdekaan Indonesia. Saya yakin kalian di pihak kami karena perjuangan sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang, sejak zaman Sultan Agung Raja Mataram. Kami hanya melanjutkan cita-cita Beliau. Saya meminta kalian memaklumi kami memutus jembatan penghubung desa ini demi keselamatan rakyat Watulimo. Terima kasih atas pengertiannya, Assalamualaikum!”

Tak lama setelah seruan itu, pasukan gaib tersebut sekonyong-konyong hilang.

Esoknya, anak buah Hanandjoeddin melanjutkan upaya peledakan jembatan.

Uniknya dalam percobaan pertama, bom yang dirakit dan ditanam meledak dan langsung merobohkan jembatan tua tersebut.

Nama H AS Hanandjoeddin dijadikan Nama Bandara Tanjung Pandang

Bandara H AS Hanandjoeddin, Tanjung Pandang
Bandara H AS Hanandjoeddin, Tanjung Pandang (Pos Belitung)

Letnan Kolonel Pas (Purn.) H.A.S. Hanandjoeddin (lahir di Tanjung Tikar, Sungai Samak, Badau, Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, 5 Agustus 1910 – meninggal di Tanjung Pandan, Kepulauan Bangka Belitung, 5 Februari 1995 pada umur 84 tahun) adalah tokoh militer Indonesia.

Mengutip dari Wikipedia, Dia pernah menjabat sebagai Bupati Belitung sejak 1967 hingga 1972.

Namanya kini diabadikan di Bandar Udara Internasional H.A.S. Hanandjoeddin, Tanjung Pandan dan Lanud H.A.S. Hanandjoeddin, Tanjung Pandan.

Baca Juga:

Ternyata, Mantan Karyawan Jadi Otak Pelaku Perampokan Alfamart di Muara Tembesi

Bripda Puput Langsung Temani Ahok Ibadah Bersama Usai Bebas Penjara, Pernikahan Keduanya Makin Jelas

Duduk Bersama Ahok Ini Bripda Puput Nastiti Devi? Beredar Foto Saat Acara Ibadah Keluarga

Tidak Dimiliki Pasukan Lain, Bergerak Cepat dalam Senyap, Ini Dia 6 Pasukan Khusus TNI

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved