Korban Bom Thamrin 14 januari Beri Pesan, Ini isinya

Bom Thamrin yang terjadi pada 14 januari 2016 menyisakan cerita kelam. Berikut Pesan para korban selamat

Editor: Dodi Sarjana
AFP/Bay Ismoyo
Polisi saat menghadapi pelaku teror bom di depan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016). 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Peristiwa ledakan bom di kawasan Sarinah-Thamrin pada tanggal 14 Januari 2016 lalu masih hangat di ingatan masyarakat Indonesia.

Mengenang peristiwa tragis empat tahun lalu tersebut, korban dan keluarga korban bom, melakukan aksi di area car freeday, Jakarta..

Kompak mengenakan kaos warna putih, sejumlah pria dan wanita terlihat membungkus makanan ringan dan botol air minum.

Sekelompok orang lainnya yang mengenakan kaos sama tampak membagikan bungkusan-bungkusan itu kepada orang-orang yang berlalu lalang di area car free day (CFD) tepatnya di depan Mall Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (13/1/2019) pagi.

Baca: Rumah Ketua KPK Agus Raharjo Diteror, Polisi Temukan Benda Menyerupai Bom

Baca: Pasukan SAS Inggris Ditakuti, Tapi Pernah Kalah Lawan Kopassus, Hutan Kalimantan Jadi Saksi

Baca: Kawanan Curanmor yang Resahkan Warga Tebo Diringkus Polisi, 1 Orang Terpaksa Dihadiahi Timah Panas

Mereka adalah komunitas yang sedang menggelar peringatan peristiwa bom di Jl MH Thamrin, Jakarta, pada 14 Januari 2016 lalu dengan mengajak masyarakat.

“Kalau trauma ya jelas, tapi harus saya lawan karena kawasan ini adalah jalan saya mencari nafkah,” ujar Agus Kurnia, korban bom Thamrin asal Sumedang, Jawa Barat.

Saat kejadian, Agus mengaku badannya terpental karena bom yang meledakkan pos polisi di antara Mall Sarinah dan Bawaslu RI.

Pagi itu Agus mengaku sedang dalam perjalanan dari kos-kosannya di kawasan Kebon Kacang menuju tempat kerjanya di kawasan Jalan Sabang.

Baca: Vietnam Terapkan Taktik Gerilya ala Jenderal Sudirman Bikin Pasukan AS Kalang Kabut

Selain terpental dan mengalami sejumlah luka, Agus mengaku telinganya juga mendadak tidak bisa mendengar karena dekatnya jarak antara dirinya dengan bom yang diledakkan pelaku.

“Kalau lihat jarak saya dengan pelaku yang sangat dekat mungkin saya sudah meninggal, tapi Tuhan berkehendak lain dengan menyelamatkan saya,” ungkapnya.

Agus menyatakan dirinya bersemangat untuk terus bergabung dengan komunitas Sahabat Thamrin agar bisa berguna bagi korban bom lainnya dan masyarakat pada umumnya.

“Alhamdulillah pemerintah membantu saya dengan menanggung seluruh biaya pengobatan sampai saya bisa mendengar kembali dan kami terus mendampingi korban lainnya yang hingga kini masih terus menjalani pengobatan,” terangnya.

Melalui peringatan kecil ini Agus juga mengingatkan bahwa pernah terjadi tragedi menakutkan di dekat jantung ibukota Jakarta ini.

Baca: Lulus CPNS, 5 Caleg di Jambi Dilaporkan ke KPU

Baca: Beredar Video Asusila Hubungan Inses Ayah dan Anak, Ini 8 Dampak Mengerikan pada Anak Hasil Inses

Baca: Pemuda di Tuban Main Sepakbola, Petir Menyambar, Tubuhnya Tergeletak dan Mengeluarkan Asap

Bahwa agenda Pilpres 2019 jangan sampai memecah belah masyarakat Indonesia.

“Berbeda pilihan itu boleh tapi jangan sampai memecah belah masyarakat Indonesia dan melalui peringatan ini kami mengingatkan bahwa perbedaan pilihan yang ditanggapi secara negatif bisa menjadi jalan masuk aksi menebarkan ketakutan atau terorisme di tengah masyarakat,” tegas anggota komunitas lainnya yakni Dwi Siti Romdhoni.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved