Foto Mantan Panglima TNI Ini Terpasang di Baliho Prabowo-Sandi, Gatot Nurmantyo: Turunkan Secepatnya

Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo angkat bicara soal fotonya yang terpasang pada baliho posko Prabowo-sandi.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
Kompas.com/Roderick Adrian Mozes
JENDERAL TNI (Purn) Gatot Nurmantyo saat berkunjung ke Menara Kompas, Jakarta, Senin (23/4/2018). 

Foto Mantan Panglima TNI Ini Terpasang di Baliho Prabowo-Sandi, Gatot Nurmantyo: Turunkan Secepatnya

TRIBUNJAMBI.COM - Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo angkat bicara soal fotonya yang terpasang pada baliho posko Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Solo.

Hal itu disampaikan Gatot Nurmantyo melalui akun Twitternya, @Nurmantyo_Gatot, Sabtu (12/1/2019).

Gatot Nurmantyo tampak mengunggah pemberitaan yang menyebut foto dirinya ada di baliho BPN Prabowo-Sandiaga.

Tak hanya itu, dirinya juga mengunggah foto baliho yang dimaksud.

Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa dirinya tidak tahu menahu soal foto yang terpasang di posko BPN Prabowo-Sandiaga.

Baca: Fakta Kuburan Dibongkar Paksa Gara-gara Beda Pilihan Caleg di Gorontalo, Makam Bayi 1 Tahun Dipindah

Baca: Heboh Wanita Penderita Obesitas, Setelah Ditimbang di Rumah Sakit Beratnya Ternyata Bukan 350 Kg

Baca: Gabung ke PSI Atau PDI Perjuangan? Ini Rencana Besar Ahok Setelah Bebas yang Dibocorkan Orang Dekat

Lebih lanjut, Gatot Nurmantyo mengaku dirinya juga tidak pernah dimintai persetujuan atau pemberitahuan baik secara lisan maupun verbal.

Oleh karena itu, Gatot Nurmantyo meminta agar fotonya itu diturunkan dari baliho BPN Prabowo-Sandiaga secepatnya.

"Mngenai brita spt tsb diatas & ada foto saya pd baliho Posko BPN Prabowo-Sandi di Solo, saya nyatakn bhw saya tdk tahu menahu, tdk prnah dmintai prsetujuan atau dberi pmberitahuan baik sc lisan maupun verbal.

Utk itu, Saya mohon agar foto saya dturunkn dri baliho trsbut scepatnya," tulis Gatot Nurmantyo.

Sebelumnya diberitakan TribunSolo.com, foto Gatot Nurmantyo terpasang di posko BPN Prabowo-Sandiaga di Jalan Letjen Suprapto, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jumat (11/1/2019).

Dalam foto itu, tampak Gatot Nurmantyo masih menggunakan atribut lengkap tentara bertopi bintang empat.

Foto Jenderal Purn Gatot Nurmantyo di Posko BPN Prabowo-Sandi di Solo. (TribunSolo.com/Asep Abdullah Rowi)

Namun saat disinggung apakah foto Gatot menandakan dia bergabung ke Prabowo-Sandi, Ketua BPN Prabowo-Sandi, Djoko Santoso menjawab diplomatis.

"Kalian (wartawan) sudah pinter semuanya," ungkapnya usai peresmian Posko BPN Prabowo-Sandiaga di Kota Solo, Jumat (11/1/2019).

Menurut Djoksan sapaan akrabnya, dalam negara demokrasi setiap orang memiliki hak untuk menentukan pilihannya.

"Selama ini baik-baik saja, mau membantu saya boleh, mau memilih 01 juga boleh," aku dia.

Baca: Tarif 1 Ronde Rp 300 Juta untuk Artis Siapakah Itu? 6 Artis Diperiksa di Kasus Prostitusi Online

Baca: Bukti Baru Kriss Hatta Pernah Nikahi Hilda Vitria, Video Ini Ungkap Semuanya, Rekaman Lama Makin Hot

Baca: Hasil Pertandingan Gubernur Cup 2019 Merangin Vs Tebo Skor Akhir 3-0

Djoksan menegaskan, ketika Gatot Nurmantyo masih menjadi anggotanya dalam tubuh TNI, sebagai senior ia telah menjelaskan tugas dan kewajibannya dengan baik.

"Memasuki politik saat ini, bebas-bebas saja," terang dia.

Ingin Kalahkan Jokowi di kampungnya

BPN Prabowo-Sandi diprediksi mengincar kemenangan di tempat pemungutan suara (TPS) di dekat kediaman Presiden Jokowi.

Menurut Pengamat Politik dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riewanto, pendirian Sekretariat Nasional (Seknas) dan Posko BPN di dekat kediaman Jokowi menargetkan sesuatu.

"Siapa tahu di TPS kawasan rumah Jokowi suaranya kalah, salah satunya targetnya itu," terang dia kepada TribunSolo.com, Kamis (10/1/2019).

"Itu akan mempengaruhi opini publik secara nasional, jika Jokowi kalah di kampungnya sendiri," jelasnya menegaskan.

Namun menurut dia, mematahkan suara Jokowi di kampungnya tidak semudah yang dipikirkan.

Dikatakan, selain bertarung di "rumah" orang nomor satu di Indonesia itu, di Solo juga dikenal dengan pemilih loyal.

"Hanya akan mempengaruhi pemilih mengambang (undecided voter) yang menentukan pilihan terutama pemilih muda di perkotaan," katanya.

Baca: Video Lisa BLACKPINK Hot Dance Solo Saat Konser di Thailand Kemarin, Sampai Tiduran di Lantai

Baca: Di AK Phone Dapat Cashback Sampai Rp 300 Ribu Untuk Pembelian Samsung Galaxy J4+ dan J6+

Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini 13 Januari 2019 - Taurus Bakal Kecewa, Cancer Bakal Berbeda Hari Ini

Baca: Pernah Salurkan 100 Artis, Bayaran Rp 150 Juta, Robby Abbas Ungkap Ciri-ciri Seleb Prostitusi Online

"Tapi jumlahnya tidak signifikan."

Dia menambahkan, hanya saja starategi itu tetap menganggu psikologi pemilih Jokowi dan juga Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf.

"Tim Jokowi mungkin tidak menyangka strategi kepung rumahnya (Jokowi) ini digunakan kubu Prabowo," ungkapnya.

Strategi lemahkan lawan

Strategi yang digunakan BPN Prabowo-Sandi dengan mendirikan Sekretariat Nasional (Seknas) dan Posko BPN di dekat kediaman Jokowi dinilai sebagai bentuk propaganda untuk melemahkan lawan.

Agus Riewanto memaparkan, strategi itu dalam psikologi politik tentara yang dikenal dengah psywar, bertujuan sebagai bentuk propaganda untuk melemahkan lawan.

"Jadi dengan cara berada langsung di lokasi dimana lawan (Jokowi) berada di situ (Sumber)," paparnya kepada TribunSolo.com, Kamis (10/1/2019).

Bahkan lanjut Dosen Hukum Tata Negera itu menerangkan, strategi mengepung kediaman Jokowi juga dimaksudkan untuk menunjukkan kepada publik jika Djoko Santoso sebagai orang asli Solo, mampu mempengaruhi pemilih di Solo.

"Jadi pertanggungjawaban Djoko Santoso sebagai Ketua BPN Prabowo-Sandi, juga untuk menunjukkan loyalitasnya kepada kubu Prabowo," terang dia.

Baca: Pernah Salurkan 100 Artis, Bayaran Rp 150 Juta, Robby Abbas Ungkap Ciri-ciri Seleb Prostitusi Online

Baca: Kagumnya Pasukan Elite Inggris SAS saat Lihat Kopassus Beraksi Dalam Latihan Militer Bersama

Baca: Lewati Lembah Mematikan Bernama No Mans Land, RPKAD Buyarkan 3.000 Pemberontak dengan Aksi Mistis

Dia menambahkan, keberadaan Seknas yang hanya berjarak 1 km dan Posko BPN berjarak 300-400 meter dari kediaman Jokowi, diduga untuk melihat langsung gerak-gerik pemilih di Solo.

"Isu-isu apa yang hangat diperbincangkan publik di Solo, untuk merancang desain politik sehingga ditargetkan bisa mempengaruhi pilihannya pada Prabowo," ungkapnya.

Sebelumnya, Posko Seknas Pemenangan Prabowo-Sandi Solo Raya yang hanya berjarak satu kilometer dari kediaman Presiden Jokowi (Sumber, Solo) diresmikan Sandiaga Uno dan sejumlah tokoh, Minggu (30/12/2018) sore.

Sementara Posko BPN Prabowo-Sandi yang hanya berjarak 300-400 meter dari kediaman Jokowi di Jalan Letjen Suprapto, RT 03 RW 08 Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, sudah diresmikan Jumat (11/1/2019).

(TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved