Temuan 4 Fakta Terbaru dari Gunung Anak Krakatau, Ada Retakan yang Bisa Berpotensi Tsunami Susulan

Masyarakat diimbau untuk waspada terkait adanya potenis tsunami susulan setelah di temukannya retakan baru di Gunung Anak Krakatau (GAK).

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Instagram @natgeoindonesia
Erupsi Gunung Anak Krakatau sehari setelah tsunami di Banten 

Bagian badan gunung yang diduga akan longsor karena retakan tersebut, bervolume 67 juta kubik dengan panjang sekitar 1 kilometer.

Volume tersebut lebih kecil dari longsoran yang menyebabkan tsunami pada 22 Desember 2018 lalu, yakni sekitar 90 juta kibik.

"Jika ada potensi tsunami, tentu harapannya tidak seperti yang kemarin, namun kami meminta masyarakat untuk waspada saat berada di zona 500 meter di sekitar pantai," kata dia.

Baca Juga:

Mobil Toyota Avanza Terbaru Akan Diluncurkan, Kabar Pertengahan Januari 2019? ini Gambaran Harganya

Live Streaming Laga Newcastle United vs Manchester United di Liga Inggris, Nonton dengan Cara ini

Kedatangan Cristian Pulisic ke Chelsea Buat Dua Bintang Klub London ini Jadi Tumbal

3. Ditemukan Pendangkalan Dasar Laut dan Kawah Baru Pasca-Erupsi Gunung Anak Krakatau

Anggota TNI saat melakukan pemantauan aktivitas erupsi gunung anak krakatau terlihat dari KRI Torani 860 di perairan Selat Sunda, Banten, Kamis (27/12/2018). Petugas pos pengamatan anak gunung Krakatau mencatat ada sembilan kali letusan dalam satu menit, jumlah ini menurun dibandingkan hari sebelumnya yang terjadi letusan 14 kali per menit. (Tribunnews/Jeprima)
Anggota TNI saat melakukan pemantauan aktivitas erupsi gunung anak krakatau terlihat dari KRI Torani 860 di perairan Selat Sunda, Banten, Kamis (27/12/2018). Petugas pos pengamatan anak gunung Krakatau mencatat ada sembilan kali letusan dalam satu menit, jumlah ini menurun dibandingkan hari sebelumnya yang terjadi letusan 14 kali per menit. (Tribunnews/Jeprima) (Tribunnews/JEPRIMA)

Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) menemukan pendangkalan dasar laut dan adanya perubahan bentuk morfologi Gunung Anak Krakatau.

Mengutip dari Tribun Jakarat, Hal itu ditemukan setelah KRI Rigel-933 melakukan survei hidro-oseanografi dan investigasi di area longsoran Gunung Anak Krakatau, pascaerupsi dan longsoran yang menyebabkan tsunami di perairan Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018).

Selain itu, dengan pengamatan visual radar dan analisis dari citra ditemukan perubahan morfologi bentuk Anak Gunung Krakatau pada sisi sebelah barat seluas 401.000 meter persegi atau lebih kurang sepertiga bagian lereng sudah hilang dan menjadi cekungan kawah menyerupai teluk.

"Pada cekungan kawah ini masih dijumpai semburan magma gunung anak Krakatau yang berasal dari bawah air laut," ujar Harjo dalam keterangannya, Selasa (2/1/2019).

Baca Juga:

KPU Merangin Lantik 48 PPK, Matangkan Pelaksanaan Pileg dan Pilpres Pada April 2019

Kronologi Zainal Warga Bungo Dani Tewas Tersetrum, Potong Kabel Tapi Lupa Cabut Stop Kontak

Ini Alasan BPJS Kesehatan Jambi Tak Lagi Kerjasama Dengan 3 Rumah Sakit dan 1 Klinik Mulai 1 Januari

4. Kondisi Cuaca dan Arah Sebaran Abu Vulkanik

Aktivitas Gunung Anak Krakatau
Aktivitas Gunung Anak Krakatau (Dokumentasi Pokdarwis Pulau Sebesi)

Kondisi cuaca dan sebaran debu vulkanik Gunung Anak Krakatau terus dalam pemantauan Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam akun Twitternya @dwiko_rita pun terus mengupdate kondisi cuaca dan sebaran debu vulkanik Gunung Krakatau setiap jam.

Update kondisi terbaru adalah pada Rabu (2/1/2019) pukul 15.00 WIB.

Data yang diunggah Dwikorita dalam akun Twitter-nya, ditampilkan hasil tangkapan cuaca dari Citra Satelit Himawari dan Citra Radar Cuaca.

Lalu, ada tiga poin yang diumumkan dari hasil rangkuman analisis kedua grafik tersebut.

Baca Juga:

Cinema Sutha UIN Sultan Thaha Syaifuddin Jambi, Mahasiswa Belajar Menjadi Creativepreneur

Pedagang Pasar Talang Banjar Baru Sepi Pembeli, Sebut Pemkot Tak Tegas Tertibkan Lapak di Luar Pasar

Destri Nekat Bobol Toko Pakaian, Curi 30 Lembar Celana Levis Dijual ke Pulau Pandan Rp 50 Ribu

Pertama, pukul 15.00 WIB terpantau ketinggian sebaran debu vulkanik Gunung Anak Krakatau sekitar 4 kilometer di atas permukaan laut.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved