Ngerinya Kekuatan Senapan Serbu Elite TNI, Hingga Cara Unik TNI Berbahasa Jawa Untuk Bahas Senjata

Berbicara kehebatan Tentara Nasional Indonesia, tak lepas dari peralatan dan kelengkapan senjata yang mereka miliki.

Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
Heckler & Koch
Senapan Heckler & Koch 

Mereka bahkan menjadi tampak makin gagah berkat AK-47 yang disandang dalam kondisi siap tembak.

Untuk menunjukkan wibawa dan kharismanya, mendiang pemimpin Al Qaeda yang menjadi buruan nomor satu AS juga kerap tampil dalam foto sambil menyandang senapan AK-47-nya.

Demikian populernya penggunaan AK-47 diperkirakan hingga saat ini jumlah AK-47 yang diproduksi telah mencapai jumlah lebih 100 juta pucuk.

Indonesia sendiri termasuk pengguna AK-47 dalam jumlah besar.

Baca Juga:

Pedagang Pasar Talang Banjar Baru Sepi Pembeli, Sebut Pemkot Tak Tegas Tertibkan Lapak di Luar Pasar

Destri Nekat Bobol Toko Pakaian, Curi 30 Lembar Celana Levis Dijual ke Pulau Pandan Rp 50 Ribu

Cinema Sutha UIN Sultan Thaha Syaifuddin Jambi, Mahasiswa Belajar Menjadi Creativepreneur

Ketika militer RI sedang melaksanakan Operasi Trikora (1960) untuk membebaskan Irian Barat, puluhan ribu AK-47 dibeli dari Rusia.

Demikian banyak AK-47 yang dimiliki oleh TNI, sehingga ketika terjadi peperangan di Afganistan (1988), sekitar 3.000 pucuk AK-47 telah dikirimkan secara rahasia ke Afganistan guna membantu pejuang Mujahidin melawan pendudukan Uni Soviet (Rusia).

Sebenarnya hingga saat ini para personel pasukan TNI sangat menyukai penggunaan AK-47 dibandingkan senjata serbu lainnya.

Apalagi AK-47 memang sudah teruji sangat handal dan jarang sekali macet atau rusak ketika digunakan dalam pertempuran.

Tapi ada keunikan tersendiri ketika AK-47 digunakan oleh pasukan TNI.

Khususnya ketika AK-47 akan ditembakkan karena bisa disetel secara otomatis atau disetel untuk menembakan peluru satu demi satu.

Ilustrasi senapan serbu AK-47 Kalasnikov.
Ilustrasi senapan serbu AK-47 Kalasnikov. ((THINKSTOCKPHOTOS))

Soal keunikan ini, Hendro Subroto, dalam buku Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, mengisahkannya secara khusus.

Untuk menembak secara otomatis maka ada semacam kait yang harus diposisikan pada huruf OB. Sedangkan setelan pada huruf OA adalah untuk menembak satu-satu.

Posisi setelan untuk huruf OB dan OA berada di atas picu.

Kadang untuk mengingat singkatan yang sebenarnya berasal dari bahasa Rusia itu, para prajurit yang kebanyakan berasal dari Jawa tak mau pusing-pusing.

Huruf ‘OB’, agar mudah diingat lalu diartikan ke dalam bahasa Jawa dengan istilah "okeh banget" yang berarti banyak sekali.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved