Reaksi Soeharto Saat Ditemui Mahasiswa yang Setahun Sebelumnya Melengserkan ia dari Kursi Presiden
Reaksi Soeharto Saat Ditemui Mahasiswa yang Setahun Sebelumnya Melengserkan ia dari Kursi Presiden
Pembicaraan berlanjut ke banyak hal. Baik mengenai keberhasilan pembangunan maupun kegagalan, karena orang-orang yang tak bertanggung jawab dalam pelaksanaannya.
Ada jawaban yang diberikan setelah ditanya, tak sedikit pula yang langsung dijelaskannya tanpa ditanya. Mengenai uang simpanan, mengenai yayasan, mengenai KKN, juga. mengenai sikap diamnya di antara hujatan bertubi-tubi.
"Saya diam agar tidak menambah keruh daripada suasana. Saya kuwatir, apabila saya berbicara atau berbuat sesuatu malah akan menimbulkan hal yang tidak diinginkan," tambah Pak Harto seraya tersenyum.
Tidak terasa, percakapan telah berjalan hampir dua jam. Cerita mengenai banyak hal yang pernah dilansir media massa maupun belum, kami dapatkan pagi itu.
Baca Juga:
VIDEO: Edi Purwanto Beberkan Keputusan Chumaidi Zaidi Pasca Jadi Tersangka Dana Ketok Palu
Jasad Bocah Korban Penculikan Terbenam di Dalam Lumpur, Pelaku Pernah Kerja di Ponpes Ayah Korban
Kepanikan Saat Api Menghanguskan Gedung di Kampus ITB
Perbincangan itu kami rasakan sama halnya seorang bapak yang berbicara di depan anak-anaknya, yang tentunya juga diselingi nasihat-nasihat.
Pukul sebelas lewat kami pun mohon diri, pulang membawa pengalaman yang tak terlupakan. Terlepas dari kesalahan dan kekeliruannya sebagai manusia biasa, nama Soeharto pernah tercatat dalam sejarah sebagai Bapak Bangsa.
“Saya tidak dapat mencegah mereka”
Pada saat kami berkunjung, hampir setahun setelah lengser, Pak Harto masih tampak sehat. Badannya memang terlihat urus, katanya itu karena banyak berpuasa. ,
Sebagai warga negara biasa, selain sering menerima tamu, ia juga sering mengunjungi kerabat, juga melakukan kegiatan lain. Memang tidak banyak lagi bekas pembantu dan orang-orang dekatnya yang berkunjung.
Bahkan ada beberapa yang terkesan meninggalkannya. "Yah, mereka punya kepribadian masing-masing. Kalaupun menjauh dari saya, tentu saja saya tidak dapat mencegahnya," katanya singkat.
Ada nada kekecewaan saat Pak Harto menjawab pertanyaan kami mengenai KKN.
"Berbagai kebijakan yang saya keluarkan pada saat menjabat, selalu saya utamakan untuk kepentingan daripada masyarakat banyak. Apabila kemudian lantas ada pelanggaran atau penyelewengan, itu terjadi dalam pelaksanaannya, oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab."
Mantan penguasa Orde Baru yang waktu kami kunjungi hampir berulang tahun ke-78 itu amat kecewa, karena segala masalah KKN selalu dirinya yang dituding.
Sementara ketika ia memerintah, banyak sekali orang yang juga ikut menikmati "kue" pembangunan, dan mungkin saat ini masih banyak yang berkeliaran.
Tapi, nada tegas muncul ketika Pak Harto bercerita tentang yayasan. Ia bilang, beberapa yayasan yang dibentuknya adalah untuk tujuan sosiat.
Apabila ada yang beranggapan bahwa yayasan itu untuk memperkaya diri dan berindikasi KKN karena dapat dengan cepat memperoleh dana, ia dengan- tegas menolak.
"Bagaimanapun dana yang cepat terkumpul tersebut adalah karena metode dan manajemen yang baik. Cepat terkumpul, sehingga dengan cepat pula disalurkan. Dan sekali lagi saya tegaskan, penyaluran dana daripada yayasan itu sepenuhnya untuk tujuan sosial."
Tanpa mengurangi senyum, Pak Harto menyatakan rasa herannya pada orang-orang yang menganggap pembangunan selama ini telah gagal.
"Adanya pelabuhan-pelabuhan untuk kepentingan perdagangan, industri yang berkembang, jalan-jalan raya, rumah sakit, sekolah dan perguruan tinggi yang menghasilkan daripada sarjana-sarjana, bahkan doktor dan proiesor, yang selama ini dirasakan penting dan bermanfaat, masih saja dianggap gagal oleh sekalangan orang."
Pada masa pemerintahannya, Pak Harto berusaha menjaga stabilitas nasional dan politik dengan mempertahankan hanya dua parpol dan Golkar.
Bisa dipahami apabila era multipartai sempat memunculkan kekhawatirannya (kebetulan saat itu masa kampanye Pemilu 1999 hampir mulai).
Persaingan politik yang tidak sehat bisa menimbulkah pertentangan, pertikaian, dan menjurus pada perpecahan.
"Tapi saya tetap berharap, keadaan politik di masa mendatang akan lebih baik." (FX Dimas Adityo. S.S. – Intisari Mei 2000)
Artikel ini sudah tayang di Intisari dengan judul "Ketika Pak Harto Dikunjungi Mahasiswa Setahun Setelah Dirinya Lengser"
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: