Nelayan ini Selamat dengan Cara Tak Disangka, Setelah 3 Kali Diterjang Tsunami Dekat Gunung Krakatau
Nelayan ini Selamat dengan Cara Tak Disangka, Setelah 3 Kali Diterjang Tsunami Dekat Gunung Krakatau
Nelayan ini Selamat dengan Cara Tak Disangka, Setelah 3 Kali Diterjang Tsunami Dekat Gunung Krakatau
TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa tsunami yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) menyisakan cerita mendalam bagi orang-orang yang merasakan dampaknya.
Salah satunya adalah Puji, seorang nelayan yang selamat usai dihantam gelombang tsunami sebanyak 3 kali.
Melansir dari Tribun Lampung, Puji (27) adalah seorang Nelayan asal Desa Kenali, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.
Pada Senin (24/12/2018), ia ditemukan selamat usai mengalami peristiwa dramatis selamat dari tsunami yang nyaris membunuhnya.
Baca Juga:
VIDEO: Gunung Anak Krakatau Siaga Level III, Waspada Tsunami Warga Diminta Hindari Radius 5 Km
VIDEO: Baru 4 Hari Dimakamkan, Nisan Bani Seventeen Hilang Dicuri Orang
Hal Aneh Terlihat dari Buaya yang Melihat Laut, 1 Jam Sebelum Tsunami Banten Menerjang, Tanda Kah?
Kisahnya berawal dari perjalanan Puji untuk mencari ikan dengan perahu bersama dengan teman-teman nelayannya.
Sebelum gelombang tsunami melanda pesisir Lampung Selatan pada Sabtu (22/12/2018).
Pada saat itu, Puji bersama dengan teman-temannya sedang mencari ikan menggunakan perahu jangkung dengan cara bedekatan.

Dalam pengakuannya, lokasi memancing Puji hanya berjarak 2,5 kilometer dari Anak Gunung Krakatau, sebuah jarak yang cukup dekat dengan gunung berapi nan mematikan.
Pada saat itulah, ia mendengar suara reruntuhan, seperti suara letupan.
"Selang lima menit kemudian terjadi gelombang tinggi menghantam perahu kami," kata Puji dikutip dari Tribun Lampung.
Pada saat itulah gelombang tinggi datang dan menerjang tiga kali.
Lalu, pada hantaman pertama, perahu yang mereka tumpangi oleng.
Baca Juga:
Malam Oikumune di Lapangan Kantor Gubernur Jambi, Ratusan Anggota Kepolisian Siaga Untuk Pengamanan
Punya 4 Uang Kertas ini? Segera Tukarkan, Karena Tahun Depan Sudah Tidak Laku Lagi
Lebih dari Sekadar Gym, Ada Kelas Bodycombat Hingga Sauna di Evolve Jambi

Hingga kemudian, pada kesempatan kedua, perahu mereka terguling.
Akhirnya, pada nelayan itu pun tercebur ke laut.
Namun, Tuhan begitu baik, nyawa mereka berhasil diselamatkan karena terdampat di sebuah pulau usai tercebur ke dalam laut.
Baca Juga:
Penetapan Tersangka Ketok Palu APBD Jambi 2018 Apakah Berpoengaruh Terhadap DCT? Ini Penjelasan KPU
Jadwal Lengkap Hiburan Sambut Malam Tahun Baru 2019 di RCTI, SCTV, TransTV, Trans 7 dan GTv
Sama Seperti Seventeen, 5 Band ini Juga Kehilangan Banyak Personilnya dari Kejadian Tragis Lainnya
"Kemudian, gelombang yang ketika membawa arus dan keesokannya, saya terdampar di pulau,"katanya.
"Di sana juga ada teman saya yang juga terdampar, lalu kita diselamatkan kapal motor nelayan yang lewat dan dibawa ke Pulau Sebesi," tambahnya.
Sebelum terdampar di lautran, Puji mengaku terobang-ambing di tengah lautan. Ia terbawa arus dan mencari pegangan kayu, hingga terdampar di sebuah pulau.
Setelah ia diselamatkan kini, ia sudah di bawa pulang ke rumahnya pada Senin siang (24/12/2018).
Baca Juga:
Tiga Pilkada di Jambi dan Adagium Uji Ilmu, Uji Integritas, dan Uji Lobi
Kapolri Sebut KKB Cari Perhatian Dunia Internasional, Genjatan Senjata Terus Dilakukan di Papua
BREAKING NEWS: KPK Tetapkan 13 Tersangka Baru Suap APBD Jambi 2018, Tiga Pimpinan DPRD Tersangka
Status Gunung Anak Krakatau Naik Jadi Siaga, Tsunami Susulan Bisa Terjadi, Warga Diminta Jauhi Pantai
Status Gunung Anak Krakatau baru saja dinaikkan dari waspada level II menjadi siaga level III.
Status tersebut berubah pukul 06.00 WIB seiring dengan meningkatnya aktivitas Gunung Anak Krakatau.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebut, peningkatan status Gunung Anak Krakatau tersebut lantaran masih berlangsung erupsi di kawah gunung.
Pada Kamis (27/12/2018) dini hari, juga terdengar suara dentuman.
Menurut Sutopo, ada beberapa imbauan yang harus diketahui oleh masyarakat terkait peningkatan status Gunung Anak Krakatau.
Satu di antaranya adalah dari PVMBG Badan Gelologi Kementerian ESDM yang merekomendasikan warga dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas di dalam radius 5 kilometer dari puncak kawah.

"Karena berbahaya terkena dampak erupsi berupa lontaran batu pijar, awan panas dan abu vulkanik pekat. Di dalam radius 5 kilometer tersebut tidak ada permukiman," kata Sutopo dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (27/12/2018).
Meningkatnya aktivitas Gunung Anak Krakatau juga dikhawatirkan menimbulkan longsoran bawah laut dan memicu tsunami seperti yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) lalu.
Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk menjauhi area pantai.
"Masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di pantai pada radius 500 meter hingga 1 kilometer dari pantai untuk mengantisipasi adanya tsunami susulan," ujar Sutopo.
Baca Juga:
Inilah Ramalan Peruntungan Shio Naga 2019 Tahun Babi Tanah, Lengkap Dari Asmara Hingga Keuangan
Ada 1 Kg Kokain dan Jenis Lain, Kasus Narkoba yang Diungkap Polda Jambi, Tahun Ini Meningkat
Bikin Pengawalnya Terus Memutar Otak, Begini Sikap Soeharto Saat Diincar Para Sniper di Negara ini
Sutopo juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaannya.
Ia menyarankan untuk tidak percaya informasi yang belum jelas kecuali yang bersumber PVMBG untuk peringatan dini gunung api dan BMKG terkait peringatan dini tsunami selaku institusi yang resmi.
Aktivitas letupan abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terpantau dari udara KOMPAS/RIZA FATHONI
"Jangan percaya dari informasi yang menyesatkan yang sumbernya tidak dapat dipertanggungjawabkan," pungkas dia.
(Acep Nazmudin)
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI JUGA FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: