Penjelasan Arti Habib Menurut Mahfud MD, Banyak Orang Belum Paham
Menurut Mahfud MD, tidak semua sosok yang dipanggil habib adalah keturunan nabi. Ini penjelasannya.
Menurut Mahfud MD, tidak semua sosok yang dipanggil habib adalah keturunan nabi. Ini penjelasannya.
TRIBUNJAMBI.COM - Mahfud MD menuturkan banyak orang tak memahami arti habib.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menuliskan penjelasan tentang arti habib pada cuitan di akun Twitter pribadinya, Rabu (19/12/2018).
Dalam ulasannya, Mahfud MD yang berasal dari Sampang, Madura, menulis bahwa habib adalah sebutan hormat dan sayang kepada seseorang.
Sebut saja rektor, menteri, hingga Dirut PJKA.
Menurut Mahfud MD, tidak semua sosok yang dipanggil habib adalah keturunan nabi.
"Keturunan Nabi sebutannya ada 2: 1) Syarif/Syarifah (jalur Hasan); 2) Sayyid/Sayyidah (jalur Husein)," tulis Mahfud MD.
Masih dalam cuitannya, Mahfud MD juga mengkritik orang-orang yang sok tahu tentang arti Habib lantas menyalahkan orang yang tahu.
Baca Juga:
Kamar Hotel di Belanda Tempat Nia Ramadhani Tidur, Ngeri Tapi Unik
Mayjen Maruli Simanjuntak jadi Danpaspampres yang Baru, Menantu Luhut Panjaitan Ahli Menembak
Disebut Jualan Jilbab Demi Menyambung Hidup,Ternyata Ini yang Dilakukan Istri Saat Zumi Zola Dihukum
Awalnya Hanya bermaksud Mencuri Mobil, Tiba-tiba 4 Pemuda Merudapaksa Wanita Cantik Ini
KH Asep: Tak Memilih Pak Jokowi dan Kiai Maruf Sama Saja Menginjak-injak Kepala NU
Habib, tegasnya, berarti yang terhormat atau tuan, seperti Tuan Hamid.
Ia pun mencontohkan, Bendahara Umum Partai Demokrat, Nazaruddin Muhammad juga dipanggil Habib oleh orang-orang Pasuruan.
"Sekali lagi, yg dipanggil Habib itu blm tentu keturunan Nabi," tegas Mahfud MD.
Cuitan Mahfud MD tersebut menuai respon dari banyak netter.
Termasuk ada yang memastikan bila sebutan Habib belum tentu keturunan Nabi, tapi ada juga yang merupakan nabi.
Tebar Teror, Begini Cara ISIS Jadikan Perempuan Sebagai Penghasil Uang & Budak Seks di Timur Tengah
5 Kasus yang Menyeret Habib Bahar bin Smith, sudah Resmi Ditahan
Cuitan netter ini pun dibalas Mahfud MD yang mengatakan, jika situasi banyak terjadi.
Sebab, habib adalah sebutan sayang dan hormat kepada orang lain.
Meski demikian, yang bukan keturunan nabi pun boleh dipanggil Habib.
"Tp yg bkn keturunan Nabi blh jg dipanggil Habib."
"Yg keturunan Nabi misalnya Sayyidah Uga Wiranto atau Syarifah Najwa Shihab, tergantung apakah jalur Hasan atau Jalur Husein," tulis Mahfud MD.
Selain itu, ada juga netter yang menjelaskan secara rinci, jika gelar Habib tak bisa disematkan kepada setiap sayyid (keturunan nabi).
"Setiap habib harus sayyid, tetapi sayyid belum tentu habib."
"Seorang sayyid tidak bisa mengatakan bahwa dirinya sendiri adalah habib," tulis netter dengan akun My Name Is...???
Terhadap cuitan akun ini, Guru Besar Fakultas Hukum UII Yogya ini pun hanya memberikan emoticon jempol, tanda sepakat.
Di akhir utas, Mahfud MD mengaku kerap dipanggil Habib saat dirinya berkunjung ke Arab Saudi.
Pernah pula dirinya mendapat surat dalam bahasa Arab yang ditujukan kepada Alhabib Mahfud.
Padahal, dia adalah asli keturunan dari Madura.
"Saya saja keturunan wong ndeso di Madura.
Tapi kalau ke Saudi dan ketemu orang sering dipanggil Habib.
Pernah pula mendapat surat dlm Bahasa Arab yg ditujukan kpd Alhabib Mahfud.
Ada juga sih orang biasa yg memang memakai habib, misal, Jenderal Hasnan Habib dan Sdr. Habib Chirzin," pungkas Mahfud MD.
Jejak karier
Prof Dr Mohammad Mahfud MD, SH, SU, lahir di Sampang, Madura, Jawa Timur, 13 Mei 1957.
Dia pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2008-2013 dan Hakim Konstitusi periode 2008-2013.
Sebelumnya ia adalah anggota DPR dan Menteri Pertahanan pada Kabinet Persatuan Nasional.
Mahfud meraih gelar doktor pada 1993 dari Universitas Gadjah Mada. Sebelum diangkat sebagai menteri, Mahfud merupakan pengajar dan Guru Besar Hukum Tata Negara di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta.
Pendidikan
- Madrasah Ibtidaiyah di Pondok Pesantren al Mardhiyyah, Waru, Pamekasan, Madura
- SD Negeri Waru, Pamekasan, Madura.
- Sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) Negeri Pamekasan, Madura
- Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN) Yogyakarta
- Sarjana Hukum Tata Negara, Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
- Sarjana Sastra Arab, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
- Magister Ilmu Politik, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
- Doktor Ilmu Hukum Tata Negara, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
- Profesor Hukum Tata Negara, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
Pekerjaan
- Dosen Fakultas Hukum, Universitas Islam Indonesia (1984–)
- Sekretaris Jurusan Hukum Tata Negara, Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (1986–1988)
- Pembantu Dekan II Fakultas Hukum, Universitas Islam Indonesia (1988–1980)
- Direktur Karyasiswa, Universitas Islam Indonesia (1991–1993)
- Pembantu Rektor I Universitas Islam Indonesia (1994–2000)
- Direktur Pascasarjana Universitas Islam Indonesia (1996–2000)
- Anggota Panelis dan Asesor, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (1997–1999)
- Wakil Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP Partai Kebangkitan Bangsa (2002–2005)
- Rektor Universitas Islam Kadiri (2003–2006)
- Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (2010–)
- Ketua Dewan Penyantun Yayasan Alumni Undip Badan Penyelenggara Universitas Semarang (USM) (2018–)
Jabatan pemerintahan
- Plt. Staf Ahli dan Deputi Menteri Negara Urusan HAM (1999–2000)
- Menteri Pertahanan Republik Indonesia, kemudian Menteri Kehakiman (2000–2001)
- Anggota DPR RI, menempati Komisi III dan Wakil Ketua Badan Legislatif (2004–2008)
- Anggota Tim Konsultan Ahli pada Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Depkum HAM RI (sekarang)
- Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (2008–2013)
- Anggota Dewan PengarahUnit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (2017–2018)
- Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (2018–)
(Dikompilasi dari artikel Tribunnews.com/Sri Juliati dan beberapa sumber)
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
Jarang Terekspose, Deretan Artis yang Menikah Dengan Pria Konglomerat, Tak Kalah Dari Nia Ramadhani
Ahli Gunakan Senjata, Sosok Berpengaruh di Papua ini Mencurigai Ada Mantan TNI-Polri yang Latih KKB
Legenda Danjen Kopassus, Moeng Meski Hanya Bawa Sebilah Pisau, Menang dalam Pertempuran
KH Asep: Tak Memilih Pak Jokowi dan Kiai Maruf Sama Saja Menginjak-injak Kepala NU