4 Bulan Disandera, OPM Malah Berhianat Usai Pesta Adat, Kopassus Bergerak Cepat dan Berakhir Begini
Aksi yang dilakukan Organisasi Papua Merdeka (OPM) rupanya bukan saat ini saja terjadi. Pada tahun 1995, kejadian yang melibatkan OPM
ICRC pun sadar, pesta besar berarti semua akan beres.
GPK benar-benar mau membebaskan sandera.
Dua helikopter carteran dari MAP (Missionary Aviation Fellowship) dan Airfast, mengangkut bahan makanan seperti ubi, sayur mayur, dan lainnya, termasuk 10 ekor babi hidup.

ICRC juga telah menjemput 18 orang kepala suku, serta beberapa orang desa sekitar Geselema.
Sejak pagi 8 Mei, keramaian pesta sudah terasa.
Perwakilan ICRC dari masing-masing negara asal sandera: Indonesia, Belanda, dan Inggris hadir, untuk "menerima kembali anak-anaknya".
Pesta ini memang serius. Upacara berjalan sejak pukul 07.00 sampai 14.00 waktu setempat.
Ke-11 sandera kelihatan-ceria. Inilah hari terakhir menjadi sandera, begitu pikir mereka.
Tanggal itu sudah amat ditunggu bagi Dinda, Lita, Theis, dan Navy – setelah 4 bulan lebih menjadi tawanan GPK.
Tinggal menunggu waktunya saja, ke-4 putra-putri Indonesia itu akan bebas dari penyanderaan rekan sebangsanya.
"Mungkin 400 atau 500 orang ada di pesta itu. Upacara dimulai dengan tarian.
“Setelah semua pihak hadir lengkap, termasuk sandera, babi disembelih. Mereka memanaskan batu, serta menyediakan lubang untuk "menanak" daging hewan dan sayuran.
Penduduk desa berfoto dengan sandera, sambil mengucapkan kata perpisahan.
Malah ada yang meminta jangan lupa mengirim, foto ke Geselema," kenang Henry Fournier, saat itu kepala delegasi regional ICRC di Jakarta.
Setelah itu pimpinan GPK lokal, Kelly Kwalik, tampil berpidato.
Baca: Mr X Umbar Rekaman di Mata Najwa, Andi Darussalam Siap Bongkar Soal Pengaturan Skor Liga Indonesia
Baca: Daftar Runner Pengaturan Skor di Liga Indonesia yang Terbongkar di Mata Najwa PSSI Bisa Apa Jilid 2