Bermula dari Rencana Jahat Usai Pesta Adat, OPM pun Berkhianat! Kopassus Sangat Sigap & Gerak Cepat

Bermula dari Rencana Jahat Usai Pesta Adat, OPM pun Berkhianat! Kopassus Sangat Sigap & Gerak Cepat

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Pasukan Kopassus 

Salah satu di antara mereka berkata. "Tidak! tidak begini. Kami sudah buat perjanjian. Kita sudah berpesta, sudah menyembelih babi. Bahkan sudah sama-sama menyantap makanan pesta itu. Kami akan bicara dengan Kelly Kwalik. Ini tidak baik," katanya.

Sementara hari menjelang senja, suasana makin tak menentu. GPK menyuruh ICRC datang lagi esok hari, untuk menjemput sandera.

Nampaknya, di antara sesama GPK penculik itu terjadi perdebatan. ICRC memutuskan kembali ke pos, untuk membiarkan pihak GPK berdiskusi.

Hari Kamis 9 Mei, ICRC kembali lagi ke Geselema.

Tujuannya mengajak Kwalik berbicara. Pimpinan GPK itu tetap mengulangi tuntutannya, malah meminta senjata api laras panjang.

"Kami sudah tiga bulan +berusaha menjadi penengah misi kemanusiaan ini, tapi di hari terakhir kami dikhianati. Kami ditipu. ICRC menyatakan tak sanggup lagi berdialog dengan GPK," kata Fournier menahan emosi.

ICRC kemudian meminta izin mengirimkan dokter untuk memeriksa sandera.

Soalnya kehamilan Klein makin besar. Juga ada beberapa sandera sakit yang tak mungkin tinggal berlama-lama di hutan.

Baca Juga:

Indonesia Enggan Bernegosiasi dengan KKB di Papua, Wiranto Sampai Sebut Egianus Kogoya Seperti ini

Kalah di Peradilan, Lahan Sekolah SMPN 7 Tanjabtim Terancam Digusur

Manchester United Tunjuk Ole Gunnar Solskjaer, Super Sub yang Persembahkan The Treble Bagi United

Prabowo Subianto saat Menjabat Sebagai Danjen Kopassus
Prabowo Subianto saat Menjabat Sebagai Danjen Kopassus (rmoulsumsel.com)

Empat hari setelah ICRC mundur, gerombolan pengacau itu disergap oleh satuan operasi khusus ABRI yang dipimpin oleh Dan Kopasus Brigjen Prabowo Subianto.

Dalam sekejap, Rabu 15 Mei, sembilan sandera dibebaskan. ‘

Beberapa anggota GPK tewas dan tertangkap.

Sementara Navy dan Theis, meninggal tak tertolong. Musibah ini, membuat banyak orang berduka.

Fournier sebagai warga ICRC menganggap GPK itu sungguh naif.

"Mereka kurang tahu apa yang mereka iriginkan. Juga mereka tak tahu, bagaimana tata cara berhubungan dengan warga dunia luar."

Selain ikut sedih atas meninggalnya Navy dan Theis di lokasi, ICRC juga menyesal.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved