Transkrip Detik-detik Jamal Khashoggi Dibunuh dan Dimutilasi 'Beritahu Bosmu, . . . Misi Terlaksana'
Jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi sempat melawan tim beranggotakan 15 orang yang dikirim untuk membunuhnya.
Pembunuhan Jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi menyita perhatian dunia. Sebabnya nama sang putra mahkota diduga turut terlibat.
TRIBUNJAMI.COM, WASHINGTON DC - Jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi sempat melawan tim beranggotakan 15 orang yang dikirim untuk membunuhnya.
Kejadian tersebut merupakan cuplikan dari transkrip yang berasal dari rekaman bukti pembunuhan jurnalis berusia 59 tahun itu.
Transkrip itu dipaparkan sumber yang menangani investigasi itu seperti dilansir CNN Minggu (9/12/2018), dan menunjukkan eksekusi dari rencana untuk membunuh Khashoggi.
Baca: Resepsi Mewah Lindswell Kwok, Temannya Rasakan Aura Berbeda hingga Tanpa Kehadiran Orangtua
Baca: Bagikan Kabar Bahagia Keluarga Zumi Zola, Sherrin Tharia dan Anak Pasca Putusan 6 Tahun
Baca: Persija Jakarta Juara Liga 1 2018 - 3 Tim Terdegradasi ke Liga 2, Ini Tim yang Naik Kasta
Transkrip dibuka dengan momen ketika Khashoggi memasuki gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober untuk mengurus dokumen pernikahannya.
Menurut penuturan sumber itu, Khashoggi langsung mengenali seseorang yang ada dalam gedung dan bertanya apa yang dia lakukan di sana.

Kemudian muncul suara yang diidentifikasi sebagai Maher Abdulaziz Mutreb, pejabat intelijen di bawah pengawasan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman ( MBS).
Khashoggi mengenali Mutreb karena keduanya pernah bekerja bersama semasa masih menjadi diplomat di Kedutaan Besar Saudi di Inggris.
"Engkau kembali," kata Mutreb.
"Anda tak bisa melakukannya. Ada orang yang menunggu saya di luar," kata Khashoggi menjawab Mutreb.
Khashoggi merujuk kepada tunangannya Hatice Cengiz yang menunggu di luar.
Baca: Ungkap Ancaman Pembunuhan Bambang Suryo Lantaran Bongkar Pengaturan Skor Sepak Bola Indonesia
Baca: Ramalan Zodiak Senin (10/12) - Virgo & Capricorn Semangat Cari Kerja, Aquarius Butuh Liburan
Cengiz sudah diberi tahu untuk menelepon kenalan jika Khashoggi tak muncul.
Pejabat anonim menjelaskan kepada CNN, rekaman menunjukkan Khashoggi sudah dikepung beberapa orang dan momen berikutnya, dia meronta karena tak bisa bernapas.
Dalam versinya, Saudi menjelaskan Khashoggi tak sengaja dicekik.
Namun sumber menuturkan berdasarkan rekaman bukti, yang terjadi adalah sebaliknya.
"Aku tak bisa bernapas," ujar Khashoggi yang diidentifikasi sumber sebagai kalimat terakhirnya diikuti oleh suara-suara lain.
Setelah itu rekaman memperdengarkan suara gergaji di mana Khashoggi mulai dimutilasi pakar forensik Saudi, Salah Muhammad al-Tubaigy.
Selama suara gergaji berlangsung, transkrip mencatat terdapat suara lain di mana Mutreb diyakini melakukan tiga kali panggilan telepon.
"Beri tahu bosmu, apa yang dia perintahkan sudah selesai. Misi terlaksana," ujar Mutreb kepada orang yang ada di telepon.
Saat dikonfirmasi CNN, Saudi memberikan keterangan resmi bahwa mereka sudah mendengarkan rekaman bukti pembunuhan tersebut.
Dalam rekaman yang didengarkan Saudi, tidak ada momen adanya orang melakukan panggilan.
Riyadh mengaku tak tahu jika Turki punya bukti lain.
"Jika memang ada (bukti baru), kami bakal menerimanya. Sejauh ini kami sudah berulangkali mengirimkan permintaan, namun belum mendapat tanggapan," tutur Saudi.
Buntut dari kasus pembunuhan tersebut, Saudi menyatakan sudah menangkap 21 orang, dengan lima orang di antaranya dituntut hukuman mati.
Saudi bersikeras MBS tak terlibat dalam pembunuhan itu meski Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) dilaporkan meyakini perintah membunuh Khashoggi datang dari dia.
Arab Saudi Tolak Serahkan Pelaku Pembunuhan dan Mutilasi Jamal Khashoggi
Arab Saudi menyatakan menolak permintaan Turki untuk melaksanakan ekstradisi kepada pelaku pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Adel al-Jubeir sebagaimana diwartakan AFP dan Sky News Minggu (9/12/2018).
"Kami tidak mengekstradisi warga kami sendiri," kata Jubeir dalam konferensi pers yang menolak menjelaskan di mana para pelaku ditahan.
Jubeir beralasan, otoritas hukum Turki tidak seperti yang Saudi harapkan di mana banyak informasi yang sudah bocor ke media.
"Kami sudah meminta kolega di Turki untuk memberi informasi yang bisa digunakan di pengadilan. Namun, sejauh ini kami belum menerimanya secara pantas," kritik Jubeir.
Pekan lalu, pengadilan Turki mengabulkan permintaan kantor jaksa penuntut untuk menerbitkan perintah penahanan kepada dua petinggi Saudi.

Kedua petinggi itu adalah penasihat bidang informasi Saud al-Qahtani serta Wakil Kepala Intelijen Jenderal Ahmed al-Assiri.
Mereka berdua dilaporkan dekat dengan Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman ( MBS).
Qahtani dan Assiri dipecat setelah pembunuhan Khashoggi mencuat.
Kantor jaksa penuntut Turki meyakini terdapat "kecurigaan kuat" bahwa Qahtani dan Assiri merupakan salah satu pihak yang merencanakan untuk membunuh Khashoggi.
Adapun Presiden Recep Tayyip Erdogan sebelumnya berulangkali meminta Saudi menyerahkan para pelaku untuk diadili di Istanbul.
Baca: 5 Pekerja Kemungkinan Masih di Atas Bukit, KKB Tantang Perang Tanpa Bom dan Helikopter
Baca: Gara-gara Foto Ini, KKB Sebut Jonny Arung sebagai Anak Buah Prabowo Subianto
Istanbul merupakan kota di mana Khashoggi dibunuh di dalam gedung Konsulat Saudi pada 2 Oktober ketika mengurus dokumen pernikahannya.
Sumber dari penyelidik Turki menjelaskan, jurnalis berusia 59 tahun tersebut dibunuh oleh tim beranggotakan 15 orang yang dikerahkan langsung dari Saudi.
Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) dilaporkan meyakini perintah untuk membunuh Khashoggi datang dari MBS.
Kasus pembunuhan tersebut menuai perhatian dunia dengan AS, Perancis, dan Kanada menerbitkan sanksi bagi sekitar 20 warga Saudi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Transkrip Detik-detik Pembunuhan Jamal Khashoggi Terungkap" dan "Saudi Tolak Permintaan Turki Serahkan Pelaku Pembunuhan Khashoggi",