Survei LSI: Elektabilitas Jokowi 53,2 persen Prabowo 31,2 Persen, 10 Isu Hangat Dibicarakan
Peneliti LSI menilai, elektabilitas yang cenderung staganan karena tidak adanya adu gagasan antara tim kampanye masing-masing pasangan calon.
Survei LSI: Elektabilistas Jokowi 53,2 persen Prabowo 31,2 Persen, 10 Isu yang Ramai Dibicarakan
TRIBNJAMBI.COM - Hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia Denny JA (LSI) menunjukkan elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres yang berkontestasi pada Pilpres 2019 tidak mengalami peningkatan yang signifikan atau cenderung stagnan selama dua bulan masa kampanye.
Berdasarkan data strategic room LSI Denny JA, ada 10 isu yang ramai di media sosial dan pemberitaan media online.
Disampaikan, isu hoaks Ratna Sarumpaet, pembakaran bendera, tampang Boyolali, politik sontoloyo, politik genderuwo. Lalu, 4 tahun kepemimpinan Jokowi, janji Esemka, Game of Thrones Jokowi, Sandiaga lompat makam dan Jokowi gratiskan Suramadu.
"Kedua pasangan capres-cawapres sebenarnya mempunyai program yang disukai dan sangat bisa menambah elektabilitas. Tapi tim kampanye kurang mengangkat program itu," tutur Rully.
Baca: 8 Istilah dari Capres Jokowi dan Prabowo yang Viral dan Menuai Kontroversi, Ramai Dibicarakan
Baca: Ferdinand Hutahaean Blak-blakan Ungkap Tak Lagi Dukung Jokowi, Beralih ke Prabowo
Baca: Kesadaran Melapor Kekerasan pada Perempuan dan Anak di Jambi, Juga Meningkat
Berdasarkan hasil survei November 2018, elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf berada pada angka 53,2% dan Prabowo-Sandiaga sebesar 31,2%.
Sementara responden yang masih belum menentukan pilihan sebesar 15,6%.
Peneliti LSI Rully Akbar menilai, elektabilitas yang cenderung staganan karena tidak adanya adu gagasan antara tim kampanye masing-masing pasangan calon.
Menurut Rully, hingga saat ini tim kampanye pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, masih berkutat pada isu-isu sensasional dan tidak substantif.
"Akibatnya dua bulan masa kampanye program dikalahkan isu sensasional yang tidak berpengaruh pada kenaikan elektabilitas," ujar Rully di kantor LSI, Jakarta Timur, Kamis (6/12).
Elektabilitas kedua pasangan, kata Rully, tidak banyak bergerak jika dibandingkan sebelum masa kampanye.
Pada Agustus 2018, LSI mencatat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 52,2% dan Prabowo-Sandiaga 29,5%. Sedangkan responden yang belum menentukan pilihan sebanyak 18,3%.
"Pada September dan Oktober, kami juga merekam naik turunnya suara kedua kandidat. Namun naik turunnya suara kedua pasangan selama masa kampanye tidak terlalu signifikan," kata Rully.
Baca: Hubungan Malaysia-Singapura Memanas, Mahatir: Apa Benar Kami Mencaplok
Baca: Pinjam Uang dengan Modus Jaminkan Mobil Rental, Terdakwa Penipuan Ini Divonis 1,8 Tahun Penjara
Baca: Insentif BPDP-KS Perlu Diperluas ke BUMN, Bisa untuk Bangun Kilang CPO
"Jarak kedua kandidat masih tetap di atas 20% dengan keunggulan Jokowi-Ma'ruf," ucapnya. Rully menilai kedua pasangan calon sebenarnya memiliki program yang diprediksi dapat menambah elektabilitas.
Namun, hingga saat ini, pasangan Jokowi-Ma'ruf belum mengampanyekan program secara maksimal. Begitu juga dengan pasangan Prabowo-Sandiaga.
Seluruh program yang ditawarkan kedua pasangan, tidak ada satupun yang menjadi pembicaraan dan ramai diberitakan oleh media massa.