LIPUTAN KHUSUS
Kondisi Warga Jambi yang Kirim Surat ke Presiden Jokowi, Rumahnya Retak-retak hingga Sakit
Ada getaran, diiringi debu dari jalan berterbangan. Pekatnya debu terasa hingga ke kursi kayu di rumah nenek Hafsah.
Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
"Kami sudah enam kali bikin sumur karena polongan hancur akibat getaran mesin," katanya.
"Lantai juga retak-retak, beberapa bulan lalu kami ada dibantu PLN perbaiki lantai yang retak pas dibongkar ternyata tanahnya amblas sampai dua meter. Itu kami minta ditimbun pakai batu kali karnea takut amblas lagi," sambung Kusmiati.
Dinas pernah ke lokasi
Ia menambahkan setidaknya ada 9 rumah yang mengalami kerusakan di lorong tersebut. Sedangkan di RT 24 ada 20 rumah yang terdampak namun sebagian sudah dibebaskan oleh PLN.
“Masih ada beberapa rumah," ujarnya.
Kondisi ini sudah pernah ia adukan ke Pemerintah Kota Jambi.
"Sudah pernah Pak Sekda waktu itu Pak Fauzi yang sidak kemari. Tapi pas waktu itu tiba-tiba tidak ada truk lewat sampai selesai sidak," ujarnya heran.

Bahkan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) juga sudah ke lokasi untuk memeriksa kadar polusi udara. Tapi, anehnya ketika itu seharian tak ada truk yang melintas, bahkan mesin pembangkit juga tak menyala seharian.
“Kami nanya tapi petugasnya bilang tidak masalah," sambung Kusmiati seraya bilang ketika itu adalah hari libur.
Tak sampai di sana, upaya mereka bahkan sampai di pusat kekuasaan. Pada momen Idul Fitri pada Juni lalu ia nekat datang ke Istana Presiden di Bogor untuk mengikuti opeh house Presiden.
"Waktu itu tidak ketemu, akhirnya cuma nitip untuk Presiden ke staf kepresidenan. Kemarin infonya ada orang kementerian turun. Tapi sampai sekarang tidak ada hasilnya," katanya.
Ia pun berharap masih ada solusi dari pemerintah mengenai kondisi tempat tinggalnya saat ini yang tak lagi menjanjikan kenyamanan.
"Rumah kami ini sudah ada sejak tahun 1960-an PLN baru ada 2013 lalu, itu pun informasinya bukan PLN yang mau dibangun. Makanya kami terkejut, kami sudah ngadu sampai ke Presiden tapi belum ada solusi,” pungkasnya.
Pernah ada pertemuan
Catatan Tribun, pada Juni lalu persoalan ini pernah dibahas bersama. Itu menyusul sejumlah warga dari RT 24,25, dan 26 Kelurahan Payo Selincah, mendatangi DLH Kota Jambi.