Reuni 212 Hari Ini, Guntur Romli Bikin Kritik Dua Tahun 212 di Monas
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli menilai Reuni 212 yang akan digelar, Minggu (2/12/2018).
Singkatnya, kata Boni, dari aspek historis, 212 adalah gerakan politik yang bercampur dengan gerakan moral.
Dari segi waktu, Gerakan 212 semakin aktif menjelang pemilu 2019.
Baca: Yang Hadir di Reuni 212 adalah yang Pro Prabowo dan Anti Jokowi
Baca: 80 Persen Massa Reuni 212 Disinyalir Pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, dan Anti Jokowi
"Berdasarkan apa yang kami amati, menunjukkan bahwa Komunitas 212 memang telah menjadi gerakan kampanye politik yang tidak bisa lagi dianggap sebagai perjuangan moral murni, eskalasi gerakan yang seiring dengan momen kampanye politik yang semakin mendekati waktu pemilihan 2019 mensinyalir 212 sebagai gerakan oposisi yang bertujuan meraih kekuasaan," jelasnya.
Berikutnya, ucap Boni, narasi yang dibangun oleh elite PA 212, membangun propaganda di media sosial dan di media mainstream merupakan narasi kekuasaan.
"Wacana yang diangkat pada umumnya adalah kritik dan serangan terhadap pemerintah dan institusi Negara yang saat ini bekerja," ujarnya.
"Gerakan 212 telah menjadi gerakan oposisi politik yang ingin memperjuangkan kekuasaan dan menghendaki pemerintahan Presiden Jokowi berakhir pada pilpres 2019. Dengan kata lain, Reuni 212 yang akan digelar esok merupakan murni oposisi politik untuk melawan pemerintahan saat ini," tandasnya.
Baca: Reuni 212 di 2 Desember, Gubernur DKI Anies Baswedan Didesak Cabut Izin dan Batalkan Acaranya
Soekarwo Sebut Reuni 212 Lebih Baik Begini
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, melihat reuni 212 yang akan diadakan di Monas, Jakarta, Minggu (2/12/2018), lebih efektif jika hanya diwakilkan oleh beberapa orang saja.
Hal itu dikatakan karena Soekarwo melihat dari berbagai sisi mulai dari keamanan, ketertiban dan keselamatan seseorang.
Menurut Soekarwo, dalam Dua tahun 212 ini lebih baik konten yang ingin disampaikan ke Jakarta lebih baik ditulis dan dititipkan oleh sebagian orang saja.
"Daripada ramai-ramai lebih bahaya," ujar pria yang karib disapa Pakde Karwo, Sabtu (1/12/2018).
Ia menjelaskan, demokrasi yang bagus adalah tergantung dari kontennya.
Dan yang paling penting, kata Pakde Karwo, bagaimana konten tersebut bisa sampai.
"Demokrasi yang sangat bagus adalah kontennya. Itu menjadi lebih produktif,Artifisial terhadap aspirasi tidak harus gerudukan tapi yang paling penting kontennya sampai," pungkasnya.
Baca: Reuni 212, Amien Rais, Fadli Zon dan Fahri Hamzah Nyindir Jokowi. Apa Kata Mereka?
Jokowi Disarankan Tak datang ke Reuni 2012