Gara-gara Air PDAM Sering Mati, Warga di Bungo Sampai Ribut dengan Tetangga
Akibat sering air PAM macet, warga Sahudi pun ada yang sampai bertengkar karena pembagian air.
Penulis: Jaka Hendra Baittri | Editor: Teguh Suprayitno
“Awalnya rumah yang satu sedang bekerja dan rumah di seberangnya mendapat air, kebetulan air hidup dan mereka menggunakan mesin pemompa air. Lalu saat siang setelah mereka dapat air, air mengalir ke sebelahnya, bukan ke rumah seberangnya. Jadi tetangganya tidak dapat air,” katanya.
“Sekarang mereka tidak saling sapa,” tambah Sumiati.
Baca: 278 Pegawai Eselon III dan IV di Jambi Diminta Laporkan Harta Kekayaannya
Sumiati mengatakan dirinya sama dengan seluruh warga di kompleknya, mempunyai bak penampung air yang ekstra.
“Di sini baknya besar-besar semua. Ada juga yang membuat penampungan air di bawah tanah,” katanya.
Selain kawasan pemukiman, kawasan pertokoan di lintas pun sering mengalami mati air. Salah satu pemilik ruko di kawasan simpang PU lama enggan disebut namanya, namun dia mengatakan sering sekali air di tempatnya mati. Dampaknya usaha kuliner yang dijalani harus menambah modal untuk membeli air galon.
“Padahal bayar tiap bulan. Tapi mati juga jadi beli air galon atau tampung air hujan,” ungkap warga Kota Muara Bungo ini.
Baca: Kampanye di Masjid Saat Maulid Nabi, Caleg di Tanjab Timur Dilaporkan ke Bawaslu
Selain kawasan tersebut ada pula di perumahan Permata, Kecamatan Bungo Dani. Sutan salah satu warga setempat mengatakan air sempat mati sampai tiga hari.
"Pada hari ketiga siangnya mengalir," katanya.
Dia mengatakan memang sering air macet. Karena itu dirinya dan beberapa warga perumahan tersebut punya tedmond agar ketika air mati, mereka masih punya cadangan.
"Kalau pun habis masih ada warga yang punya sumur bor dan minta tolong ke sana," ungkapnya.
Baca: 6 Desa di Kecamatan Muara Papalik Tanjab Barat Masuk Daftar Merah Siaga Banjir
Eni selaku warga perumahan Kayla mengatakan air kerannya mati pada tanggal 20 november lalu. “Selamo 2 hari,” katanya.
Eni mengatakan air kerannya sering mati. “Tiap bulan ado bae mati. Biasonyo paling lamo 3 hari,” katanya.
Jik air keran mati terpaksa Eni mengambil air ke rumah keluarga atau tetangga yang punya sumur bor. Kalau sudah mendesak untuk mandi dan cuci piring, dirinya membeli air isi ulang.