Tanpa Kompromi Kopassus, Kopaska dan Marinir Serbu Pembajak Pesawat-Kapal untuk Selamatkan Sandera
Para sandera bisa dibebaskan, setelah Pasukan Khusus Anti Teroris Indonesia tanpa kompromi menyerbu masuk kabin pesawat.
Namun, penyerahan uang tidak dapat dilakukan begitu saja. Ada sejumlah persyaratan dan tata cara penyerahan yang berlika- liku.

Bahkan akhirnya, uang tebusan didrop dengan pesawat terbang selama lima kali ke dek MV Sinar Kudus.
Perompak jelas menolak pembayaran dengan cara ditransfer karena kemudian dapat dibekukan sewaktu-waktu.
Namun dalam keterangan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Senin (2/5/2011), terungkap bahwa pasukan TNI sempat mengejar rombongan terakhir perompak yang turun dari kapal.
Pasukan khusus dari Marinir, Komando Pasukan Katak, dan Komando Pasukan Khusus yang kemudian mengejar para perompak itu.
Empat perompak kemudian ditembak mati dalam pengejaran itu.
"Tindakan ini memberikan pesan kepada dunia bahwa Pemerintah Indonesia sama sekali tak menoleransi pembajakan," ujar Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (2009-2014) Djoko Suyanto (Kompas, 3 Mei 2011).
Djoko mengatakan, opsi militer disiapkan sejak awal.
Pasukan TNI bahkan telah dikirim ke Somalia sejak 23 Maret 2011.
Artinya, ketika selama berminggu-minggu terjadi polemik di media, atau ketika negosiasi sedang berlangsung, diam-diam pasukan TNI sudah dipersiapkan dan diterbangkan ke Somalia.
Perompakan Abu Sayyaf
Kita kembali dikejutkan dengan perompakan terhadap kapal tunda Brahma 12 dan tongkang Anand 12.
Sebanyak 10 warga negara Indonesia telah disandera oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina.

Indonesia tentu menghormati yurisdiksi Filipina.
Namun, ada pula keselamatan warga negara Indonesia yang dipertaruhkan.
Bahkan lebih jauh lagi, ada stabilitas keamanan di kawasan Asia Tenggara yang mulai diganggu.
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, telah menyarankan negosiasi kultural.
Baca: Jadwal Hong Kong Open 2018, Kamis 15 November 2018 - 9 Wakil Indonesia Melaju Ke Babak 16 Besar
Baca: Pantas Maia Klepek-klepek Dibikin Irwan Mussry, Teman Dekat Ungkap Sosok Pengusaha Kaya Itu
Dikutip dari Kompas, Kamis (31/3/2016), Hikmahanto mengatakan, dapat saja Indonesia mempertegas posisinya sebagai negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia sebagai tawaran saat negosiasi.
Namun, di sisi lain, kita apresiasi pula pernyataan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
Beberapa hari lalu, dia menyatakan, "Tentara sudah siap semua, tinggal (keputusan Filipina) di sana. Kalau di sana (Filipina) meminta bantuan, kita masuk," ujar Ryamizard.
Lantas, apa yang sedang dikerjakan tentara kita untuk menghadapi kelompok Abu Sayyaf?
Tampaknya, kita harus membaca ulang berita di harian Kompas, Senin, 30 Maret 1981, berjudul "Pesawat GA-206 Dibajak".
Alinea terakhir bertuliskan, "Oleh karena beberapa sebab, bahan-bahan yang sejauh ini terus dikumpulkan oleh Kompas belum bisa disiarkan".
Jadi kini, tentu saja kesatuan-kesatuan elite dari tentara kita sedang bersiap. Namun, karena ada nyawa 10 WNI yang harus dipastikan keselamatannya, tak elok bila memublikasikan rencana operasi mereka.
Apapun, dari pengalaman, kita tahu Indonesia-tentara Indonesia-tidak pernah kalah melawan pembajakan ataupun perompakan!