Perlahan-lahan Mulai Terkuak Penyebab Lion Air Jatuh, KNKT Ungkap Fakta Baru Misteri Kecelakaan itu

Sebagian puing pesawat Lion Air JT610 dan tubuh korban sudah ditemukan oleh Basarnas yang melakukan pencarain di Tanjung Karawang.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Roda pesawat Lion Air JT 610 di Pelabuhan JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (4/11/2018). Operasi evakuasi pesawat Lion Air penerbangan JT 610 registrasi pesawat PK-LQP beserta penumpangnya yang hatch di perairan Tanjung Karawang akan diperpanjang hingga tiga hari ke depan. 

TRIBNUNJAMBI.COM - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap fakta baru insiden jatuhnya pesawat Lion Air JT610 di Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Basarnas bersama sejumlah relawan hingga saat ini masih mencari korban Lion Air JT610 yang belum ditemukan setelah jatuh di perairan Tanjung Karawang pada Senin (29/10/2018) lalu.

Sebagian puing pesawat Lion Air JT610 dan tubuh korban sudah ditemukan oleh Basarnas yang melakukan pencarain di Tanjung Karawang.

Begitu juga dengan satu bagian kotak hitam yang berisi catatan data penerbangan (FDR) Lion Air JT610.

Basarnas pun memutuskan untuk menambah jangka waktu pencarian korban selama tiga hari hingga 7 November 2018.

Tim DVI Polri juga sudah berhasil mengidentifikasi 27 jenazah penumpang Lion Air JT610.

Sementara itu, dari sejumlah barang yang ditemukan KNKT mengaku telah berhasil mengunduh data penerbangan pesawat Lion Air berjenis Boeing 737 Max 8 ini.

Baca: Begini Sikap Pemilik Lion Air Saat Diminta Keluarga Korban Pesawat Lion JT 610 Untuk Berdiri

Baca: Hendri Sastra akan Beberkan Ada Oknum Pejabat Tanjab Barat Terima Fee Pipanisasi, Siapa Dia?

Dengan ditemukannya potongan pesawat yang besar, bagian roda dan turbin pesawat, misteri jatuhnya Lion Air JT 610 mulai terkuak.

Masyarakat sempat berspekulasi bahwa pesawat Lion Air JT 610 ini meledak di udara dan saat mencapai laut sudah berupa puing-puingnya saja.

Namun, fakta berbeda diungkapkan oleh KNKT setelah melakukan serangkaian penyelidikan penyebab jatuhnya peswat.

Menurut KNKT, pesawat tersebut masih dalam keadaan mesin yang aktif sesaat sebelum jatuh ke laut.

"Mesin dalam keadaan hidup dan putarannya cukup tinggi saat menyentuh air," kata Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono pada Senin (5/11/2018) melansir Tribunnews.com

Data tersebut, didapat KNKT dari investigasi di bagian mesin Lion Air yang berhasil ditemukan oleh Basarnas.

"Dilihat dari hasil temuan itu, mesin dalam keadaan hidup dan RPM tinggi. Mesin berputar tinggi saat menyentuh air," lanjutnya.

Baca: Nasib Tragis Pesepakbola Muda Asal Brasil, Setelah Unggah Foto di Ranjang Akan Perkosa Istri Orang

Baca: MEMORI: Gereja Menjadi Lautan Darah Dibuat Pria Berpakaian Hitam Bersenjata Otomatis

Soerjanto menegaskan bahwa pesawat Lion Air JT 610 tidak meledak di udara.

Investigasi sementara KNKT menunjukkan adanya kemungkinan pesawat hancur saat bertubrukan dengan laut.

"Berbeda ya. Kalau meledak di atas, (sebelum menyentuh air), tentu serpihan pesawatnya luas. Tapi ini tidak. Jadi, pesawat ini jatuh dan hancur saat bersentuhan dengan air," tegas Soerjanto.

Untuk lebih jelasnya, KNKT masih harus menganalisa data unduhan dari kotak hitam Lion Air.

Analisa akan dilakukan mulai hari ini, Senin (5/11/2018). Proses analisa ini akan berjalan cukup lama agar semua data bisa dipastikan validitasnya.

Pihaknya juga berharap data dari kotak hitam itu akan bisa mengungkap penyebab jatuhnya pesawat secara jelas.

Disisi lain, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit Polri Kramat Jati hingga Senin (5/11/2018), berhasil mengidentifikasi 13 jenazah korban pesawat Lion Air PK-LQP.

Baca: Hanya 1,5 Persen Peserta CPNS Tanjab Barat yang Lolos Tes SKD, Berikut Rinciannya

Baca: Daftar Nama Tersangka Penyelundupan Kokain 1 Kg di Jambi, Kapolda Bilang Ada 8 Orang

Komandan Tim DVI Kombes Pol Lisda Cancer mengatakan total, hingga saat ini, Tim DVI Polri telah berhasil mengidentifikasi 27 jenazah.

"Sampai dengan kemarin DVI telah berhasil mengindentifikasi 14 penumpang. Alhamdulillah hari ini lebih dari 10 penumpang berdasarkan hasil sidang rekonsiliasi yang kita lakukan tadi sore," ujar Lisda dalam jumpa pers di RS Polri, Kramat Jati, Senin (5/11/2018).

Berikut 13 nama jenazah yang berhasil diidentifkasi DVI Polri hari ini.

1. Reni Aryanti, perempuan, 51 tahun, berhasul diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;

2. Muhammad Ravi Andrian, laki-laki, 24 tahun, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;

3. Eryanto, laki-laki 41 tahun, berhasil diidentufikasi melalui pemeriksaan DNA;

4. Vera Junita, perempuan 22 tahun, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;

5. Resti Amelia, perempuan 27 tahun, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;

6. Fifi Hajanto, perempuan, 42 tahun, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;

7. Dede Anggraini, perempuan, 40 tahun, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;

8. Petrus Rudolf Sayers, laki-laki 58 tahun, berhasil diidentifikasi melalui sidik jari;

9. Eka Suganda, laki-laki 49 tahun, berhasil diidentifikasi melalui sidik jari;

Baca: Gempa Bumi 5,5 SR Hari ini di Mamasa Sulbar, Getarannya Sampai Terasa ke Makassar & Parepare

Baca: Efek Jangka Pendek dan Jangka Panjang Penggunaan Kokain, Bagi Wanita dan Lelaki

10. Niar R Soegiyono, perempuan 39, berhasil diidentifikasi melalui sidik jari;

11. Sudibyo Onggo Wardoyo, laki-laki 40 tahun, berhasil diidentifikasi melalui sidik jari;

12. Hendra, laki-laki, 39 tahun, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;

13. Mito, laki-laki 37 tahun, berhasil diidentifikasi melalui sidik jari (anggota kepolisian berdinas di Bangka Belitung).

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved